Konten Media Partner

8 Kali Gempa Guncang Morowali, Sulteng, Rumah dan Kantor Alami Kerusakan

4 Januari 2021 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu bangunan kantor PT IMIP alami kerusakan akibat gempa bumi terjadi di Morowali, Sulteng, pada Senin (4/1). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bangunan kantor PT IMIP alami kerusakan akibat gempa bumi terjadi di Morowali, Sulteng, pada Senin (4/1). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika (BMKG) Palu mendata hingga pukul 12.00 WITA, gempa mengguncang Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sebanyak delapan kali.
ADVERTISEMENT
Gempa yang terjadi pada Senin (4/1) ini tidak berpotensi tsunami, namun menyebabkan kerusakan beberapa rumah dan gedung kantor dengan tingkat kerusakan ringan.
“Dengan titik gempa paling kuat 4,7 magnitudo dan 4,9 magnitudo dirasakan dibagian laut namun tidak berpotensi tsunami, tetapi warga harus tetap waspada,” kata Kepala Seksi data dan Informasi BMKG, Hendrik Leopatty, Senin (4/1).
Dijelaskannya, gempa yang menyebabkan warga di Wilayah Bahodopi mengungsi ini diakibatkan dari sesar Matano sekmen Ballawai.
Sesar ini kata Hendrik, pernah terjadi di titik yang sama pada puluhan tahun lalu dengan kekuatan sekitar 6 magnitudo, namun tidak berpotensi tsunami.
Salah satu bangunan kantor PT IMIP alami kerusakan akibat gempa bumi terjadi di Morowali, Sulteng, pada Senin (4/1). Foto: Istimewa
Tambahnya, apabila terjadi kerusakan pada struktur warga diminta untuk melakukan mitigasi dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat tetap tenang jangan panik dan selalu memantau informasi dari BMKG,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Komunikasi dan Hubungan Media PT IMIP, Dedy Kurniawan mengatakan, secara umum operasional di IMIP tidak terpengaruh dengan adanya gempa tersebut. Hingga saat ini produksi tetap berjalan normal.
“Kerusakan ringan hanya terjadi di gedung IMIP saja. Di beberapa titik ada tembok gedung kantor yang retak, dan satu jendela kaca yang pecah,” katanya.
Kepala Seksi data dan Informasi BMKG, Hendrik Leopatty. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso