Konten dari Pengguna

Ebeg: Tradisi Leluhur Banyumas yang Terus Bertahan di Tengah Modernitas

Yehezkiel Hernanda
Mahasiswa aktif prodi Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Jurnalistik di Universitas Amikom Purwokerto.
28 Desember 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yehezkiel Hernanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto Ebeg Banyumas (Dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
foto Ebeg Banyumas (Dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Banyumas, Jawa Tengah – Di tengah deru modernitas, tradisi Ebeg, seni tari khas Banyumas, tetap hidup sebagai warisan budaya yang menggambarkan kehidupan masyarakat lokal. Seni tari yang dimainkan dengan kuda kepang ini tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan dan nilai-nilai leluhur yang terus dipertahankan.
ADVERTISEMENT
Ebeg merupakan bentuk kesenian yang tak lepas dari sejarah masyarakat agraris Banyumas. Dalam setiap gerakan dan lagu pengiringnya, tersimpan cerita tentang perjuangan, harmoni dengan alam, serta penghormatan kepada leluhur. "Ebeg bukan sekadar seni tari, ini adalah cara kami bercerita tentang kehidupan dan warisan nenek moyang," ujar Warsito, seorang dalang Ebeg yang telah menekuni tradisi ini sejak remaja.
Salah satu ciri khas Ebeg adalah penggunaan kostum warna-warni yang melambangkan semangat dan keindahan. Selain itu, unsur magis dalam Ebeg, seperti trance atau kesurupan, menjadi daya tarik tersendiri. "Ini bagian dari spiritualitas kami. Penari yang trance dianggap mendapat energi dari leluhur," tambah Warsito.
Meski memiliki akar budaya yang kuat, Ebeg menghadapi tantangan besar untuk bertahan. Anak-anak muda di Banyumas mulai lebih akrab dengan hiburan modern daripada kesenian tradisional. Selain itu, dukungan pendanaan untuk komunitas Ebeg juga terbatas.
ADVERTISEMENT
Namun, sejumlah komunitas dan seniman lokal tak tinggal diam. Mereka mulai memperkenalkan Ebeg kepada generasi muda melalui festival budaya dan pelatihan di sekolah. "Kami ingin anak-anak tahu bahwa tradisi ini adalah identitas mereka. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?" kata Siti, seorang guru seni di Banyumas.
Pemerintah daerah Banyumas kini gencar mengadakan acara seperti Festival Ebeg yang digelar setiap tahun. Acara ini tidak hanya melibatkan komunitas lokal tetapi juga menarik wisatawan dari luar daerah. Selain itu, penggunaan media sosial untuk mempromosikan Ebeg menjadi strategi baru yang efektif. "Dulu kami hanya tampil di desa-desa, sekarang kami bisa menjangkau orang-orang melalui YouTube dan Instagram. Banyak yang mulai tertarik untuk belajar," ujar Rinto, seorang pemuda yang mendirikan kanal khusus untuk mempromosikan Ebeg.
ebeg Banyumas (dokumentasi pribadi)
Ebeg adalah warisan budaya yang menjadi cerminan identitas masyarakat Banyumas. Dengan upaya pelestarian yang terus dilakukan oleh berbagai pihak, Ebeg diharapkan dapat tetap eksis dan menjadi kebanggaan Banyumas di tengah gempuran budaya modern.
ADVERTISEMENT
"Mewariskan Ebeg kepada generasi berikutnya bukan hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga tentang memastikan kita tidak kehilangan jati diri sebagai orang Banyumas," tutup Warsito dengan penuh harap.