Konten dari Pengguna

Generasi Z di Persimpangan Jalan: Antara Nilai-Nilai Pancasila ataukah Kebebasan

Pancar Ramadhani
Mahasiwi baru Jurusan Ilmu Hukum Universitas Negeri Yogyakarta
11 September 2024 5:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pancar Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar: Dihasilkan oleh DALL-E, teknologi AI dari OpenAI. Gambar dibuat untuk menggambarkan simbol Pancasila dan generasi muda Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: Dihasilkan oleh DALL-E, teknologi AI dari OpenAI. Gambar dibuat untuk menggambarkan simbol Pancasila dan generasi muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Z yang tumbuh di era digital yang serba cepat, tengah menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Kebebasan berekspresi yang tak terbatas di dunia maya seringkali menjadi sebuah sarang sebagai tempat penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Di sisi lain, kreativitas generasi ini, yang banyak didukung oleh teknologi canggih, justru terkadang menjadi bumerang bagi para penggunanya. Lalu bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dan nilai-nilai luhur bangsa melalui pertimbangan nilai-nilai pancasila?
ADVERTISEMENT
Mengenai kreativitas generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi, generasi Z dihadapkan pada dilema antara mengeksplorasi kreativitas tanpa batas dan menjaga nilai-nilai luhur Pancasila. Kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi seringkali disalahartikan, sehingga berpotensi merusak tatanan sosial dan mengancam persatuan bangsa.
Dimana kreatifitas generasi muda yang dihasilkan melalui kebebasan berekspresi itu seringkali disalahartikan dan dianggap sebagai “perusak” bagi orang-orang yang tidak ingin mendapat gugatan atas pemberian gaji yang cukup rendah atau tidak setara dengan jam kerjanya. Dari hal itulah tidak jarang Generasi Z sering mendapatkan berbagai apresiasi atas keberaniannya dalam menyuarakan berbagai hak dan pendapatnya untuk mendapatkan timbal balik yang lebih Win-win solution, dimana telah terjadi kesepakatan yang sama-sama saling menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Generasi z juga sering dianggap sebagai generasi yang sangat inovatif terlebih lagi generasi ini mempunyai dukungan dari berbagai teknologi canggih yang bisa mendorong kreatifitas mereka menjadi lebih inovatif dan mampu untuk menciptakan berbagai solusi dari permasalahan yang ada. Selain dari inovatif, kreatifitas dan juga kebebasan. Generasi z dianggap seringkali terjebak dan berhadapan dengan longsornya nilai-nilai moral. Dimana melalui kecanggihan internet dan berbagai kebebasan yang didapatkan pada era ini jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai Pancasila seperti pada sila ke-2 yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dapat berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Tidak jarang berbagai pelanggaran norma sosisal itu muncul dari kebebasan berekspreksi yang sering di dianggap remeh. Dimana penyebaran hoaks, ujaran kebencian dan pornografi anak di media sosial ini terkadang sudah menjadi suatu hal yang normal padahal sebenarnya hal tersebut tidaklah wajar untuk dinormalkan, contohnya saja penggunaan kata “Tobr*t” yang saat itu pernah menjadi trend bagi anak-anak FOMO, dimana mereka tidak tau hal tersebut itu baik atau tidak.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang menjadi salah satu kekhawatiran negeri ini, akankah kebebasan itu sudah benar-benar melampaui batas dengan keluar dari nilai-nilai Pancasila atau hanya sekadar kebebasan belaka yang digunakan untuk mengeksplorasi kreatifitas diri bagi pribadi masing-masing orang terkhususnya generasi Z. Karena di balik layar kreativitas dan inovatif muda tersimpan berbagai bahaya yang bisa mengancam pondasi nilai-nilai luhur bangsa jika kebebasan seperti ini tidak dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila dimana nantinya diharapkan mampu menetralisir tantangan baru yang semakin mengakar.
Walau Ironisnya, kreativitas yang seharusnya menjadi kekuatan secara positif, justru bisa menjadi racun yang mematikan. Kreativitas yang menghasilkan konten-konten tidak bermutu, provokatif, atau bahkan deepfake itulah yang mengancam keutuhan sosial dan meleburkan nilai-nilai Pancasila yang setiap hari semakin dilupakan.
ADVERTISEMENT
Namun, kita juga tidak bisa menyalahkan generasi Z sepenuhnya atas dasar kebebasan berekspreksinya mereka, karena bagaimanapun juga mereka adalah prototipe produk bagi generasi selanjutnya dan produk utama dari zamannya, yang mana mereka memang tumbuh di tengah arus informasi yang deras dan tanpa filter yang kuat. Justru, di sinilah pentingnya peranan dari nilai-nilai Pancasila yang bisa menuntun mereka. Karena Pancasila sendiri selain mengajarkan tentang persatuan, keadilan dan mengajarkan bagaimana caranya berpikir dengan kritis dan bertindak secara bijaksana sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan menjunjung nilai-nilai Pancasila lah generasi mampu memahami diri sendiri dan mampu membatasi diri mereka agar tidak terjerumus kedalam godaan yang memberikan dampak buruk bagi dirinya ataupun orang lain. Sehingga nantinya Generasi Z dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan bisa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ingin mereka eksplorasi, serta Generasi Z diharapkan mampu menjadi generasi yang berkarakter, bermartabat dan berinovasi tanpa melupakan nilai-nilai Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Meskipun teknologi bisa memberdayakan Generasi Muda tetapi tidak ada salahnya untuk tetap menanamkan kebijaksanaan dari nilai-nilai Pancasila pada mereka untuk memastikan kreativitas sesuai dengan tempatnya" -Pancar Ramadhani (uny) 09-09-2024