Konten dari Pengguna

Panggung Kidul Bebas Stunting: Edukasi Pencegahan Stunting

Fidel Satrio
Mahasiswa sejarah Universitas Diponegoro
18 Agustus 2022 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fidel Satrio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peserta Seminar (sumber: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Peserta Seminar (sumber: dokumentasi pribadi)

Semarang (17/08/22) – Pada beberapa bulan yang lalu, media-media mainstream memberitakan perkataan presiden Jokowi mengenai permintaan agar para ibu tidak memiliki banyak anak. “Harus lebih dari tiga tahun. Jangan tiap tahun punya anak. Lebih dari tiga tahun” tegasnya dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan, Sumatera Utara pada Kamis, 7 Juli 2022.

Perkataan tersebut sempat menjadi perbincangan netizen lantaran dianggap menyudut kaum ibu. Namun maksud dari perkataan beliau adalah banyaknya kasus stunting di Indonesia. Menurut data Status Survey Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 presentase stunting di Indonesia berada di angka 24,4%, masih jauh dengan target nasional 14% yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2024 nanti. Rencana ini juga disampaikan oleh presiden dalam pidato kenegaraannya pada 16 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Permasalahan stunting sendiri merupakan masalah lama yang telah ada sejak era kolonialisme, khususnya pasca berakhirnya program cultuurstelsel atau lebih dikenal sebagai tanam paksa. Ketika itu, banyak kasus kurang gizi di kalangan masyarakat pribumi sebagai dampak dari program gubernur jenderal Van den Bosch ini. Keadaan memburuk pasca krisis malaise melanda Hindia Belanda pada dekade 1930an, dimana bencana gizi buruk mulai menyebar ke kalangan masyarakat Eropa. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah kolonial Belanda kemudian membentuk Instituut voor de Volkvoeding (IVV) yang bertujuan untuk meneliti pengaruh gizi terhadap kesehatan serta mencari pangan alternatif di tengah krisis ekonomi yang melanda dunia ini. Lembaga ini kemudian berubah menjadi Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pasca kemerdekaan atas prakarsa Dr. Leimena yang paham betul permasalahan gizi di masyarakat. Saat ini, pemerintah Indonesia membentuk TP2AK atau Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) dibawah Kedeputian Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Republik Indonesia sebagai lembaga yang bertugas mengurangi angka kasus stunting.
“Anak Bebas Stunting dan Pentingnya Imunisasi: Investasi Masa Depan (Sumber: dokumentasi pribadi)
Untuk membantu mencegah stunting, Universitas Diponegoro melalui mahasiswa Tim II KKN periode 2021/2022 memberikan edukasi mengenai bahaya stunting serta cara mengatasinya. Diantara program yang dicanangkan mahasiswa, para mahasiswa KKN wilayah Panggung Kidul mengadakan seminar yang berjudul “Anak Bebas Stunting dan Pentingnya Imunisasi: Investasi Masa Depan” yang menghadirkan drg. Isniya Nosartika, MDSc., Sp.Perio. selaku pembicara. Acara ini dihadiri oleh lurah panggung kidul beserta anggota Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Kehadiran pejabat kelurahan diharapkan dapat mendorong warganya untuk hidup sehat dan menyebarkan informasi yang didapatkan dari para mahasiswa maupun pembicara. Tidak lupa para ibu-ibu warga panggung kidul yang memiliki balita maupun yang masih hamil sebagai sasaran edukasi. Seminar ini bertujuan agar para ibu paham akan pentingnya gizi bagi anak-anak maupun kandungannya, serta tidak takut ketika menghadapi imunisasi.
ADVERTISEMENT
Antusiasme peserta terlihat takala banyak pertanyaan diberikan kepada pemateri seperti tanda-tanda anak mengalami stunting hingga alasan mengapa tubuh merasa sakit sesuai menerima vaksin. Tidak hanya materi, mahasiswa juga memberikan buku resep mini yang berisikan makanan-makanan bergizi dan mudah didapatkan di pasaran. Dihadapan para dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi para ibu di panggung kidul untuk terus menjaga gizi anaknya agar dapat menyongsong generasi emas 2045.
Penulis:
Fidel Satrio Hadiyanto (Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya)
Kevifa Syama Satria Widjaja
Muhammad Musfiq Amrullah
Maria Fransiska Limbong
Esayani Rosadi
Muhammad Jauzaak Khaidar
Angelina Gabriella Suliyanto
Zakiah
Morales Martumbur Purba
Yogi Indra Ardana
Andika Eza Putra Utama
Aulia Nurul Yunizah
Agna Fajriah Yusron
ADVERTISEMENT
Yoseph Gamaliel Yefferson Matui
Caroline Intania Sihite
Muhammad Faqih Al-Fatih
DPL: drg. Isniya Nosartika, MDSc., Sp.Perio.