Konten dari Pengguna

Konsumsi Kafein dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Mahasiswa: Fakta atau Mitos

Olivia Putri Agusta
Mahasiswi di Universitas Airlangga
30 Desember 2024 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Olivia Putri Agusta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kafein sangat populer di kalangan mahasiswa karena berbagai alasan yang berkaitan dengan kebutuhan untuk tetap terjaga, meningkatkan fokus, dan mengurangi rasa lelah, yang seringkali terjadi selama masa ujian, tenggat waktu tugas, atau periode stres akademik.
ADVERTISEMENT
https://ketahananpangan.semarangkota.go.id/v3/portal/page/artikel/Kopi-Sebabkan-Tulang-Keropos
zoom-in-whitePerbesar
https://ketahananpangan.semarangkota.go.id/v3/portal/page/artikel/Kopi-Sebabkan-Tulang-Keropos
Berdasarkan studi yang diterbitkan oleh Journal of Caffeine Research (2021), sekitar 80% mahasiswa di seluruh dunia mengonsumsi kafein dalam bentuk kopi sebagai bagian dari rutinitas harian mereka untuk meningkatkan fokus atau mengurangi rasa kantuk. Selain memiliki manfaat yang beragam, kafein dapat diolah menjadi berbagai menu minuman. Dengan cita rasa yang nikmat, minuman berkafein, seperti kopi, sangat dinikmati berbagai kalangan usia, terutama mahasiswa.
Kafein adalah stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia, yang ditemukan secara alami dalam biji kopi, daun teh, biji kakao, dan tanaman lainnya. Sebagai senyawa psychoactive, kafein bekerja dengan cara menghambat reseptor adenosin di otak, yang bertanggung jawab untuk membuat tubuh merasa lelah dan mengurangi tingkat kewaspadaan. Dengan menghalangi adenosin, kafein meningkatkan sekresi neurotransmiter seperti dopamin dan norepinefrin, yang berkontribusi pada peningkatan kewaspadaan, fokus, dan energi.
ADVERTISEMENT
Meskipun kafein dapat memberikan manfaat kognitif dalam jangka pendek, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, gangguan tidur, dan kecanduan.
Di dunia perguruan tinggi, mahasiswa sering kali menghadapi beban tugas yang berat, ujian, serta tekanan untuk berprestasi. Banyaknya tekanan akademik mendorong mahasiswa untuk terus dapat menjaga produktivitas mereka. Dalam dunia pendidikan yang kompetitif, banyak mahasiswa mengandalkan kafein sebagai alat untuk tetap terjaga dan mempertahankan energi selama berjam-jam belajar atau mengerjakan tugas.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Haskell et al. (2005) menemukan bahwa konsumsi kafein dapat meningkatkan kinerja dalam tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi dan waktu reaksi cepat, seperti ujian atau tugas yang membutuhkan pemecahan masalah. Mereka menunjukkan bahwa konsumsi kafein dapat memberikan manfaat langsung untuk meningkatkan kinerja akademik dalam waktu singkat, namun dengan catatan bahwa toleransi individu terhadap kafein dapat bervariasi.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain yang diterbitkan oleh Journal of Cognitive Enhancement (2020) menyimpulkan bahwa konsumsi kafein dalam dosis moderat (sekitar 200 mg atau setara dengan segelas kopi) dapat meningkatkan konsentrasi, peningkatan ingatan jangka pendek, dan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kognitif. Namun, konsumsi berlebihan, seperti lebih dari 400 mg per hari, dapat menyebabkan penurunan kinerja kognitif dan kualitas tidur.
Namun, meskipun kafein dapat memberikan keuntungan jangka pendek dalam hal produktivitas, jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan efek samping, seperti gangguan tidur, kecemasan, atau penurunan kualitas belajar dalam jangka panjang.
Konsumsi kafein yang tinggi, terutama dalam beberapa jam menjelang tidur, dapat memengaruhi kualitas tidur mahasiswa. Gangguan tidur ini bisa menurunkan kinerja kognitif mereka keesokan harinya, meskipun mereka merasa lebih terjaga dan produktif pada malam hari. Ini menunjukkan bahwa meskipun kafein dapat memberikan dorongan energi, dampak jangka panjangnya terhadap tidur dapat merugikan.
ADVERTISEMENT
Konsumsi kafein yang berlebihan dapat memperburuk kecemasan dan gangguan tidur, yang justru berisiko menurunkan kualitas produktivitas akademik secara keseluruhan.
Referensi:
Nehlig, A. (2016). Interactions between caffeine and the central nervous system: The current state of knowledge. Caffeine, 14(2), 9-13.
American College of Sports Medicine. (2021). Caffeine consumption and sleep patterns: Implications for academic performance. ACSM Report.
Haskell, C. F., Kennedy, D. O., Wesnes, K. A., & Scholey, A. B. (2005). Dose dependent changes in cognitive performance and mood following acute caffeine administration. Nutritional Neuroscience, 8(4), 183-190.