Moomba Carnival, Sarana Eksistensi Budaya Indonesia di Melbourne

Oldrin Lawalata
Yellow to Red
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2018 22:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oldrin Lawalata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Melbourne, ibukota Negara Bagian Victoria, Australia yang juga kota yang 5 kali mendapat predikat sebagai 'the most livable city in the world' mungkin tidak asing lagi di telinga kita semua. Victoria sendiri memiliki keunikan sebagai negara bagian yang telah sangat maju dalam program multikultural sehingga sangat kuat dalam mengakomodir beragam kebudayaan dari komunitasnya negara perantau.
ADVERTISEMENT
Peringatan terhadap semangat multikulturalisme tersebut dilakukan dengan penyelenggaraan Moomba Festival oleh Pemerintah Kota Melbourne sejak. tahun 1955. Festival ini merupakan kelanjutan dari karnaval dan pertunjukan dengan judul “an Aboriginal Moomba” atau “Out of the Dark” untuk menyambut kedatangan Ratu Elizabeth II di Australia pada tahun 1954.
Festival melalui melalui rangkaian karnaval, pertunjukan budaya, pasar malam, serta kegiatan lainnya beberapa titik di Kota Melbourne melibatkan seluruh elemen pemerintah, organisasi masyarakat serta komunitas serta menjadi ajang berkumpul bagi masyarakat dengan latar belakang kebangsaan, agama dan budaya.
Hari pertama pembukaan Moomba Festival selalu didahului dengan karnaval yang biasaya bertepatan dengan "Victoria Labor Day" hari libur resmi di Negara Bagian Victoria. Karnaval dimulai dari pertigaan St. Kilda Road dan Toorak Road bagian selatan Melbourne dengan jalur atraksi sepanjang 3 km jalur karnaval yang berakhir di South Bank Area.
ADVERTISEMENT
Karnaval ini diikuti oleh ribuan peserta yang yang tergabung dalam lebih dari 100 grup yang merupakan perwakilan organisasi pemerintah, organisasi masyarakat dengan latar belakang budaya.
Kegiatan juga menjadi ajang yang ditunggu oleh masyarakat Melbourne ini, pada beberapa tahun belakangan ini, disaksikan langsung oleh jutaan penonton yang berasal dari kota Melbourne dan kota-kota lain di negara bagian Victoria. Selain itu, karnaval ini juga menjadi daya tarik wisata tahunan yang disaksikan oleh wisatawan dari negara bagian lainnya di Australia serta dari negara lainnya.
Komunitas Indonesia di Victoria yang terdiri dari 61 organisasi masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, profesi, dan latar belakang lainnya juga selalu menunjukkan eksistensinya melalui keikutsertaannya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, setiap tahunnya, salah satu organisasi masyarakat Indonesia ditunjuk untuk menjadi koordinator yang akan membantu melakukan persiapan melalui pemilihan perwakilan dari beberapa organisasi masyarakat Indonesia di Victoria yang akan berpartisipasi untuk mengisi spot 75 orang peserta yang disediakan oleh Panitia.
Semangat untuk terus menunjukkan eksistensi dan keragaman budayanya mengakibatkan masyarakat Indonesia secara cuma-cuma berpartisipasi yang dapat memperkaya parade komunitas Indonesia. Beberapa peserta, memakai koleksi pribadi baju daerah yang dimilikinya. Selain itu seluruh peralatan musik dan peralatan karnaval lainnya juga merupakan koleksi organisasi masyarakat.
Mengingat animo tersebut, koordinator grup karnaval Indonesia berkoordinasi dengan organisasi masyarakat lainnya melakukan pemilihan tema serta pengaturan perwakilan dari organisasi masyarakat yang akan tampil, serta pemilihan budaya Indonesia yang akan dipertunjukkan, lengkap dengan atraksi musik dan tarian yang akan ditunjukkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini untuk memastikan kerapihan serta optimalitas keterwakilan dari masyarakat Indonesia serta pesan ingin ditunjukan oleh komunitas Indonesia di jalanan kota Melbourne tempat Karnaval berlangsung.
Antusiasme yang sama juga ditunjukan pada Moomba Festival 2018. Perwakilan Komunitas Indonesia yang berpartisipasi telah bersiap siap di KJRI Melbourne mengingat acara akan dimulai pada pukul 8 pagi. Pukul 8.15 Komunitas Indonesia mulai melakukan parade dari garis start.
Mahasiswa Indonesia asal Provinsi Papua memimpin barisan komunitas Indonesia dengan menggunakan baju daerah Papua serta memegang Bendara Merah Putih diikuti oleh perwakilan komunitas Maluku, Papua serta Nusa Tenggara berada pada baris kedua.
Grup Komunitas Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan juga ikut serta di belakangnya yang kemudian bersama dengan Gamelan Bali dari Mahedra Bali. Di bagian belakang, perwakilan masyarakat Indonesia dari daerah Sumatera menampilkan atraksi di mana ditutup oleh Grup Tari Saman Melbourne.
ADVERTISEMENT
Parade masyarakat Indonesia mendapat sambutan dari pengunjung yang berada di sepanjang jalan parade dilaksanakan. Musik Gamelan Bali yang menghentak sangat menarik perhatian para penonton yang kemudian mengarahkan pandangannya kepada keragaman budaya yang ditunjukkan melalui pakaian daerah yang ditunjukkan oleh grup musik Indonesia. Hingga tiba di garis finish, Grup Parade Indonesia selalu menjadi salah satu pusat perhatian dari masyarakat publik, bersama dengan grup Parade dari Komunitas Tiongkok dan India.
Sambutan hangat mengenai budaya Indonesia Indonesia ternyata bukan hanya diberikan pengunjung pada Moomba Karnival. Masyarakat Indonesia juga turut aktif dalam parade lainnya di Victoria.
Pada beberapa festival multikultural di Negara Bagian Victoria seperti di kota Geelong dan Bendigo, Komunitas Indonesia bahkan mendapatkan predikat sebagai peserta terbaik. Selain itu, komunitas Indonesia juga berpartisipasi Australia Day Parade setiap 26 Januari, Clayton Festival dan Oakleigh Festival.
ADVERTISEMENT
Sambutan hangat terhadap penampilan Komunitas Indonesia tersebut tidak terlepas dari antusiasme dan kerjasama masyarakat Indonesia di Victoria dalam menunjukkan eksistensi komunitas dan budaya Indonesia. Hal ini merupakan hal yang perlu diapresiasi sebagai potensi promosi budaya dan pariwisata Indonesia.