5 Jenis Umum Infeksi Vagina

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
5 Mei 2020 11:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, apakah vagina Moms sering gatal dan keputihan? Jangan anggap sepele karena bisa menjadi gejala dari infeksi vagina.
ADVERTISEMENT
Cynthia Krause, MD, asisten profesor klinis kebidanan dan kandungan di Fakultas Kedokteran Mount Sinai di New York City mengatakan ada beberapa jenis infeksi yang umumnya menyerang vagina, misalnya infeksi jamur, bacterial vaginosis, atau trichomoniasis.
Tapi, ternyata jenis infeksi vagina tidak hanya tiga itu saja, melainkan berikut ini:
Jenis infeksi vagina yang paling umum adalah infeksi jamur. Gejalanya adalah keputihan, gatal-gatal, dan vulva berwarna kemerahan.
Infeksi ini disebabkan oleh jamur genus Candida yang tumbuh secara berlebihan di daerah vagina. Candida dalam jumlah normal tidak menyebabkan infeksi. Namun, jamur Candida dapat tumbuh secara berlebihan akibat perubahan level hormon karena kehamilan, pil KB, atau menstruasi.
Kondisi lainnya yang meningkatkan risiko infeksi jamur vagina yaitu gula darah tinggi dan menurunnya kekebalan tubuh akibat sakit tertentu.
ADVERTISEMENT
Studi yang dilakukan The Lancet mengungkapkan, 75% wanita pernah mengalami infeksi jamur pada vagina setidaknya sekali seumur hidupnya dan sekitar 40-50% wanita mengalaminya lebih dari satu kali.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Military Medical Research, sekitar 20-30% wanita pada usia reproduktif (15-44 tahun) pernah mengalami bacterial vaginosis.
Jenis infeksi vagina ini terjadi ketika Lactobacillus spp., bakteri baik yang ada pada vagina, digantikan oleh bakteri anaerob, seperti Gardnerella vaginalis, Mobiluncus curtisii, M. mulieris, dan Mycoplasma hominis.
Infeksi ini ditandai dengan keluarnya cairan pekat atau cairan licin dan jernih dari vagina, disertai bau amis saat berhubungan seksual.
Wanita yang sering berganti pasangan ketika berhubungan intim, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi jenis ini.
ADVERTISEMENT
Journal of Parasitology Research menyebutkan bahwa setiap tahun ada 250 juta kasus baru yang dilaporkan sebagai trikomoniasis. Infeksi ini disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, parasit protozoa yang menginfeksi saluran urogenital.
Gejala trikomoniasis mirip dengan infeksi vagina lainnya, yakni rasa terbakar, iritasi, kemerahan, dan pembengkakan vulva, dengan keputihan berwarna kuning keabu-abuan atau kehijauan, dan dapat juga disertai dengan bau amis. Beberapa wanita juga mengalami rasa sakit saat buang air kecil.
Pada wanita, infeksi jenis ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan seperti ketuban pecah dini, kelahiran prematur, berat lahir bayi rendah, infertilitas, dan kanker serviks.
Gonorrhea atau gonore merupakan infeksi menular seksual yang seringkali tidak menimbulkan gejala.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini dapat menyebabkan keputihan, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan seks.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penularan penyakit ini melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa kondom.
Klamidia adalah penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan peradangan pada vagina. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit dan perdarahan pada saat berhubungan intim.
Klamidia biasanya tidak memiliki gejala yang jelas sehingga banyak pengidap tidak dapat mendeteksinya sejak awal.
Oleh sebab itu, lakukan tes penyakit menular seksual setidaknya satu tahun sekali untuk mencegah klamidia atau penyakit lainnya.
Moms, itulah infeksi vagina yang umum terjadi pada wanita. Sebaiknya selalu jaga kebersihan organ vital, banyak minum air putih, dan terapkan pola hidup sehat. Selain itu, jangan lupa juga untuk selalu mengecek ke dokter apabila ada yang mengganggu.
ADVERTISEMENT
Artikel dari Orami Parenting