Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
SDM Masa Kini Yang Didominasi Generasi Z
15 November 2024 14:56 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Oktober Lian Lubis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi zoomer ataupun yang kerap disingkat sebagai “Gen-z”, merupakan sebutan yang terus terdengar dalam bermacam dialog, mulai dari lingkungan pembelajaran, sosial, sampai profesi. Generasi Z adalah generasi pertama yang tumbuh di era digital sejak lahir, tepat nya yang lahir pada kisaran tahun 1997-2012. Sebagai generasi yang menghadapi era globalisasi dan perubahan teknologi, Gen-z dikenal berwawasan luas dan punya pandangan yang lebih terbuka terhadap isu-isu sosial, seperti keberagaman dan kesetaraan.
ADVERTISEMENT
Keberagaman yang dimaksud menghargai dan menerima perbedaan baik dalam hal ras, agama, gender, orientasi seksual, budaya, atau latar belakang ekonomi. Gen-z beranggapan bahwa setiap orang memiliki pandanga unik yang bisa memperbanyak interaksi dan ide-ide baru, sehingga menerima dan menghormati perbedaan itu dianggap penting. Di sisi lain kesetaraan juga diartikan memberikan peluang yang sama kepada semua orang, tanpa diskriminasi.
Generasi Z kerapkali dihadapkan pada ketidakpastian dalam perihal profesi serta ekonomi. Perubahan teknologi yang cepat serta situasi ekonomi yang tidak normal bisa membuat mereka merasa tidak percaya mengenai masa depan mereka. Ketidakpastian ini bisa mengurangi tingkat daya tahan serta menciptakan perasaan takut ataupun terbebani. Situasi ini dibantu oleh minimnya pengalaman langsung. Beberapa gen-z menghabiskan lebih banyak waktu dengan beraktifitas sendiri di dalam ruangan serta tersambung dengan teknologi. Dikutip dari https://tekno.kompas.com Minggu (04/02/2024) awal 2024 (221,5) juta jiwa pengguna internet di Indonesia, gen-z menjadi kelompok paling banyak.
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai pernyataan tersebut, penulis beranggapan bahwa generasi z adalah generasi yang memanfaatkan internet dengan baik. Dimana menunjukkan kreativitas dalam berbagai hal, mulai dari menciptakan konten seperti vlog hingga merintis bisnis kecil-kecil di media sosial, berani berinovasi dan mencoba hal-hal baru yang belum pernah ada sebelumnya, memanfaatkan platform-platform digital untuk menjangkau audiens atau pasar yang jauh lebih luas. Kemampuan ini membuat generasi ini akan sangat berharga di lingkungan kerja yang semakin mengandalkan digital.
Generasi Z berkembang di masa digital yang cepat bertumbuh serta berganti. Suasana serta situasi ini menciptakan generasi yang kontroversial, serta tetap menginginkan ruang dan pengakuan yang sedikit berlainan dengan generasi-generasi lebih dahulu. Mengatur gen-z membutuhkan MSDM yang bisa menguasai nilai-nilai serta preferensi generasi ini. Dengan mencermati karakter nya dan tantangan yang dialami serta mengadopsi pendekatan yang cocok. Manajemen hendak nya bisa membuat ikatan kegiatan yang positif serta mendukung, alhasil pada kesimpulannya perusahaan akan memetik hasil yang positif selaku buah dari menggunakan kemampuan gen-z dengan cara maksimal. Mengatur Pangkal Energi Orang (SDM) dari Gen Z bisa memunculkan tantangan spesial untuk manajemen (Bertsch et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Otonomi dan pengakuan lebih penting
Generasi Z melihat pekerjaan tidak hanya sekedar tempat untuk mencari penghasilan. Bagi mereka, memiliki kendali atas cara mereka bekerja dan diberi kepercayaan untuk membuat keputusan kecil atau besar sangat penting. Gen Z lebih menghargai pekerjaan yang memberi otonomi dan kesempatan berkontribusi secara langsung dibandingkan hanya mengikuti instruksi. Mereka ingin memiliki kebebasan untuk menuangkan ide dan pendekatan baru dalam bekerja. Pengakuan atas usaha dan kontribusi yang diberikan menjadi faktor kunci dalam membangun kepuasaan kerja karena mereka lebih termotivasi ketika diberi kepercayaan untuk mengambil inisiatif dan dihargai atas pencapaiannya, daripada hanya fokus pada gaji atau posisi. Perihal ini dengan cara tidak langsung keinginan yang diharapkan terkabul disaat berada di lingkungan kerja. Manajamen harus memberikan umpan balik yang nyata dan konstruktif pada SDM Gen Z buat menjaga dorongan dan keikutsertaan mereka dalam profesi.
ADVERTISEMENT
Penulis beranggapan bahwa meningkatkan kualitas generasi zoomer dalam dunia kerja adalah kunci untuk membangun tenaga kerja yang bersemangat, loyal, dan produktif. Dengan menerapkan strategi MSDM yang mendukung otonomi dan pengakuan, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan generasi ini akan kebebasan dan pengakuan yang tulus. Strategi ini tidak hanya meningkatkan kepuasaan kerja tetapi juga memperkuat komitmen mereka untuk berkontribusi pada kesuksesan organisasi. Otonomi dan pengakuan, ketika diterapkan dalam kebijakan MSDM, menjadi hal penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan pribadi karyawan. Perusahaan yang memiliki pemahaman tentang keinginan ini tidak hanya akan menarik talenta-talenta terbaik dari kalangan gen-z, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang dinamis, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
ADVERTISEMENT
Penulis menyakinkan bahwa generasi z yang menghabiskan waktu di dunia internet memiliki potensi besar untuk memperkuat karakteristik sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Bukan hanya alat hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan karakter mereka. Platform-platform online memungkinkan gen-z untuk mengikuti kursus, pelatihan, atau bahkan bekerja secara remote yang semuanya memperkuat kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja modern yang serba cepat dan digital. Ini adalah aset penting bagi Indonesia, karena generasi dengan keterampilan digital yang tinggi akan mampu menggerakkan ekonomi digital yang terus berkembang pesat. Dengan memanfaatkan potensi internet secara positif, generasi ini memiliki peluang besar untuk untuk mnjadi penggeraak inovasi dan pembangunan ekonomi kreatif yang diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
ADVERTISEMENT
Penulis adalah mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Santo Thomas Medan.