Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
ASN dan Nilai-Nilai BerAKHLAK
19 Mei 2022 21:22 WIB
Tulisan dari Ihsanira Dhevina Enggarratri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat di hari Pendidikan Nasional beberapa waktu lalu, pada Instagram Presiden Republik Indonesia (Senin, 2/5) tertera, melalui pendidikan kita menempuh jalan panjang untuk membangun identitas, karakter, dan martabat bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tampak jelas bahwa identitas, karakter dan martabat bangsa sebagai tiga hal prioritas dalam pengembangan masa depan Indonesia. Tentu saja, pembangunan identitas, karakter dan martabat bangsa bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dunia pendidikan. Dengan kata lain, identitas, karakter dan martabat bangsa terbangun dengan tidak hanya menunggu sektor pendidikan menghasilkan generasi Indonesia yang berpegang dan bangga dengan identitas bangsanya, berkarakter terpuji dan bermartabat yang agung. Masa depan Indonesia juga menjadi tanggung jawab bersama - seluruh warga negara - apapun latar belakangnya.
Secara singkat, identitas nasional dapat diartikan sebagai kesatuan nilai yang ada di Indonesia. Nilai-nilai yang memperlihatkan ciri khas yang berbeda dengan bangsa lain. Identitas nasional dalam kehidupan bangsa dan negara adalah Pancasila yang aktualisasi nilai-nilainya tercermin dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dari nilai-nilai yang ada yang juga berpadu dengan kearifan lokal, akan berkembang menjadi kepribadian dan membentuk karakter suatu bangsa. Karakter terpuji seperti diantaranya, jujur, disiplin, mandiri, kreatif, bekerja keras dan cinta tanah air. Karakter bangsa yang terpuji selanjutnya membentuk martabat atau kehormatan bangsa.
ADVERTISEMENT
Namun, hal yang perlu disadari bahwa sektor pendidikan bukan hanya satu-satunya sektor andalan dalam membangun identitas, karakter dan martabat bangsa. Ada sektor lain yang juga memiliki peran strategis yaitu, birokrasi. Birokrasi dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola negara, secara langsung maupun tidak memiliki peran dalam membangun karakter para birokratnya.
Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN menyatakan bahwa ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Singkatnya, kedudukan dan peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Tanggung jawab inilah yang akan dapat terlaksana dengan baik apabila dilaksanakan oleh sosok yang memiliki karakter yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
ADVERTISEMENT
Pembentukan nilai-nilai dasar sebagai penunjang karakter ASN sejak lama telah menjadi perhatian. Tonggak terbaru telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia dan pencanangan nilai-nilai dasar BerAKHLAK yang dituangkan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding ASN. Nilai-nilai dasar atau core values bagi ASN Indonesia ini terdiri dari enam nilai dasar dalam akronim AKHLAK. Diawali dengan Ber yang memiliki makna Berorientasi Pelayanan dan diikuti dengan AKHLAK sebagai singkatan dari Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
Nilai-nilai dasar inilah sebagai pedoman dalam berfikir, bertutur dan bersikap serta berperilaku, yang diberlakukan kepada seluruh ASN Indonesia.
Berorientasi Pelayanan dimaknai dengan memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti. Secara singkat, panduan perilaku dari keenam nilai adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
(1) Akuntabel - melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dengan integritas tinggi;
(2) Kompeten - meningkatkan kompetensi diri demi menghadapi tantangan yang cepat berubah dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik;
(3) Harmonis - menghargai orang lain apapun latar belakangnya;
(4) Loyal - memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara;
(5) Adaptif - cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan dengan semangat berinovasi dan bertindak proaktif;
(6) Kolaboratif – siap bekerja sama dan berkontribusi dengan berbagai pihak.
Dengan adanya satu core values ASN diharapkan sebagai pendorong pembentukan karakter ASN yang profesional. Hal ini sesuai dengan arah RPJM IV 2020-2024 kepada terbentuknya SMART ASN guna mewujudkan SMART Governance dan World Class Government. Selain pembentukan karakter melalui nilai BerAKHLAK, dibuat pula employer branding ASN yaitu, “Bangga Melayani Bangsa”.
Dengan demikian, jelaslah pembangunan identitas, karakter dan martabat bangsa juga melalui pembentukan birokrasi yang didukung oleh karakter birokrat yang bangga melayani bangsa.
ADVERTISEMENT
Tentu nilai BerAKHLAK harus dipahami dan diinternalisasi sebagai bagian dari kepribadian seorang ASN yang profesional. Suatu langkah yang tepat karena sekaranglah saat tepat birokrasi Indonesia untuk mampu berperan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Melalui pelayanan terbaik, birokrasi akan berjalan efektif dan mampu mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan cerdas (smart governance). Good governance dan smart governance sudah menjadi tantangan bagi setiap negara di saat menghadapi situasi perubahan yang serba cepat dan agar tidak tertinggal dalam persaingan global.
TheGlobalEconomy.com merupakan sebuah lembaga internasional yang telah melakukan penelitian terhadap efektifitas pemerintahan di banyak negara. Tingkat efektifitas diukur dari persepsi terhadap kualitas pelayanan publik, kualitas ASN dan kenetralan politik, kualitas kebijakan dan penerapannya, serta kredibilitas komitmen pemerintah terhadap kebijakan (https://www.theglobaleconomy.com/rankings/wb_government_effectiveness/). Hasil riset tahun 2020 terhadap 192 negara menunjukkan indeks efektifitas pemerintah Indonesia berada di peringkat 62; peringkat yang lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tentu belum saatnya untuk berbangga hati namun juga harus selalu optimis. Sebagai perbandingan di kawasan Asia Tenggara, Malaysia berada di urutan 35, Brunei di urutan 21, Thailand di urutan 67 dan Singapura di peringkat terbaik alias nomor 1.
ADVERTISEMENT
Jim Collins dan Jerry Porras (1994) dalam buku Built to Last: Successful Habits of Visionary Companies (Good to Great), menyatakan perlunya sebuah perusahaan (organisasi) untuk memiliki nilai-nilai karakter yang tertanam kuat dalam setiap pribadi dalam organisasi demi tampil sebagai leading organisations. Maka, apabila - demi negara - nilai-nilai BerAKHLAK diterapkan dalam diri setiap ASN maka, birokrasi yang profesional dan berkualitas tentu terwujud tanpa memakan waktu panjang.
Oleh karenanya, penting bagi Indonesia dalam kebersamaan mengambil peran masing-masing untuk membangun kebanggaan dengan identitas, kekuatan karakter dan keagungan martabat bangsa. Identitas, karakter dan martabat bangsa yang menampilkan Indonesia sebagai negara yang pantas berada di deretan terdepan bangsa-bangsa di dunia. Kapankah itu? Kita yang menentukan.
ADVERTISEMENT