Konten dari Pengguna

Strategi Bisnis di Era New Normal: Mengubah Ancaman Menjadi Peluang

Erizal N
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
5 Oktober 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erizal N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Erizal N
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Erizal N
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam era new normal yang telah dimulai akibat pandemi COVID-19, banyak bisnis dihadapkan pada tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, dengan setiap tantangan datang kesempatan untuk berinovasi dan mengoptimalkan strategi bisnis. Banyak perusahaan yang mengadaptasi pendekatan mereka, dengan menerapkan teknologi digital dan memanfaatkan data untuk memahami perilaku konsumen yang berubah.
ADVERTISEMENT
Manfaat Strategi Bisnis di Era New Normal
Salah satu manfaat utama dari strategi bisnis yang adaptif adalah peningkatan efisiensi operasional. Banyak perusahaan yang beralih ke otomatisasi dan digitalisasi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kecepatan layanan. Contohnya, sektor ritel yang telah mengadopsi e-commerce telah melihat peningkatan dalam penjualan online sebesar 30% pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya (Statista, 2021). Dengan memperluas saluran distribusi, bisnis tidak hanya mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas tetapi juga meningkatkan kenyamanan bagi konsumen.
Selain itu, adaptasi terhadap new normal telah mendorong perusahaan untuk berfokus pada keberlanjutan. Konsumen semakin peduli dengan dampak lingkungan dari produk yang mereka beli, mendorong perusahaan untuk memprioritaskan praktik berkelanjutan. Misalnya, banyak brand fashion yang beralih ke bahan ramah lingkungan, menjawab tuntutan konsumen dan memperkuat citra merek mereka.
ADVERTISEMENT
Kendala dalam Implementasi Strategi Bisnis
Namun, perubahan ini tidak tanpa kendala. Salah satu tantangan terbesar adalah resistensi terhadap perubahan dari dalam organisasi itu sendiri. Banyak pekerja yang merasa tidak nyaman dengan transisi ke teknologi baru, yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas dalam jangka pendek. Selain itu, investasi awal untuk mengimplementasikan teknologi baru bisa menjadi beban finansial yang signifikan, terutama bagi usaha kecil.
Kendala lainnya termasuk ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan. Fluktuasi permintaan, perubahan regulasi, dan risiko kesehatan masyarakat masih menjadi ancaman bagi stabilitas bisnis. Menurut laporan Bank Dunia (2022), pemulihan ekonomi global diperkirakan akan lambat, yang membuka peluang bagi perusahaan untuk bersaing lebih keras untuk mendapatkan pangsa pasar.
Untuk mengubah ancaman menjadi peluang, perusahaan harus memprioritaskan fleksibilitas dan inovasi dalam model bisnis mereka. Pengembangan strategi berbasis data dan pemahaman tentang tren konsumen akan sangat membantu perusahaan dalam mengatasi tantangan yang ada. Selain itu, pelatihan karyawan dalam keterampilan digital akan mempercepat adopsi teknologi baru dan membangun kepercayaan dalam tim.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, meskipun ada banyak kendala, dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di era new normal ini. Transformasi digital, keberlanjutan, dan fokus pada pengalaman konsumen adalah kunci untuk membangun bisnis yang resilient di masa depan.