Meningkatkan Brand di Tengah “Triple Disruption Era”

Oktavian Aristina
Mahasiswi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
19 Mei 2022 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oktavian Aristina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay (https://pixabay.com/images/id-7014655/)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay (https://pixabay.com/images/id-7014655/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa tahun ke belakang, dunia bisnis mengalami “Triple Disruption Era” di mana mereka harus menghadapi 3 ancaman yaitu digital disruption, pandemic disruption, dan millennial disruption. Ketiga gangguan atau fenomena tersebut mengancam seluruh sektor, terutama dunia bisnis. Banyak merek terguncang dan harus mengalami penurunan penjualan. Di era ini bermunculan sesuatu yang tidak terduga secara cepat, tidak terkendali, dan sulit untuk mendeteksi kedatangannya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, triple disruption ini dapat dijelaskan dengan VUCA atau salah satu hal yang mengacu pada lingkungan bisnis yang bergejolak dan tidak seimbang. VUCA ini singkatan dari Volatility (perubahan yang cepat), Uncertainty (perubahan yang menimbulkan ketidakpastian), Complexity (perubahan yang kompleks dan beragam), serta Ambiguity (ketidakjelasan arah perubahan tersebut). Fenomena ini bisa menggambarkan dan merefleksikan mengenai triple disruption era. Disruption bukan hanya mengancam di masa lalu saja, melainkan masa sekarang dan masa yang akan datang. Maka dari itu, seseorang harus memiliki terobosan untuk bisa bersaing di tengah era disruption. Sebuah perusahaan perlu melakukan perubahan untuk menunjang kembali laju pertumbuhan bisnis, salah satunya dengan mengikuti trend pasar.
Zaman sekarang kita tidak hanya bekerja sendiri, menjual brand yang cenderung monoton, atau melakukan promosi hanya mengandalkan satu saluran saja. Anda bisa memanfaatkan teknologi yang ada itu untuk memaksimalkan bisnis, melakukan analisis SWOT, atau bahkan mengikuti trend kerja sama bisnis atau yang sering kita dengar dengan collab. Brand collaboration sebenarnya bukan trend baru namun, strategi ini dinilai efektif untuk meningkatkan penjualan brand. Mereka akan menciptakan sesuatu yang baru melalui collab ini sehingga bisa menggaet market secara luas. Selain bekerja sama, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk meningkatkan penjualan brand di tengah triple disruption era ini.
ADVERTISEMENT
1. Melihat dan mengamati trend pasar
Anda perlu mengetahui dan mengamati trend apa yang tengah hipe dikalangan masyarakat. Amati perubahan apa saja yang muncul di pasar dan kemudian analisis. Dengan ini, Anda akan memiliki modal untuk mengembangkan lagi bisnis Anda lewat trend yang muncul dikalangan masyarakat.
2. Melakukan inovasi brand atau produk
Bisnis Anda tidak akan berjalan lancar apabila Anda stuck pada posisi yang sama. Selera pasar senantiasa berubah, konsumen membutuhkan sesuatu yang baru dan berbeda. Apabila Anda sebagai pebisnis tidak kreatif dan inovatif, maka bisnis Anda perlahan akan mengalami kemunduran dan membuat bisnis kacau tidak terkendali. Untuk itu, Anda harus pintar beradaptasi dan menciptakan sesuatu yang baru agar tidak tertinggal dari kompetitor lain.
ADVERTISEMENT
3. Memanfaatkan teknologi yang tersedia
Sekarang, bisnis tidak bisa berjalan jika Anda tidak menguasai teknologi. Teknologi menuntut Anda untuk melakukan sesuatu yang berbeda, menjangkau pasar lebih luar, serta mempermudah dalam mendekatkan brand Anda dengan konsumen loyal. Gunakan segala saluran untuk memperkenalkan brand kepada audience untuk memaksimalkan penjualan. Dengan teknologi, konsumen akan dengan mudah mendapatkan, mengetahui, dan memilih produk yang perusahaan Anda tawarkan.
Disruption era bukan fenomena yang sembarangan, jika Anda tidak mampu mengontrol dengan baik, mungkin Anda akan kehilangan target pasar dan bisnis semakin melemah. Untuk itu, pahami dan terapkan cara di atas agar bisnis Anda tetap berjalan di era yang penuh kendala.