Konten dari Pengguna

Filosofi Barapen Papua

oskar ugipa
Mahasiswa Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
9 Desember 2023 13:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari oskar ugipa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ket: Gambar batu dan kayu yang dipnaskan untuk barapen distrik Bibida Kab.Paniai Papua tengah | oleh: oscar ugipa
zoom-in-whitePerbesar
Ket: Gambar batu dan kayu yang dipnaskan untuk barapen distrik Bibida Kab.Paniai Papua tengah | oleh: oscar ugipa
ADVERTISEMENT
Mungkin di antara kita yang lain pasti rasa asing ketika dengar istilah Barapen terutama mereka yang belum pernah dengar cerita tentang Papua, kurang update informasi tentang Tanah Papua,atau mereka yang belum pernah pergi ke Papua sama sekali hehehe.
ADVERTISEMENT
Barapen atau sering disebut juga bakar batu adalah sebuah proses memasak makanan dengan menggunakan peralatan tradisional. Biasanya sebelum melakukan barapen para tokoh atau individu yang menjadi objek suatu acara akan mengumumkan informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan. Sesudah mendengar informasi, mama-mama akan mempersiapkan sayuran seperti: sayur pakis, daun petatas, labu siam, sayur labu dan beberapa sayur lainnya yang bisa dimasak.
Sebenarnya barapen merupakan pekerjaan yang bisa dibilang sangat berat prosesnya kalau itu dilakukan oleh satu dua orang. Tradisi ini juga tidak bisa dilakukan secara mendadak atau direncanakan dalam waktu yang singkat misalnya dua atau tiga hari. Sangatlah tidak cukup. Apalagi barapen yang skalanya besar seperti pesta adat, peresmian gedung, pelantikan tokoh masyarakat dan intelektual di suatu daerah membutuhkan planning minimal satu minggu.
ADVERTISEMENT
Semakin besar skala barapen semakin besar pula persiapan yang dimatangkan, juga mengingat dengan jumlah massa yang akan hadir di saat hari H nantinya. Barapen benar-benar membutuhkan kerja keras juga membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak.
Uniknya barapen akan menemukan semangat hiburan yang begitu luar biasa setiap pekerjaan akan dilakukan secara bersamaan yang diiringi nyanyian tradisional [wisisi/wiani] sambil joget, goyang wisisi yang benar-benar menggugah semangat semua yang ikut berpartisipasi.

Makna Filosofi Barapen

Entah mengapa setiap kali pesta barapen di suatu tempat, informasi akan beredar dengan secepat kilat hingga ke beberapa tetangga daerah. Ketika hari H banyak yang berdatangan secara individu maupun dalam bentuk kelompok. Tanpa diundang juga tanpa informasi yang jelas kedatangan yang hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang berada di tempat pesta dengan sendirinya akan berinisiatif untuk ikut berpartisipasi. Duduk berkelompok mengangkat batu panas, cari kayu bakar. sementara mama-mama juga secara sukarela akan menyumbang dedaunan, sayuran hingga umbi-umbian untuk persiapan barapen.
Momentum ini benar-benar menyatukan berbagai latar belakang, menjalin kembali hubungan persaudaraan bahkan membangun relasi baru sehingga yang terlihat di sini adalah nilai solidaritas. Di sinilah perang intelektual di masyarakat sangat penting untuk mengarahkan serta mempengaruhi upaya untuk mencapai pada puncak cita-cita yang diinginkan bersama.
Biasanya kelangsungan kehidupan kelompok masyarakat adat sangat dipengaruhi oleh adanya kekuatan ikatan-ikatan yang sudah dijalani lama yang sudah diwariskan meliputi larangan-larangan serta keharusan-keharusan tertentu yang digariskan berdasarkan adat istiadat setempat.
ADVERTISEMENT
Salah satu filosofi dari barapen adalah nilai kedamaian. Pertengahan tahun 2019 saya pergi ke Timika Papua Tengah tempat salah satu kota yang sudah tidak asing lagi dengan istilah perang suku, selain Amungme dan Kamoro banyak suku yang mendiami di kota itu.
Saya mengamati perang yang berlangsung selama dua minggu, konflik kedua pihak antara suku Migani dan Dani perebutan wilayah yang awalnya belum dimiliki oleh siapa pun. Kedua belah pihak saling bertikai mempertahankan eksistensi kebenaran.
Para tetua adat, tokoh gereja datang untuk menyelesaikan sengketa tak pernah berhasil. Lalu tibalah pihak pemerintah melalui TNI/Polri datang menghentikan pertikaian tersebut dan menyelesaikan konflik dan memberikan solusi, tanah yang awalnya dimiliki sekitar 2000 hektare dibagikan secara netral 1000 hektare ke kedua pihak.
ADVERTISEMENT
Salah satu tradisi unik yang dapat ditemukan di masyarakat adalah di mana sebelum pembubaran pihak yang menjadi objek masalah akan menyediakan wadah berupa air dalam ember yang dicampur dengan darah dan minyak babi, dengan hidangan babi yang sudah dimasak satu atau dua ekor lebih yang dikenal dengan istilah (cuci darah).
Tujuan dari aksi ini agar orang yang pernah ikut terlibat dalam peristiwa konflik tersebut dapat membasahi tangan dan memakan daging yang disediakan secara bersamaan pertanda bahwa konflik tersebut sudah berakhir dan mengharapkan konflik tidak dapat terjadi lagi.
Dalam aksi tersebut semua masyarakat benar-benar melupakan apa yang sudah terjadi semua bentuk emosi negatif dilampiaskan dalam aksi tersebut seolah sudah kembali ke lembaran awal yang penuh dengan suka cita, canda tawa dan lain sebagainya sehingga masyarakat ingin membuka harapan dan menciptakan perdamaian dan harapan baru untuk ke depan.
ADVERTISEMENT