Konten dari Pengguna

Meraih Asa di Kota: Cerita Perjuangan Gadis Desa Mengukir Prestasi

Nur Fadila Maulana Putri
Mahsiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Aktivis Klinik Etik dan Advokasi UIN Sunan Ampel Surabaya
28 Oktober 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Fadila Maulana Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap perempuan yang terlahir di dunia tentunya memiliki mimpi yang beragam, ada yang beruntung dengan dimudahkanya dalam mencapai mimpinya dengan dukungan orang-orang sekitarnya. Ada yang hanya berakhir sebagai mimpi dalam ilusi, karena ditampar kenyataan hidup yang begitu keras, seperti: keterbatasan keluarga dalam mewadahi mimpi anak-anaknya dan terbatasnya akses bagi perempuan untuk mengenyam manisnya pendidikan karena masih kuatnya dunia patriarki di pedesaan.
Foto; Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto; Dokumen pribadi
Seorang gadis kecil bernama Nur Fadila Maulana Putri yang sedari usia dini memiliki mimpi yang tinggi tentang pendidikan, ingin mengukir indah namanya dalam beberapa prestasi, tumbuh dewasa berbeda dengan para gadis lain seusianya, yang selalu dipenuhi cinta, kasih sayang dan bisa menikmati masa kana-kanaknya dengan bermain sesuka hatinya. Dari kejauhan gadis ini bersumpah dalam hati, bahwa ia akan tumbuh berbeda dari teman-teman lainnya sebagaimana yang ia rasakan saat itu.
ADVERTISEMENT
Qadarullah, ia diterima di salah satu kampus yang cukup terkenal yakni UIN Sunan Ampel Surabaya, disaat teman-teman yang lain hanya terbatas mengenyam pendidikan di sekitar wilayahnya sendiri, ia bertekat untuk pergi merantau sendirian dengan terus meyakinkan pada orang tuanya bahwa ia akan belajar dengan baik, kesenangan masa kecil yang tidak ia rasakan menjadi pelampiasan pada ambisi yang tinggi untuk menjadi sosok wanita yang berpendidikan dan berprestasi, ia yakin bisa sukses walaupun orang-orang sekitarnya tak jarang sering kali menertawakan mimpinya dan meremehkannya dengan kata-kata, "perempuan desa mau kemana sih", ia tetap tak berputus asa.
Masuk perguruan tinggi impian tentu tidak semulus itu dalam perjalannya, terkadang ia bertemu dengan teman yang meremehkan kompetensinya. Sampai satu momen ia mulai terkenal dengan prestasinya sebagai Duta Literasi Indonesia mewakili Provinsi Jawa Timur, mengikuti berbagai macam kedutaan sampai meraih prestasi 6 kedutaan. Yakni Duta Felari PPI-Dunia, Duta Inisiatif Indonesia, Duta Aksi Nusantara, Duta Aksi Lingkungan, Duta Literasi Indonesia, Duta Inovatif Indonesia, hingga akhirnya ia bisa membangun personal branding yang baik sampai pernah diundang menjadi pemateri. @nur_fadila_m.p.
Foto: dokumen pribadi
Dengan berbekal pengalaman tersebut, dengan mudah ia diterima dalam beberapa organisasi sebagai tambahan pengalaman, seperti volunteer menjadi projek officer dan social media menager. Tidak hanya itu, ia juga aktif di kegiatan internship seperti talent di Logika Hukum.id dan Content Creator di Benang Hukum.id juga Pintar Hukum.id. Tidak hanya aktif di kegiatan eksternal tapi juga di internal kampus, seperti Dema dan Aktivis Klinik Etik dan advokasi Uinsa.
ADVERTISEMENT
Kisah perjuangan gadis desa ini mengajarkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan keberanian, kerja keras, dan tekad yang kuat, ia berhasil mengukir prestasi di tanah rantau, membuktikan bahwa asal usul bukanlah batas bagi impian. Semoga cerita ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang dan percaya bahwa asa akan selalu menemukan jalannya.