Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Banjir di Afganistan Tewaskan 400 Jiwa, Mari Kirimkan Bantuan Terbaik
24 Juni 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aksi Cepat Tanggap tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
JAKARTA – Pascagempa yang melanda, sedikitnya 400 orang tewas akibat banjir parah melanda beberapa provinsi di Afghanistan. Menurut media Afghanistan, Tolo News, banjir terjadi pada Rabu (22/6/2022), tak lama setelah gempa berkekuatan 5,9 melanda Afghanistan. Kementerian Negara Penanggulangan Bencana Alam menyatakan, banjir tersebut disebabkan hujan deras yang turun beberapa hari terakhir. Kementerian tersebut juga menyatakan banjir ini menimbulkan kerugian material yang cukup besar karena banyaknya rumah yang hancur.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Penanggulangan Bencana Alam Afghanistan, Mawlawi Sharfuddin Muslim mengatakan, "Yang terluka dievakuasi ke rumah sakit. Orang-orang yang rumahnya rusak akibat banjir telah dievakuasi dan tenda pengungsian telah disediakan". Provinsi yang terdampak banjir ini yaitu Kunar, Nangarhar, Nuristan, Laghman, Panjshir, Parwan, Kabul, Kapisa, Maidan Wardak, Bamiyan, Ghazni, Logar, Samangan, Sar-e-Pul, Tahar, Paktia, Jost, dan Daikundi.
"Orang-orang menggali kuburan satu demi satu. Hujan juga turun dan semua rumah hancur. Orang-orang masih terjebak di bawah reruntuhan," kata Mohammad Amin Huzaifa, kepala Departemen Penerangan dan Kebudayaan di Paktika, dikutip dari Americanchronicles. Sementara itu, jumlah korban akibat gempa dilaporkan terus bertambah hingga saat ini. Sedikitnya 1.000 orang meninggal dunia, dan lebih dari 1.500 warga di sana mengalami luka-luka.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Afghanistan, Hikmatullah Esmat mengatakan, bahwa jumlah korban kemungkinan besar akan bertambah sebab masih banyak orang-orang yang belum berhasil dievakuasi dari bangunan yang runtuh. Kurangnya mesin atau alat penggali menyulitkan proses evakuasi para korban. "Rumah-rumah runtuh. Di Afghanistan tidak ada bangunan dari beton. Mayoritas korban terluka karena tertimpa rumah. Jumlah korban meninggal dunia dan terluka terus bertambah," ucap Esmat, dikutip dari laman BBC.
Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa 2.000 rumah hancur setelah diguncang gempa Afghanistan. Mengutip dari AFP, Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) mengatakan gempa Afghanistan berkekuatan 6,1 M, sedangkan menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) gempa tersebut berkekuatan 5,9 M.
"Kami meyakini bahwa nyaris 2.000 rumah hancur," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk Afghanistan, Ramiz Alakbarov. Alabakrov menambahkan jika satu rumah bisa ditempati oleh tujuh hingga delapan orang. Hal ini menyebabkan semakin banyak warga Afghanistan yang kehilangan rumahnya. "Ukuran rata-rata sebuah keluarga Afghanistan adalah setidaknya tujuh, delapan orang," pungkas Alakbarov.
ADVERTISEMENT
Kita memang tak mengetahui kapan, di mana dan kepada siapa bencana itu akan datang. Namun, ketika ujian menghampiri tentu kita berharap akan adanya uluran tangan yang bersedia membantu kita untuk bangkit kembali. InsyaAllah, tim Aksi Cepat Tanggap tengah berikhtiar penuh untuk menghadirkan bantuan tahap awal emergency, meliputi bantuan biaya hidup, pangan, obat-obatan, selimut dan kebutuhan lainnya. Ini adalah saat terbaik untuk menunjukan sisi kemanusiaan kita, di kala melihat saudara tengah dilanda ujian, mari kita bahu membahu untuk membantu mereka terbebas dari kesulitan. Kirimkan bantuan terbaik untuk saudara di Afghanistan dengan salurkan sedekah terbaik Anda melalui https://indonesiadermawan.id/GempaAfghanistan. []