Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keterbatasan Masyarakat Ponorogo dalam Menyaksikan Grebeg Suro yang ke-526
29 Juli 2022 21:11 WIB
Tulisan dari onar juniarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jawa timur, aloon-aloon ponorogo – Grebeg Suro adalah tradisi yang populer di ponorogo jawa timur, dimana ini merupakan acara tradisi budaya tahunan masyarakat ponorogo (Festival Budaya), pesta rakyat yang dirayakan setiap pergantian tahun dalam kalender jawa 1 Muharram atau 1 Suro. Adapun seni dan tari tradisi yang ditampilkan dalam acara Grebeg Suro adalah Reog ponorogo, Pacuan kuda, Ziara makam batoro katong dan Makam KRMA mertonegoro, Kirab lintasan sejarah dan Jamasan pusaka, Larungan telaga ngebel serta berbagai lomba yang diadakannya.
Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwasannya masyarakat sangat di batasi saat menyaksikan langsung Grebeg Suro. Apalagi menggunakan kupon harga 10k dan untuk tamu VIP 20k sebagai syarat untuk masuk di area yang memang telah di sediakan. Banyak masyarakat yang hadir demi menyaksikan acara Grebeg Suro mereka rela berdiri lama-lama kemudian duduk tidak teratur, duduk dimana-mana bahkan ada yang berdiri sambil makan, akankah pihak budaya ponorogo membiarkan hal ini terus-terusan terjadi.
ADVERTISEMENT
Lihat banyak kursi yang kosong akibat tidak adanya minat masyarakat yang mau menonton diarea tersebut karena harus ada kupon yang menjamin. Dimana arti Grebeg Suro yang sesungguhnya, bukankah acara ini dari rakyat ponorogo dan untuk rakyat ponorogo sebagai pengingat sejarahwan dan menciptakan kelestarian nilai-nilai luhur kesenian. Kenapa rakyat harus dibatasi, tidak memberikan leluasan untuk mereka bisa mencernah, mengenal Grebek Suro dengan baik. Cobalah memberikan kerinaganan dan tidak ada pembatasan untuk masyarakat dalam menyaksikan Grebeg Suro dengan begitu masyarakat dapat melihat dari dekat acarannya, bebas kemana-mana, dan kursipun akan terisi penuh kemudian anak-anak masyarakat bisa mengambil keentungan mereka, kesempatan untuk belajar Reog, wayang, dan dapat pula memperkuat minat mereka belajar terkait budaya-budaya Ponorogo.
ADVERTISEMENT