Hari Keluarga Nasional: Momen Tepat Maksimalkan Peran dan Fungsi Keluarga

Oktaviadina Dwi Geminastiti
Mahasiswi Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.
Konten dari Pengguna
30 Juni 2021 14:34 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oktaviadina Dwi Geminastiti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keluarga Harmonis antara Ayah, Ibu, dan Anak. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keluarga Harmonis antara Ayah, Ibu, dan Anak. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia tengah merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang selalu diperingati pada tanggal 29 Juni, setiap tahunnya. Harganas pertama kali diinisiasi oleh Haryono Suyono selaku ketua Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto dan mulai dirayakan sejak tahun 1993. Hari Keluarga Nasional dirasa menjadi momen yang tepat bagi kita untuk memaksimalkan kembali peran dan fungsi keluarga yang saat ini mulai memudar karena pesatnya perkembangan tekonologi. Sebagaimana yang kita ketahui, di era revolusi industri 4.0 saat ini seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia cenderung memusatkan perhatiannya pada penggunaan gadget dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi, tentunya akan mengancam keberadaan dan keharmonisan keluarga itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Coleman dan Cressey (Muadz dkk, 2010:205) keluarga merupakan sekelompok orang yang dihubungkan oleh pernikahan, keturunan, atau adopsi yang hidup bersama dalam sebuah rumah tangga. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Ayah dan ibu dinilai memiliki peran yang penting bagi tumbuh kembang si anak, baik dari aspek fisik maupun psikis sebagai keselarasan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pada pasal 45 disebutkan bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya. Kewajiban tersebut tentunya berlaku sampai si anak kawin atau berdiri sendiri, meskipun perkawinan kedua orang tuanya telah putus. Selain itu, menurut Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 1991 tentang kompilasi Hukum Islam pada pasal 77 disebutkan bahwa suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Keluarga masih menjadi topik yang sangat penting dan menarik untuk dibahas hingga saat ini atau nanti, karena keberhasilan orang tua dalam mendidik anak-anaknya tentu akan berdampak baik pula bagi bangsa ini. Bagaimana tidak, keberadaan keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat ini mempunyai peran yang cukup strategis dan efektif dalam menyambut bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030-2040 mendatang. Keluarga dapat membantu mewujudkan masa depan Indonesia yang baik melalui pembentukan karakter anak-anak mereka. Sejalan dengan hal tersebut, terdapat delapan fungsi keluarga yang meliputi fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialiasi dan pendidikan, fungsi ekonomi serta fungsi lingkungan.

Fungsi Keagamaan

Keluarga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pertama dan utama bagi anak. Dalam hal ini orang tua berperan dalam menanamkan nilai-nilai agama yang baik sekaligus memberikan identitas agama yang dianut kepada anak-anaknya sejak dini. Hal tersebut dilakukan agar anak tidak mengalami kekeliruan pemahaman mengenai agama di masa yang akan datang dan untuk mengajarkan sikap saling menghormati antar umat beragama. Keluarga yang dapat mendidik agama melalui contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap anggota keluarga, khususnya anak-anak.
ADVERTISEMENT

Fungsi Sosial Budaya

Orang tua mempunyai peran yang cukup sentral dalam memperkenalkan anak kepada nilai-nilai sosial budaya yang berlaku di dalam masyarakat kita. Dalam hal ini, ayah maupun ibu dapat menanamkan sifat dan sikap yang baik seperti jujur, sopan santun, tenggang rasa, bertanggung jawab, dan disiplin kepada anak-anak mereka sedini mungkin. Karena dari keluarga lah pada akhirnya anak-anak dapat belajar tentang bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku di dalam masyarakat. Disisi lain, nantinya anak juga mampu membedakan mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik untuk dilakukan.

Fungsi Cinta Kasih

Sejak bayi dilahirkan, sejak saat itu pula ia mengenal kasih sayang dari orang tuanya. Perasaan dicintai dan disayangi ini sangat amat penting bagi seorang anak. Bukan tanpa alasan, perasaan tersebut tentunya akan mempengaruhi kepribadian si anak di masa yang akan datang. Saat ia tumbuh dewasa, seorang anak yang mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang tuanya akan menjadi pribadi yang mampu mencintai dan menyayangi orang lain pula. Hal ini penting dilakukan, karena perhatian yang cukup dari orang tua dapat mengurangi munculnya bibit permusuhan pada diri anak.
ADVERTISEMENT

Fungsi Perlindungan

Idealnya, keluarga harus lah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang anak-anak. Apabila memang terdapat konflik antar suami istri di dalam rumah tangga, hendaknya dibicarakan baik-baik. Jangan sampai anak-anak melihat ataupun mendengar langsung pertengkaran yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Karena bukan tidak mungkin jika nantinya anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang broken home karena merasa tidak aman dan nyaman di dalam lingkungan keluarganya, lalu terjerumus ke dalam lingkaran hitam seperti pergaulan bebas, tawuran, minum-minuman keras, ataupun kenakalan remaja lainnya.

Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi merupakan salah satu tujuan dari mayoritas umat manusia untuk mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah menurut agama dan negara, keluarga menjadi entitas yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap menghargai terhadap lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga. Hal tersebut menjadi penting dilakukan, agar tidak terjadi penyimpangan pada diri anak di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT

Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Perkembangan intelektual dan etika manusia sangat bergantung pada pendidikan di dalam keluarga. Keluarga meletakkan dasar pendidikan bagi anak (pendidikan informal) seperti ajaran tentang cinta kasih tanpa pamrih, kebajikan sosial lainnya seperti keadilan, ketaatan yang sewajarnya dan kepemimpinan yang adil. Keluarga harus menjadi tempat yang nyaman untuk saling belajar dan berkomunikasi secara efektif. Apabila orang tua bisa memposisikan perannya sebagai pendidik yang baik, maka anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik pula.

Fungsi Ekonomi

Situasi dan kondisi ekonomi dalam keluarga biasanya akan mempengaruhi keharmonisan pada keluarga itu sendiri. Maka dari itu untuk membangun situasi dan kondisi ekonomi yang baik, orang tua perlu mengajarkan sikap hemat dan cermat kepada anak-anak mereka sejak dini. Sehingga anak-anak tersebut nantinya dapat tumbuh menjadi seseorang yang mampu mengelola keuangannya dengan baik. Di samping itu orang tua juga perlu mengajari anaknya untuk menabung, agar kelak mereka dapat cerdas secara finansial dan terhindar dari perilaku konsumtif.
ADVERTISEMENT

Fungsi Lingkungan

Keluarga perlu menanamkan gaya hidup ramah lingkungan kepada anak-anaknya sejak dini. Gaya hidup ramah lingkungan yang telah dibiasakan orang tua di rumah mampu membangun karakter peduli lingkungan pada diri anak hingga dewasa. Keluarga dapat memulainya dengan memberikan berbagai macam contoh kecil yang sederhana dan asyik untuk dipraktikkan bersama anak-anak, seperti membuang sampah pada tempatnya, mematikan lampu apabila sudah tidak digunakan, menghemat penggunaan air, dan menanam tanaman bersama di rumah. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, asri, serta nyaman untuk kita ditinggali bersama, tentunya dapat dimulai dari ruang lingkup keluarga.
Delapan fungsi keluarga tersebut merupakan cerminan dari ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang sesungguhnya, yang saat ini sudah jarang kita lihat di dalam keluarga karena pesatnya perkembangan teknologi. Sebagai satu langkah pasti, mari jadikan Hari Keluarga Nasional ini sebagai momentum bagi kita semua untuk memaksimalkan kembali peran dan fungsi keluarga.
ADVERTISEMENT