Mengenal Bronkopneumonia, Pneumonia pada Anak yang Jarang Diketahui

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
9 April 2021 10:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pneumonia bronkial atau bronkopneumonia adalah infeksi saluran bronkial paru-paru dan merupakan bentuk paling umum dari pneumonia pada anak.
ADVERTISEMENT
Bronkopneumonia juga menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Pneumonia adalah salah satu kategori infeksi paru-paru. Kondisi ini terjadi ketika virus, bakteri, atau jamur menyebabkan peradangan dan infeksi pada alveoli (kantung udara kecil) di paru-paru.
Bronkopneumonia adalah jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada alveoli. Seseorang dengan bronkopneumonia mungkin mengalami kesulitan bernapas karena saluran udara mereka menyempit.
Karena peradangan, paru-paru seseorang mungkin tidak mendapatkan cukup udara. Gejala bronkopneumonia pada anak bisa ringan atau berat. Ketahui lebih lanjut tentang bronkopneumonia dan juga pneumonia pada anak berikut ini.

Penyebab Bronkopneumonia dan Pneumonia pada Anak

Bronkopneumonia adalah bentuk pneumonia yang paling umum pada populasi anak, dan penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Pneumonia menyumbang 16% dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun. Bronkopneumonia lebih banyak menyerang bayi daripada orang dewasa, karena sistem kekebalan pernapasannya belum matang.
Dikutip dari jurnal Medical Archives, penyebab bronkopneumonia pada anak adalah bakteri, virus, parasit dan jamur.
Penyebab tersering bronkopneumonia pada anak adalah infeksi bakteri paru-paru, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza tipe b (Hib). Infeksi paru-paru virus dan jamur juga dapat menyebabkan pneumonia.
Kuman berbahaya bisa masuk ke bronkus dan alveoli dan mulai berkembang biak. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan sel darah putih yang menyerang kuman ini, yang menyebabkan peradangan. Gejala sering berkembang dari peradangan ini.
Virus seperti virus influenza atau adenovirus juga dapat menjadi penyebab lainnya. Terkadang, infeksi bahkan terjadi secara sekunder karena bayi mengalami pilek atau penyakit seperti campak.
ADVERTISEMENT

Gejala Bronkopneumonia pada Anak

Si Kecil dapat menunjukkan gejala bronkopneumonia pada anak dan bayi yang berbeda-beda.
Sementara batuk adalah gejala paling umum pada bayi, mereka biasanya juga mengalami gejala lain seperti detak jantung sangat cepat, tingkat oksigen dalam darah sangat rendah, retraksi otot dada.
Selain itu, gejala bronkopneumonia pada anak juga termasuk mudah marah atau rewel, kehilangan selera makan, menyusu, atau minum, demam, sulit tidur, dan kongesti.
Banyak kasus bronkopneumonia pada anak disebabkan oleh bakteri. Di luar tubuh, bakterinya menular dan dapat menyebar di antara orang-orang yang berdekatan melalui bersin dan batuk. Seseorang bisa terinfeksi dengan menghirup bakteri ini.
ADVERTISEMENT
Penyebab bakteri bronkopneumonia yang umum meliputi Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Spesies proteus.
Kondisi ini biasanya terjadi di rumah sakit. Orang yang datang ke rumah sakit untuk pengobatan penyakit lain seringnya memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Dalam kondisi tersebut, tubuh akan kesulitan menangani infeksi baru. Selain itu, pneumonia yang terjadi di rumah sakit mungkin juga disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Cara Mengatasi Bronkopneumonia dan Pneumonia pada Anak

Sebelum memasuki cara mengatasi bronkopneumonia pada anak, sebaiknya membicarakan tentang cara mengatasi pneumonia pada anak terlebih dahulu.
Hal pertama yang perlu diputuskan dalam mengobati bronkopneumonia pada anak adalah memutuskan apakah Si Kecil akan dirawat di rumah atau harus dibawa ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Tentunya dengan mempertimbangkan mengenai kondisi rumah dan kualitas bantuan keperawatan yang tersedia. Selain itu, usia bayi dan apakah ia disusui atau sudah disapih juga penting untuk dipertimbangkan.
Tingkat keparahan penyakit juga perlu diperhitungkan, karena oksigen memiliki andil terbesar dalam cara mengatasi bronkopneumonia pada anak yang cukup parah.
Jika tidak cukup oksigen yang dapat diberikan di rumah, maka Si Kecil direkomendasikan untuk dirawat intensif di rumah sakit.
Disebutkan pula bahwa menjaga kebersihan adalah hal yang tidak kalah penting untuk diterapkan dalam perawatan bayi dengan bronkopneumonia.
Di mana dua bagian penting yang perlu ekstra diperhatikan kebersihannya adalah mulut bayi dan saluran pencernaan (mulut dan perut).
Keputusan pengobatan didasarkan pada penyebab infeksi, usia dan status klinis pasien. Berikut ini beberapa caranya mengutip Council for Medical Schemes.
ADVERTISEMENT
Pneumonia pada anak dapat disembuhkan asalkan dideteksi segera dan gejala belum terlalu berat. Apabila datang ke rumah sakit terlambat dapat berakibat kematian.
Penggunaan antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati pneumonia bakterial. Penting untuk menyelesaikan antibiotik dengan dosis yang tepat untuk membersihkan infeksi sepenuhnya dan mencegahnya kembali.
Selain itu, obat batuk bisa digunakan untuk mengurangi batuk. Sementara, obat untuk menurunkan demam dan nyeri mungkin diresepkan untuk menurunkan demam dan meredakan ketidaknyamanan dan nyeri.
Antibiotik tidak efektif untuk infeksi virus. Untuk bronkopneumonia virus, dokter mungkin meresepkan obat antivirus. Terapi dapat diarahkan untuk mengobati gejala. Bronkopneumonia pada anak karena virus biasanya hilang dalam 1 hingga 3 minggu.
Sementara, pada anak penderita bronkopneumonia jamur, dokter mungkin meresepkan obat antijamur untuk mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Bentuk bronkopneumonia pada anak ringan dapat diobati di rumah dengan menggunakan kombinasi istirahat dan pengobatan. Namun, kasus bronkopneumonia yang lebih parah memerlukan perawatan di rumah sakit.
Di masa pemulihan dari bronkopneumonia, penting bagi pasien untuk beristirahat yang banyak.
Selain itu, cara mengatasi bronkopneumonia pada anak yang lain adalah minum banyak cairan. Hal ini membantu mengencerkan lendir di dada dan mengurangi ketidaknyamanan saat batuk, serta mencegah dehidrasi pada anak.
Penting untuk mengikuti rekomendasi diet, dengan makan makanan yang bergizi dan diperkaya dengan vitamin. Bayi di bawah 6 bulan harus diberi ASI atau susu formula.
Cara mengatasi bronkopneumonia pada anak selanjutnya adalah membatasi kontak sosial dengan orang lain seperti di sekolah. Kurangi interaksi dan buat Si Kecil istirahat yang cukup.
ADVERTISEMENT
Jika diperlukan perawatan di rumah sakit, hal ini mungkin termasuk antibiotik dan cairan intravena (IV). Jika kadar oksigen darahnya rendah, pasien mungkin menerima terapi oksigen untuk membantu mereka kembali normal.
Itulah penjelasan mengenai bronkopneumonia dan pneumonia pada anak, mulai dari gejala hingga penanganannya. Segera bawa Si Kecil ke dokter jika Moms menemukan gejala mencurigakan yang mengarah pada bronkopneumonia.
Artikel dari Orami Parenting