Konten dari Pengguna

Menimbang Tantangan Manajemen SDM : Lebih Kompleks Sektor Publik atau Swasta?

Vasya Lediana
Mahasiswi Administrasi Publik di Universitas Muhammadiyah Bandung
20 Oktober 2024 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vasya Lediana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pertimbangan Kompleksitas MSDM antara Sektor Publik dan Sektor Swasta. Foto: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pertimbangan Kompleksitas MSDM antara Sektor Publik dan Sektor Swasta. Foto: Canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian penting untuk keberlangsungan suatu organisasi, baik dalam sektor publik maupun swasta. Namun, pengelolaan SDM di kedua sektor ini sering menimbulkan perdebatan karena kompleksitasnya. Dengan berbagai tantangan yang berbeda, pertanyaan muncul: siapa yang sebenarnya menghadapi tantangan manajemen SDM yang lebih kompleks? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mempertimbangkan teori manajemen SDM, studi kasus dari kedua sektor, dan beberapa solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.
ADVERTISEMENT

Teori Manajemen SDM di Sektor Publik dan Swasta

Secara teori, manajemen SDM di sektor publik dan swasta memiliki perbedaan mendasar dalam hal tujuan dan pendekatan yang digunakan. Menurut Teori Keseimbangan Dua Faktor dari Frederick Herzberg, motivasi di tempat kerja berbeda antara sektor publik dan swasta. Di sektor publik, karyawan cenderung termotivasi oleh keamanan kerja dan dampak sosial, sementara di sektor swasta, motivasi sering terkait dengan gaji, bonus, dan kesempatan karier fleksibel.
Teori ini mencerminkan kompleksitas pengelolaan SDM di sektor publik, di mana pemenuhan motivasi sulit diukur dan dikelola dibandingkan dengan penghargaan finansial yang lebih jelas di sektor swasta. Selain itu, Teori Agensi menyoroti hubungan antara agen (manajemen) dan prinsipal (pemilik modal) yang lebih berlaku di sektor swasta, di mana fokusnya adalah keuntungan dan pertumbuhan bisnis. Sebaliknya, sektor publik menghadapi kendala birokrasi, aturan regulasi, dan tekanan dari pemangku kepentingan, menyulitkan pengelolaan SDM.
ADVERTISEMENT

Kasus Kompleksitas SDM di Sektor Publik dan Swasta

Kasus sektor publik menunjukkan bahwa pengelolaan SDM dipengaruhi oleh regulasi pemerintah dan prosedur birokrasi yang kaku. Dalam penanganan pandemi COVID-19, lembaga kesehatan pemerintah di berbagai negara menghadapi kesulitan dalam mengelola tenaga kesehatan yang terbatas dan terbebani oleh tuntutan regulasi yang ketat. Keputusan perekrutan, pengembangan kompetensi, dan penempatan tenaga kerja harus melewati berbagai prosedur yang memperlambat respons terhadap krisis.
Di sektor swasta, meskipun birokrasi tidak seketat sektor publik, kompleksitas muncul dari kebutuhan untuk terus berinovasi dan bersaing di pasar. Contoh nyatanya adalah perusahaan teknologi yang mengalami peningkatan permintaan produk selama pandemi. Mereka harus segera merekrut dan melatih karyawan baru demi memenuhi kebutuhan pasar. Di sini, tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cepat dan pengelolaan SDM yang efektif tanpa mengorbankan kualitas layanan atau produk.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus lain, sektor publik sering menghadapi tantangan terkait politik, seperti perubahan kepemimpinan yang membawa kebijakan baru dan memengaruhi arah manajemen SDM. Sementara itu, di sektor swasta, perubahan sering terjadi karena dinamika pasar dan teknologi, yang memerlukan adaptasi cepat dalam strategi SDM. Kedua sektor menghadapi tantangan yang signifikan, namun dalam konteks yang sangat berbeda.

Solusi Mengatasi Tantangan Manajemen SDM

Untuk mengatasi tantangan kompleks di sektor publik dan swasta, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan di masing-masing sektor. Dalam sektor publik, reformasi birokrasi menjadi langkah penting. Penyederhanaan prosedur dan desentralisasi kewenangan dapat mempercepat pengambilan keputusan terkait pengelolaan SDM. Selain itu, peningkatan keterlibatan karyawan melalui program pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi dapat membantu meningkatkan motivasi dan kinerja di lingkungan yang terbatas oleh regulasi.
ADVERTISEMENT
Sementara di sektor swasta, perusahaan perlu berfokus pada agility atau kelincahan dalam manajemen SDM. Menggunakan pendekatan manajemen yang fleksibel seperti Agile HR memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan pasar. Investasi dalam teknologi SDM seperti Artificial Intelligence (AI) untuk proses rekrutmen dan pengembangan karyawan dapat mengurangi beban administratif dan mempercepat pengambilan keputusan.
Pendekatan total rewards, yang meliputi gaji, bonus, pengalaman kerja, dan peluang pengembangan pribadi, juga dapat diterapkan di kedua sektor. Pendekatan ini dapat meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan di sektor publik dan swasta.

KESIMPULAN

Kompleksitas manajemen SDM di kedua sektor memiliki karakteristik yang berbeda, namun kesulitannya tidak dapat disamakan tanpa mempertimbangkan konteksnya. Sektor publik menghadapi tantangan dalam hal birokrasi dan regulasi yang kaku,  sementara sektor swasta harus terus beradaptasi dengan pasar yang dinamis  dan tekanan untuk inovasi. Solusi untuk mengatasi tantangan ini melibatkan reformasi kebijakan, pengelolaan yang lebih fleksibel, dan pemanfaatan teknologi di kedua sektor. Pada akhirnya, tingkat kompleksitas manajemen SDM bergantung pada kemampuan organisasi untuk menghadapi tantangan dalam sektor mereka.
ADVERTISEMENT
Sumber:
MSDM publik versus Privat Serta Tantangan Yangdihadapi. Fakultas Ilmu Administrasi UI. (2022,May 19).
Budiani, M. S. (2011). PERBANDINGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIADALAM ORGANISASI PEMERINTAH DAN NONPEMERINTAH. Jurnal Psikologi Teori DanTerapan, 1(2), 88-95.