Konten dari Pengguna

'Papua Badboy' Ceritakan Petualangannya Menimba Ilmu Muay Thai di Thailand

ONE Championship
The Home Of Martial Arts
7 September 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ONE Championship tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi Adrian "Papua Badboy" Mattheis saat memasuki arena ONE Championship/ONE Championship
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Adrian "Papua Badboy" Mattheis saat memasuki arena ONE Championship/ONE Championship
ADVERTISEMENT
Bagi warga Thailand, Muay Thai adalah warisan yang telah mengakar selama ratusan tahun. Olahraga ini merupakan produk budaya yang erat kaitannya dengan perang Burma-Siam pada pertengahan abad 18 lalu.
ADVERTISEMENT
Dua abad setelahnya, Muay Thai menjadi sebuah olahraga kompetitif yang mendunia dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pencinta olahraga kombat global.
Jelang ajang ONE: A NEW BREED II pada Jumat, 11 September mendatang di Bangkok, Thailand, yang akan menampilkan laga Juara Dunia Muay Thai pada laga puncak, atlet Indonesia Adrian "Papua Badboy" Mattheis menjabarkan pengalamannya menimba ilmu di negeri Gajah Putih serta menjelaskan mengapa olahraga ini begitu mengakar di sana.
Peraih medali perunggu dalam disiplin kickboxing pada perhelatan SEA Games 2019 lalu ini paham betul akan gengsi dari seni bela diri Muay Thai. Walau lebih banyak tampil dalam laga seni bela diri campuran, atlet kenamaan Tigerhark Fighting Academy ini punya rekam jejak di seni bela diri delapan tungkai.
ADVERTISEMENT
"Saya menggeluti Muay Thai sudah dari 2015 atau 2016 di Jakarta. dalam ajang amatir. Adrian baru empat kali main pro. Dulu sempat di amatir juga sebelum main di ONE Championship, tapi amatir baru dua kali, tanding pro amatir lebih banyak sih," ujar atlet kelahiran Ternate yang besar di Sorong, Papua Barat, tersebut.

Pengalaman Menimba Ilmu Muay Thai di Tempat Kelahirannya

Tak cukup mempelajari Muay Thai di Jakarta, "Papua Badboy" juga berkesempatan menimba Muay Thai langsung ke sasana Phuket Top Team pada bulan September tahun 2019 silam. Bersama beberapa rekannya, Adrian sempat berlatih selama satu bulan lamanya.
"Waktu itu, kan, di camp ada dapat sponsor, teman-teman bisa latihan di sana. Makanya kita dipilih untuk latihan ke sana. Tidak ada audisi, jadi teman-teman yang rajin latihan yang dipilih. Waktu itu kita tiga orang saja kalau tidak salah," cerita Adrian.
ADVERTISEMENT
Sasana Phuket Top Team di Thailand tak lepas dari sejumlah nama besar Muay Thai seperti Juara Dunia Muay Thai Lerdsila Phuket Top Team yang telah malang melintang di Stadion Lumpinee dan Stadium Rajadamnern yang terkenal. Malah, Adrian juga berkawan dan berlatih tanding dengannya.
"Saya kan best friend-nya Lerdsila, terus pelatihnya Vaughan Lee UFC. Kalau sama lerdsila sempat sparring, tapi kalau sama yang lain belum pernah. Kebanyakan sama pemain MMA macam Vaughan Lee, jadi istilahnya tambah-tambah ilmu semua toh," ujar atlet berumur 27 tahun itu.

Intensitas latihan yang lebih keras

Mempelajari seni bela diri Muay Thai langsung di Thailand disebut Adrian berbeda dengan di Indonesia. Terutama dari intensitas latihan dan tingkat keseriusannya.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk saya sih bagus karena setiap jam, tutupnya kan jam 9 malam. Itu sudah dari pagi jam 6 sudah mulai. Dari kita pilih kelas kan, kalau pagi tuh 2 jam, 6 sampai 8 itu biasanya Muay Thai. Terus kita rehat sedikit terus masuk kelas Boxing atau kelas Kickboxing pukul 9 sampai 11. Di sana latihan terus. Istirahat lalu jam 3 kita latihan BJJ ada, wrestling ada, kita tinggal pilih saja," sebut Adrian.
Dalam sehari, Adrian melakukan latihan selama tiga sesi. Hanya jika ingin turun laga, latihan bisa ditingkatkan sampai empat sesi. Libur hanya ada seminggu sekali di hari Selasa, itu pun hanya setengah hari saja.
"Itu ngeri, kakak. Capek semua cenat cenut, tapi enak, kakak. Kita dapat ilmu baru juga, tapi capek juga luar biasa. Setiap hari seperti itu, liburnya itu hari Selasa itu juga cuma setengah hari liburnya. Sorenya kita lari atau apa dengan teman-teman di Phuket, refreshing sama-sama mereka semua," kenang Adrian.
ADVERTISEMENT
Di luar jadwal latihan yang jauh lebih padat, awalnya Adrian juga sempat terkendala oleh bahasa saat latihan. Hanya ketika bicara seni bela diri, gerakan badan seakan menjadi jembatan penghubung.
Awalnya sempat malu bicara bahasa Inggris, tapi perlahan Adrian dan pelatihnya bisa menyesuaikan dengan bahasa tubuh sederhana.
"Kita pakai Bahasa isyarat dan bahasa Inggris campur-campur. Kalau sudah mentok, ya terpaksa bahasa isyarat. Waktu itu sempat malu untuk keluarkan isyarat, tapi hari demi hari mereka baik juga, jadi ya kita bikin kayak gitu aja. Mereka juga mendukung toh. Mereka suka juga kan punya budaya kita belajar," cerita Adrian.
Dari kesempatan belajar di Phuket Top Team, Adrian terus mempertajam keahlian Muay Thai miliknya yang jadi modal berlaga di ONE Championship. Tak hanya itu, teman dan atlet lintas negara kian bertambah.
ADVERTISEMENT
"Teman juga semua negara kan ada. Iya kalau di IG sih masih mereka tanya kapan kembali. Wisata gelut sambil latihan bahasa inggris, semua," candanya.
ONE: A NEW BREED II yang dapat disaksikan lewat ONE Super App, Vidio, MAXstream dan Kaskus TV pada Jumat, 11 September mulai pukul 19:30 WIB.
Selain itu, SCTV akan menyiarkannya mulai pukul 23:30 WIB.