70 Persen Rumah Warga di Pulau Kabetan, Sulteng, Tak Layak Huni

Konten Media Partner
23 Agustus 2020 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan rumah tidak layak huni di Pulau Kabetan menjadi  perhatian Pemkab Tolitoli, Sulteng untuk melakukan program bedah rumah, Minggu (23/8). Foto: Moh. Sabran/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Deretan rumah tidak layak huni di Pulau Kabetan menjadi perhatian Pemkab Tolitoli, Sulteng untuk melakukan program bedah rumah, Minggu (23/8). Foto: Moh. Sabran/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Pemerintah Desa Kabetan, Kecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, mencatat hampir 70 persen rumah warga di wilayahnya itu tidak layak huni. Pasalnya, sampai saat ini masih ditemukan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan menempati rumah yang menggunakan atap rumbia serta berdinding papan yang sebagian besar sudah lapuk dimakan usia.
ADVERTISEMENT
"Setelah kami data, sebanyak 70 persen rumah warga tidak layak huni,” kata Sekretaris Desa Kabetan, Ramli kepada PaluPoso, Minggu (23/8).
Dikatakan Ramli, jumlah populasi manusia yang kian meningkat dari tahun ke tahun dan menetap di Pulau Kabetan, tidak diiringi dengan ketersediaan lahan untuk tempat tinggal. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang pada akhirnya terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni yang berada di sepanjang pesisir pantai.
Hal tersebut diakibatkan adanya ketimpangan yang cukup tinggi, antara harga bahan rumah dengan penghasilan yang diterima warga khususnya mereka yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Sehingga, warga hanya menempati rumah dengan seadanya, meskipun pada kenyataannya kondisinya sangat tidak layak untuk dihuni.
Beginilah kondisi salah rumah warga di pulau Kabetan Tolitoli Sulteng yang tidak layak huni, Minggu (23/8). Foto: Moh. Sabran/PaluPoso
“Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saja mereka terbatas, sehingga ketika ada kerusakan atau kebocoran atap hanya diperbaiki dengan seadanya saja,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kekhawatiran masyarakat yang tinggal di rumah sangat tidak layani huni cukup besar. Berbagai ancaman tentunya bakal terjadi di depan mata. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, dikhawatirkan bisa membahayakan bagi para penghuninya, dikarenakan sebagian besar rumah tidak layak huni tersebut menggunan kayu uzur. Belum lagi ancaman terbesar berupa angin kencang saat cuaca ekstrim yang bisa memporak-porandakan rumah mereka.
“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Tolitoli khususnya instansi terkait, sejatinya memiliki peranan penting agar bisa melakukan terobosan, dengan mencari solusi agar puluhan rumah layak huni yang berada di Pulau Kabetan bisa diatasi melalui program bedah rumah,” ujarnya.