Menuntut Komitmen G20 untuk Atasi Pandemi

Oxfam di Indonesia
Masa depan tanpa kemiskinan. Oxfam percaya kita semua dapat membuat perubahan di dunia ini.
Konten dari Pengguna
12 Mei 2020 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oxfam di Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh: Benediktus Dwi Asmoro
Kita selalu membayangkan krisis seperti pandemi Coronavirus hanya akan terjadi di sebuah film. Penyelamatan dunia di tangan seorang pahlawan yang bisa jadi seorang jurnalis, pegawai negeri, warga sipil biasa, atau dokter. Dengan alur cerita yang sarat dinamika politik, pemimpin negara dan politisi disorot sebagai penyelamat, lalu kisah akan berakhir dengan bahagia. Sayangnya, pandemi ini bukan bagian dari alur cerita dalam layar kaca. Coronavirus tersebar di 210 negara dan wilayah administratif dan menyebabkan lebih dari 183.000 kematian di dunia (Worldometer). Negara, terutama yang miskin dan dengan sistem kesehatan masyarakat yang lemah tidak akan dapat mengatasi krisis ini sendirian. Krisis kesehatan global ini diikuti dengan krisis ekonomi yang diprediksi juga akan terjadi secara global. McKinsey, JP Morgan, The Economist Intelligence Unit dan IMF memberikan analisis yang sama bahwa pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020 diproyeksikan akan bernilai negatif.
ADVERTISEMENT
Group of Twenty (G20) sebagai forum negara dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara-negara lain dituntut untuk berperan secara signifikan dalam respon global terhadap pandemi ini. G20 telah mengeluarkan pernyataan untuk memerangi pandemi, melindungi ekonomi global, mengatasi gangguan perdagangan internasional, dan meningkatkan kerja sama global. Tindakan nyata oleh negara-negara yang memiliki lebih dari 80% ekonomi dunia ini tidak dapat ditunda lagi.
Rencana Penyelamatan Ekonomi
Analisis terbaru diterbitkan oleh United Nations World University Institute for Development Economics Research, King College’s London dan Australia National University memperkirakan bahwa dalam skenario terburuk, dampak pandemi dapat mengakibatkan negara-negara kembali berada pada tingkat kemiskinan 30 tahun yang lalu, dan setidaknya setengah miliar orang atau setara dengan 8% dari populasi dunia ‘dipaksa’ menjadi miskin.
ADVERTISEMENT
Itu masih bisa dicegah, jika negara-negara kaya di dunia mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk mengelola resesi. G20 harus menyetujui bahwa semua utang pokok, bunga, dan perubahan utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo pada tahun 2020 dibatalkan secara permanen, dan tidak ditunda ke masa depan. Ini harus mencakup utang kepada pemerintah, lembaga keuangan internasional seperti IMF/Bank Dunia dan kreditor swasta. Membatalkan pembayaran utang adalah cara tercepat untuk mendukung kapasitas fiskal negara-negara miskin sehingga mampu menghentikan pandemi, mencegah bencana kemanusiaan, dan keruntuhan ekonomi. IMF mengumumkan pembebasan bantuan layanan utang kepada 25 negara anggota IMF untuk membantu mengatasi dampak pandemi tersebut. Ini tidak cukup. Setidaknya diperlukan mobilisasi dana sebanyak $2,5 triliun untuk menyelamatkan perekonomian negara-negara berkembang (UNCTAD).
ADVERTISEMENT
Rencana Kesehatan Masyarakat Global
Negara-negara G20 harus mendanai Rencana Tanggap Kemanusiaan Global PBB dan berkomitmen untuk segera menggandakan pembelanjaan kesehatan masyarakat di negara-negara miskin. Ini akan memungkinkan pemerintah di seluruh dunia untuk mengatasi darurat kesehatan di masing-masing negaranya. Ada lima permintaan global untuk rencana kesehatan masyarakat. Pertama, investasi untuk upaya pencegahan harus ditingkatkan. Ia mencakup promosi kesehatan masyarakat, keterlibatan masyarakat dan pendidikan, akses terhadap air dan sanitasi, dan menyediakan tes Coronavirus gratis untuk semua. Kedua, setidaknya sepuluh juta tenaga kesehatan baru di dunia harus direkrut untuk merawat mereka yang terkena dampak. Ketiga, pemerintah harus menghilangkan semua hambatan finansial untuk mengakses layanan kesehatan. Keempat, pemerintah harus memanfaatkan semua fasilitas perawatan kesehatan swasta sehingga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan. Terakhir, kesepakatan global harus dicapai bahwa saat vaksin sudah tersedia, maka dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan secara gratis.
ADVERTISEMENT
Rencana Perlindungan Sosial
Setidaknya ada empat miliar orang tanpa perlindungan di dunia. Mereka menghadapi kesulitan ekonomi yang luar biasa. Para pemimpin G20 harus mengumpulkan dana tunai untuk semua yang membutuhkan dan menjamin peningkatan manfaat perlindungan sosial universal. Pemerintah negara-negara miskin harus segera dibantu untuk menempatkan perlindungan sosial bagi semua warganya, terutama mereka yang rentan, yaitu orang miskin, rumah tangga yang dikepalai wanita , anak-anak dan remaja, dan keluarga dengan disabilitas. Upaya tersebut akan menciptakan kesempatan bagi pemerintah untuk menghindarkan perusahaan dari pengurangan karyawan. Kapasitas fiskal setiap negara harus mampu membiayai belanja sosial yang adil sehingga jaminan terhadap orang yang hidup dengan upah harian dapat diberikan melalui bantuan langsung tunai dan penyedian barang-barang pokok. Tindakan mendesak dan tegas diperlukan sekarang untuk menghentikan dan memperlambat penyebaran pandemi ini, untuk menyelamatkan jiwa, dan untuk membangun sistem kesehatan masyarakat secara adil sehingga dapat melindungi manusia hari ini dan di masa depan. Tidak ada negara atau wilayah yang aman jika perlindungan tidak disediakan bagi semua orang di seluruh dunia. Dengan demikian, G20 tidak boleh meninggalkan satu negara pun.
ADVERTISEMENT
***
Benediktus Dwi Adiasmoro adalah Koordinator Program Oxfam di Indonesia dan mahasiswa Sustainable Development MSc, University of Sussex, UK.