Konten dari Pengguna

Layanan Internet Starlink Menghebohkan Indonesia

Wisnu Pitara
Profesi sekarang adalah seorang guru di Universitas Sangga Buana. Menulis untuk berbagi baik pengetahuan, pemikiran, maupun bisa saja perasaan serta opini, dalam berbagai hal, bisa dengan topik kesehatan, teknologi, ataupun humaniora. Salam.
23 Mei 2024 16:31 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wisnu Pitara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Layanan Internet Starlink (Dibuat dengan Canva.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Layanan Internet Starlink (Dibuat dengan Canva.com)

Pendahuluan

ADVERTISEMENT
Mulai awal tahun 2024, ada beberapa pembuat video yang mencoba reviu tentang layanan internet Starlink. Layanan internet ini diselenggarakan oleh perusahaan milik Elon Musk yang berpusat di Amerika Serikat menggunakan jaringan satelit. Layanan baru ini diharapkan dapat menjangkau dan meningkatkan cakupan internet, terutama bagi wilayah-wilayah yang masih belum terjangkau jaringan internet. Di artikel ini kita akan mendiskusikan topik tentang layanan internet satelit Starlink ini.
ADVERTISEMENT

Situasi Jaringan Internet Indonesia

Di era digital ini, akses internet sudah merupakan kebutuhan penting, terutama untuk mendistribusikan data dan informasi bagi berbagai kalangan. Berbagai layanan, misalnya berbentuk: tulisan, video, maupun suara, banyak yang membutuhkan adanya jaringan internet. Sudah tentu untuk melangsungkan berbagai layanan dimaksud, membutuhkan jaringan internet, bahkan internet dengan pita lebar (broadband internet).
Berdasarkan keterangan dari Menteri Kominfo, kecepatan internet dengan jaringan kabel yang ada di Indonesia pada tahun 2023 berada pada sekitar 25 Mbps. Rata-rata kecepatan internet dunia ada pada sekitar 50 Mbps. Adapun kecepatan internet dengan jaringan seluler atau nirkabel masih di bawah angka itu.
Menilik angka penetrasi pengguna internet, data menurut APJII pada tahun 2024, dari 278 juta penduduk sebesar 79,5% sudah mendapatkan akses ke jaringan internet.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, dilihat dari sebaran wilayah akses internet, masih sekitar 11% dari wilayah Indonesia wilayah belum dapat terjangkau sinyal internet. Selain itu dari segi kecepatan, masih bervariasi tajam, di mana berbagai daerah belum bisa menjangkau jaringan 4G maupun 3G.

Layanan Sambungan Internet (End Point)

Para pengguna atau konsumen internet bisa menggunakan beberapa layanan dari penyedia layanan internet untuk mendapatkan sambungan ke jaringan internet. Beberapa jenis akses yang biasanya disediakan oleh penyedia layanan internet untuk menyambungkan kepada para pelanggan, yaitu:
• Kabel Tembaga; Jenis sambungan ini merupakan warisan jaringan telepon lama, meskipun masih tersedia tetapi sudah jarang.
• Kabel Serat Optik (fiber optic, FO); Pelanggan disambungkan menggunakan kabel serat optik ke rumah-rumah.
ADVERTISEMENT
• Jaringan Seluler; Akses lewat antena yang ada di dalam gawai (gadget), seperti telepon pintar atau piranti lainnya, ke suatu jaringan antena pengirim-penerima (BTS).
• Antena WLAN; Pelanggan menggunakan antena jenis WLAN untuk menangkap sinyal ke penyedia layanan. Untuk ini sering dibutuhkan tower agar sinyal antara antena pelanggan dengan penyedia layanan tidak terhalang bangunan atau pohon.
• Akses Satelit; Mode ini dilakukan menggunakan antena khusus untuk mengakses sinyal langsung ke satelit-satelit yang sedang mengorbit di atas permukaan bumi.

Layanan Telekomunikasi Satelit

Saat ini terdapat beberapa jenis jaringan telekomunikasi yang dilaksanakan menggunakan sistem satelit, yaitu:

1. Layanan Satelit Tetap (Fixed Satellite Service - FSS):

• Jenis layanan ini digunakan untuk menyelenggarakan komunikasi point-to-point antara dua lokasi yang tetap, misalnya antar menara pemancar seluler atau stasiun bumi.
ADVERTISEMENT
• Jenis FSS biasanya digunakan pada layanan televisi, telepon, dan internet.

2. Layanan Satelit Bergerak (Mobile Satellite Service - MSS):

• Jenis layanan ini digunakan untuk melaksanakan komunikasi antara pengguna bergerak (mobile) dan jaringan darat, misalnya komunikasi: telepon satelit, maritim, atau penerbangan.
• Jenis MSS biasanya menggunakan jenis satelit orbit rendah bumi (LEO), yaitu ketinggian sekitar 160 – 2.000 km di atas permukaan bumi. Layanan internet Starlink adalah jenis ini.

3. Penyiaran Satelit Langsung (Direct Broadcast Satellite - DBS):

• Jenis layanan ini digunakan untuk melakukan siaran atas sinyal televisi atau radio secara langsung ke rumah-rumah tangga, sehingga tidak memerlukan antena parabola yang besar.
• Sistem DBS umumnya menggunakan satelit geostasioner yang mengorbit di atas posisi lokasi tetap pada setiap waktu. Satelit Telkom dan Satria menggunakan jenis layanan ini untuk memancarkan siaran televisi di Indonesia.
ADVERTISEMENT

4. Layanan Satelit Navigasi (Satellite Navigation Service - SNS):

• Jenis layanan ini digunakan untuk mendistribusikan informasi navigasi dan pelacakan koordinat posisi kepada pengguna, seperti GPS, GLONASS, dan BeiDou.
• Jenis SNS umumnya juga menggunakan satelit orbit rendah bumi (LEO) yang mengirimkan sinyal ke para penerima di permukaan Bumi.

5. Layanan Satelit Ilmiah (Satellite Scientific Service - SSS):

• Layanan ini digunakan untuk berbagai penelitian ilmiah dan observasi Bumi, seperti meteorologi, klimatologi, maupun berbagai mengenai studi atmosfer.
• Layanan SSS umumnya menggunakan satelit orbit rendah bumi (LEO) atau satelit geostasioner, tergantung kepada jenis data yang diobservasi.

Satelit Orbit Geostasioner

Jenis Satelit Geostasioner, atau satelit geosinkron, adalah jenis satelit yang mempunyai orbit pada ketinggian sekitar 35.786 kilometer di atas ekuator Bumi. Jenis satelit mengorbit Bumi dengan kecepatan sama dengan rotasi Bumi, sehingga satelit relatif diam terhadap titik-titik yang sama di Bumi.
ADVERTISEMENT

Karakteristik Satelit Geostasioner:

• Orbit: Mengorbit Bumi pada ketinggian 35.786 km di atas ekuator.
• Periode Orbit: 23 jam 56 menit 4 detik (sama dengan periode rotasi Bumi).
• Posisi: Tampak diam di atas titik yang sama di Bumi.
• Jangkauan: Mencakup sekitar sepertiga dari seluruh permukaan Bumi.
• Aplikasi: Digunakan untuk berbagai keperluan, seperti telekomunikasi, penyiaran, navigasi, dan meteorologi.
Satelit LEO (Low Earth Orbit) adalah jenis satelit yang mengorbit Bumi pada ketinggian relatif rendah, yaitu berkisar antara 160 - 2.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
Dengan orbit rendah atau jarak yang dekat ke permukaan Bumi, maka memungkinkan satelit LEO mengorbit Bumi dengan cepat. Satelit jenis LEO mampu menyelesaikan satu orbit dalam waktu sekitar 90 menit saja.
ADVERTISEMENT
Satelit LEO mengorbit Bumi dalam kecepatan tinggi, sehingga satelit LEO mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan satelit geostasioner, seperti misalnya:
• Waktu tunda lebih rendah: Dengan jarak ke Bumi yang pendek, maka waktu tunda menjadi pendek.
• Kapasitas lebih tinggi: Satelit LEO bekerja dengan frekuensi lebih tinggi sehingga dapat mengirimkan data dalam jumlah besar.
• Biaya lebih murah: Dengan jarak orbit yang pendek, biaya peluncuran dan pengoperasian umumnya lebih murah dibandingkan dengan satelit geostasioner.
• Cakupan lebih luas: Dengan menggunakan konstelasi banyak satelit kecil dapat menghasilkan cakupan global yang lebih luas, bahkan termasuk wilayah kutub.
• Jangka waktu pandang lebih pendek: Karena orbit satelit lebih rendah, maka setiap satelit LEO hanya dapat dilihat dari area tertentu di Bumi dalam waktu lebih singkat.
ADVERTISEMENT
• Membutuhkan banyak satelit: Membutuhkan banyak satelit untuk memastikan cakupan wilayah di Bumi yang konstan.
• Kompleksitas operasi: Jumlah satelit yang banyak mengakibatkan pengoperasian jaringan satelit LEO menjadi kompleks dan mahal.

Contoh Penggunaan Satelit LEO:

• Internet: Untuk melayani sambungan internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil dan pedesaan. Jenis ini digunakan oleh internet Starlink.
• Internet of Things (IoT): Untuk menghubungkan perangkat IoT di seluruh dunia.
• Navigasi: Satelit LEO digunakan untuk sistem navigasi seperti GPS dan GLONASS.
• Penyiaran: Untuk menyiarkan sinyal televisi dan radio secara langsung ke rumah tangga.
• Internet Puskesmas: Kementerian Kesehatan RI sangat berharap layanan internet Starlink untuk menghubungkan puskesmas-puskesmas yang masih belum terjangkau oleh layanan konvensional.

Kecepatan Layanan Internet Starlink:

• Beberapa pengguna sudah mencoba layanan internet Starlink dengan tes kecepatan dan mendapatkan kecepatan unduhan sebesar 200 Mbps dan kecepatan unggahan 30-an Mbps.
ADVERTISEMENT
• Kecepatan tentu juga bervariasi, termasuk harus bebas dari halangan seperti gedung dan pepohonan yang menghalangi pandangan antena ke konstelasi satelit.

Arsitektur Layanan Internet Starlink: Jaringan Satelit LEO

Jaringan internet Starlink menggunakan konstelasi satelit-satelit LEO (Low Earth Orbit) yang diluncurkan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, yang berpusat di Amerika Serikat.
Tujuan Starlink adalah menyediakan internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia, termasuk bagi daerah-daerah terpencil dan pedesaan yang belum terjangkau oleh layanan internet konvensional.

Sistem Internet Starlink:

• Satelit: Starlink terdiri dari lebih dari 5.000 satelit kecil yang mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 550 kilometer. Diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan mencapai 12.000 satelit.
• Stasiun Bumi: Terdapat berbagai jaringan stasiun bumi di seluruh dunia yang digunakan untuk berkomunikasi dengan satelit dan sambungan internet.
ADVERTISEMENT
• Router: Starlink menggunakan router yang dipasang di rumah atau bisnis pengguna untuk menerima sinyal dari satelit dan menyediakan konektivitas internet ke devais pengguna.

Cara Kerja Layanan Internet Starlink:

1. Pengguna: Pengguna memesan layanan Starlink secara daring dan menerima router Starlink.
2. Satelit: Satelit Starlink mengorbit Bumi dan mengirimkan sinyal internet ke router pengguna.
3. Router: Router Starlink menerima sinyal dari satelit dan menerjemahkannya menjadi koneksi internet yang dapat digunakan oleh devais pengguna.

Kelebihan Layanan Internet Starlink:

• Jangkauan luas: Starlink dapat menjangkau daerah terpencil dan pedesaan yang mungkin belum terjangkau oleh layanan internet tradisional.
• Kecepatan tinggi: Starlink dapat memberikan kecepatan internet hingga 20 Gbps.
• Latensi rendah: Starlink memiliki latensi yang rendah, yang membuatnya ideal untuk aplikasi real-time seperti game dan video streaming.
ADVERTISEMENT
• Keandalan tinggi: Starlink dirancang untuk tahan terhadap kondisi cuaca buruk dan gangguan.
Layanan internet Starlink menyediakan 3 jenis layanan kepada para pelanggan, yaitu:
• Residensial; Layanan ini diperuntukkan bagi kalangan pengguna yang relatif menetap, misalnya di rumah atau kantor.
• Jelajah; Layanan ini cocok bagi pengguna yang sering berkegiatan berpindah lokasi pada saat menggunakan dengan internet.
• Kapal; Layanan ini diperuntukkan untuk komunikasi kapal di laut.

Penutup

Starlink telah menyediakan gerbang baru telekomunikasi berbasis setelit, dengan memberikan konektivitas internet kecepatan tinggi bagi masyarakat, bahkan di daerah terpencil sekalipun.
Meskipun masih terus dalam pengembangan, Starlink menunjukkan potensi besar dalam melakukan transformasi cara kita berkomunikasi dan mengakses informasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun masih terdapat tantangan seperti biaya, polusi cahaya, dan dampak terhadap astronomi, Starlink berpotensi menjadi solusi telekomunikasi yang inklusif dan andal di masa mendatang.