75 Kali Gempa Susulan Guncang Banggai, Sulawesi Tengah

Konten Media Partner
13 April 2019 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. (Foto: YouTube/ENDAS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. (Foto: YouTube/ENDAS)
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palu, Sulawesi Tengah, mencatat terjadi 75 kali gempa susulan terjadi di Kabupaten Banggai, sejak Jumat malam (12/4) hingga pukul 11.45 WITA, Sabtu (13/4). Kekuatan gempa susulan yang terjadi berkisar antara 2,3 sampai 5,0 magnitudo.
ADVERTISEMENT
“Dalam pantauan kami, sudah 75 kali terjadi gempa susulan mengguncang Banggai,” kata Sugeng Amirul Fahmi, Petugas on duty sekaligus Staf Operasional Stage of Palu, Sabtu (13/4).
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 19.40 WITA, Jumat (12/4). Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa terkait kekuatan gempa, setelah dilakukan pemutakhiran, kekuatan gempa diketahui berubah menjadi 6,8 magnitudo.
Penjelasan terkait Episenter Gempa dan Potensi Tsunami
Episenter gempa terletak pada koordinat 1,89 Lintang Selatan dan 122,57 Bujur Timur, tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai dengan kedalaman 17 kilometer.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasan Daryono, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini berpotensi tsunami. Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari 5 menit usai terjadinya gempa, BMKG segera mengeluarkan peringatan dini tsunami, dengan status ancaman waspada, dengan estimasi tinggi tsunami kurang dari 50 sentimeter.
Namun, kata Daryono, setelah dilakukan pemutakhiran magnitudo dan melakukan monitoring terhadap muka air laut melalui pengamatan tide gauge di lokasi Kendari, Sulawesi Tenggara; dan Taliabu, Maluku Utara; didapatkan hasil yang menunjukkan tidak ada kenaikan muka air laut yang signifikan.
"Berdasarkan pengecekan kondisi lapangan oleh BMKG dan BPBD setempat juga tidak ada laporan adanya air surut maupun terjadinya tsunami. Atas dasar beberapa hal tersebut, maka BMKG pada pukul 19.47 WIB (20.47 WITA) menyatakan bahwa peringatan dini tsunami berakhir," ujar Daryono.
ADVERTISEMENT
Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
"Ada dugaan bahwa struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng yang jalurnya ke arah barat daya-timur laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo," katanya.