Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Baret Merah Belanda, Cikal Bakal Pasukan Khusus Indonesia
7 April 2022 20:18 WIB
Tulisan dari Okti Ria Harini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pelatihan dan Pendidikan
School Opleiding Parachutisten merupakan sekolah penerjun payung di Jayapura yang dibuka pasca menyerahnya Jepang pada tahun 1945. Sekolah ini dibuka oleh Pemerintah Belanda untuk kepentingan militer yakni membentuk pasukan terjun payung di Indonesia. Sekolah gagasan Belanda ini tidak hanya diisi oleh orang berkulit putih saja, tetapi masyarakat Indonesia juga turut serta didalamnya. Keikutsertaan masyarakat Indonesia bukan tanpa alasan, Masyarakat Indonesia dipilih atas dasar ketahanan fisik yang dimilikinya. Setelah lulus dari pelatihan di sekolah ini, mereka akan menjadi pasukan elit yang menerima tunjangan gaji setelah menjalankan misi. Pasukan ini dikenal dengan nama Pasukan Baret Merah Belanda.
ADVERTISEMENT
Jenis pelatihan dan pendidikan yang dijalankan adalah pelatihan fisik berat dengan jadwal yang padat. Pendidikan yang dijalankan tidak hanya menuntut mereka untuk terampil dalam terjun payung, tetapi juga dituntut untuk bisa menggunakan berbagai macam senjata. Tujuan mereka diberi pendidikan dan pelatihan adalah untuk melakukan operasi militer.
Keterlibatan Masyarakat Indonesia
Seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa Pasukan Baret Merah tidak hanya berisikan orang berkulit putih saja. Masyarakat Indonesia juga turut terlibat dalam pasukan ini. Masyarakat Indonesia yang terlibat didalamnya berasal dari beberapa daerah seperti Ambon, Maluku, Papua, Jawa, NTT, dan Sumatera. Salah satu masyarakat Indonesia yang terkenal dalam Pasukan Baret Merah adalah Sersan Thomas Nussy yang berperan dalam penugasan mengawal tawanan jepang pada tahun 1949.
ADVERTISEMENT
Peranan Pasukan Baret Merah
Pasukan Baret Merah dibentuk untuk melaksanakan misi perang dan operasi militer. Salah satu contoh operasi militer yang dilaksanakan oleh Pasukan Baret Merah adalah operasi militer pada tahun 1947, tepatnya pada peristiwa Agresi Militer Belanda I. Dalam operasi tersebut terdapat 160 personil Pasukan Baret Merah. Dari 160 personil yang ada kemudian dibagi menjadi tiga peleton yang masing-masing peleton memiliki peranannya masing masing. Peleton pertama bertugas dalam menjaga perbatasan daerah Indonesia dan Belanda, peleton ke-2 dan 3 bertugas untuk melakukan penyerbuan pada gedung pemerintahan Indonesia di Jakarta.
Tidak berhenti disitu saja, Pasukan Baret Merah juga memegang peranan penting dalam Agresi Militer Belanda II, mengatasi pemberontakan di Maluku (RMS), serta pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung.
ADVERTISEMENT
Komando Pasukan Khusus
Pasukan Baret Merah merupakan cikal bakal terbentuknya Komando Pasukan Khusus (Kopassus) milik Indonesia. Kopassus terbentuk pada tahun 1950 yang mana saat itu terjadi pemberontakan Republik Maluku Selatan dengan pimpinannya Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang, dan komandan operasinya adalah Letkol Slamet Riyadi.
Letkol Slamet Riyadi adalah pelopor terbentuknya satuan khusus yang siap dalam situasi apapun. Satuan ini pun resmi terbentuk pada 16 April 1952 dengan nama awal Kesatuan Komando Teritorium III, dan telah beberapa kali mengalami pergantian nama sampai akhirnya pada tahun 1985, satuan ini menetapkan nama menjadi Komando Pasukan Khusus atau lebih dikenal dengan singkatannya yaitu Kopassus.