Konten dari Pengguna

Singkatan Gaul Anak Zaman Sekarang

Olivia Averil Aurellya Putri
Mahasiswa Prodi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
27 Oktober 2021 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Olivia Averil Aurellya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi remaja sedang berbincang (sumber: Pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi remaja sedang berbincang (sumber: Pexels.com)
ADVERTISEMENT
“Eh lo gabut ya?”
“..... itu pendapat gue ya CMIIW”
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian anak zaman sekarang sudah tidak asing lagi dengan kalimat tersebut, kata seperti gabut, baper, CMIIW, sudah menjadi bahasa gaul sehari-hari mereka, kosakata tersebut banyak ditemukan di beberapa sosial media sehingga sering digunakan remaja untuk saling berkomunikasi, terlebih dalam kehidupan sehari-hari. Pola pikir dari remaja sekarang jika tidak menggunakan bahasa gaul maka akan tertinggal dengan kemajuan zaman.
Seperti Gigi (bukan nama sebenarnya) pada saat itu ia sedang berkomunikasi lewat WhatsApp dengan seorang teman sekelasnya yang bernama Santi (bukan nama sebenarnya)
"Gue gabut nih jalan yok" ucap Santi
"maksudnya? aku gangerti" jawab Gigi
"sumpah lo gatau gabut? gaul makannya ayok main biar lo ga kudet " ucap Santi
Kejadian tersebut menggambarkan seolah-olah apabila kita tidak tau singkatan gaul tersebut kita ketinggalan zaman, padahal seseorang mengetahui atau tidaknya bahasa gaul tidak menentukan bahwa dirinya paling gaul atau tidak. Bahasa gaul sekarang ini banyak kita temui di berbagai media sosial seperti contohnya Telegram, dalam telegram kita bisa berkomunikasi dengan menjangkau lebih banyak dari jumlah kontak yang kita simpan, selain itu terdapat juga fitur anonymous chat, fitur tersebut bisa digunakan ketika kita ingin berkomunikasi tanpa diketahui identitasnya. Ketika pertama kali mencoba anonymous chat ada beberapa kata yang biasanya digunakan seperti ‘askot’, ‘bocil’, ‘cmiw’, ‘kirkon’, dan beberapa kata lainnya.
ADVERTISEMENT
Fitur grup di telegram yang dapat menjangkau banyak orang juga dimanfaatkan sebagian orang untuk membuat grup jualan. Di grup jualan juga ada beberapa bahasa gaul seperti folls yaitu penyingkatan dari followers dan japri yang merupakan kata lain dari personal chat. Bahasa gaul ini hanya dapat dipahami oleh sebagian orang yang mengerti, jika tidak mengetahui artinya maka akan kesusahan dalam memahami maknanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa gaul juga sering digunakan dalam berkomunikasi. Kalimat-kalimat yang digunakan biasanya berstruktur tunggal. Susunan kalimatnya menjadi lebih pendek dan mempermudah dalam menulis kalimat yang panjang, tetapi sering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Seperti kata “memang” yang merupakan kosakata bahasa Indonesia dibuat menjadi emang, lalu kata “tidak” dibuat menjadi kagak. Adanya kata baru ini dapat terjadi karena penyerapan dari beberapa bahasa yang digunakan masyarakat Indonesia. Kata yang biasanya digunakan oleh masyarakat betawi juga semakin meluas seperti penggunaan kata lo dan gue. Kata-kata ini mungkin wajar jika digunakan antar remaja tetapi tidak sopan jika digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahasa gaul yang sudah banyak digunakan oleh para remaja dapat menurunkan eksistensi Bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadi kehilangan kata baku dan tidak lagi menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dengan baik dan benar. Dengan semakin maraknya bahasa gaul akan menjadi potensi bahasa indonesia diremehkan dan tidak ada lagi kata baku yang dapat diketahui oleh anak di masa depan. Seiring waktu, akan memudarkan rasa bangga terhadap penggunaan bahasa Indonesia akibat merasa ketinggalan zaman jika tidak mengetahui bahasa gaul. Maka dari sekarang, pentingnya untuk menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa nasional yang dapat digunakan berkomunikasi secara efektif. Walaupun kita mengetahui tentang bahasa gaul, tetapi tetap ditekankan untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Tidak perlu khawatir untuk dianggap tidak gaul karena yang terpenting adalah kecintaan kita terhadap bahasa indonesia untuk menjaga dan melestarikannya.
ADVERTISEMENT