Konten dari Pengguna

5 Fakta Akibat Banjir Jabodetabek, Foto Terakhir Bikin Hati Terenyuh!

Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap adalah organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global
28 Februari 2020 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksi Cepat Tanggap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guyuran air hujan yang tak henti-henti mengakibatkan beberapa wilayah terendam banjir. Genangan airnya menggenang di beberapa titik Jabodetabek. Salah satu wilayah yang terdampak paling parah adalah di Lebak, Banten. Ketinggian air mencapai 2 meter serta longsor mampu merendam rumah hingga menghancurkan fasilitas umum. Hingga kini, belasan ribu warga pun masih terlunta-lunta di tenda pengungsian. Banyak potret kesedihan dan penderitaan masih tersisa di sana. Berikut ini foto kondisi terbaru yang bikin hati terenyuh:
ADVERTISEMENT
1. Kondisi Jalan Menuju Kampung Sulit Diakses, bahkan Terputus!
Hampir dua bulan berlalu, tetapi di Kampung Cilueksa belum berangsur membaik. Akses jalan bekas longsor masih sulit dilewati. Jalan menuju kampung masih tertutup lumpur yang menumpuk setebal mata kaki. Kaki seolah lengket dan berat ketika diangkat dari lumpur. Apalagi ketika menggunakan kendaraan. Seringkali mobil yang mengalami slip ban sampai motor yang jatuh.
2. Belasan Ribu Warga Masih Mengungsi di Tenda Darurat
Hingga saat ini, jumlah pengungsi di Lebak mencapai sebanyak 17.556 pengungsi. Mereka masih dalam kondisi yang serba kekurangan di posko pengungsian yang hanya dilapisi terpal.
3. Rumah Warga Yang Terdampak Dinyatakan sebagai Zona Merah
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), rumah mereka masuk ke dalam zona merah alias berbahaya untuk ditinggali yang berarti berbahaya bagi pemukiman dan pertanian. Sampai saat ini mereka juga masih belum berani untuk kerumah mereka masing-masing karena takut terjadi longsor susulan.
4. Warga Terdampak Mengalami Krisis Pangan dan Air Bersih
Karena akses jalannya yang terputus, para warga terdampak juga kesulitan untuk mencari makan dan air bersih. Mereka hanya mengandalkan bantuan dari dermawan atau sekadar memasak mie instan. Untuk air bersih, mereka mengandalkan air dari genset. Sayangnya, genset yang mereka gunakan memerlukan bensin yang juga sulit didapatkan.
5. Trauma yang Terus Menghantui Korban
ADVERTISEMENT
Trauma masih tersisa, bahkan setelah hampir dua bulan berlalu. Mereka masih tidak berani untuk kembali ke rumah. Kalaupun kembali ke rumah, hanya untuk mengambil sisa-sisa barang yang masih tertinggal dan bisa diselamatkan. Saat longsor terjadi, tidak ada barang-barang atau pakaian yang bisa mereka bawa kecuali pakaian yang sedang mereka pakai.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus berikhtiar membantu mereka yang terdampak banjir dan longsor. Beberapa upaya ACT dalam menangani bencana ini yaitu dengan membuka posko di beberapa titik di wilayah Jabodetabek, dengan total mencapai 15 posko yang sudah dibuka oleh ACT. Selain itu, tim Disaster and Emergency Response (DERM) – ACT juga menurunkan tujuh regu di beberapa titik wilayah yang terdampak banjir. Para regu ini juga akan terus memantau perkembangan banjir di lokasi-lokasi terdampak. Sesulit apa pun lokasi yang harus ditempuh, dan bagaimanapun keadaannya, yang terpenting warga terdampak tetap harus diselamatkan dan didampingi. Untuk itu, mari bantu ringankan beban dan penderitaan mereka melalui https://indonesiadermawan.id/BanjirJabarBanten .
ADVERTISEMENT