Ali Kalora Si Ahli Merakit Bom dengan Sederet Catatan Kekejamannya

Konten Media Partner
23 September 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelompok MIT Poso, pimpinan Ali Kalora (tengah). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok MIT Poso, pimpinan Ali Kalora (tengah). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Sepak terjang Ali Ahmad alias Ali Kalora akhirnya berhasil dihentikan oleh Satgas Operasi Madago Raya di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9).
ADVERTISEMENT
Ali Kalora tewas bersama anak buahnya, Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya.
Nama asli Ali Kalora adalah Ali Ahmad, nama Kalora disematkan pada dirinya karena pernah tinggal di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Ali Kalora lahir tanggal 30 Mei 1981, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Ali Kalora menjadi pemimpin kelompok teroris MIT Poso pada 2016 silam, pasca-tewasnya pimpinan sebelumnya, Santoso.
Sebelumnya Ali Kalora memimpin kelompok teroris MIT bersama Basri. Namun, setelah Basri ditangkap pasukan Satgas Operasi Tinombala, Ali Kalora kemudian menjadi pemimpin tunggal dan menjadi target utama Operasi Tinombala.
Ali Kalora disebut-sebut sebagai teroris yang ahli merakit bom lontong dan memiliki kemampuan bertahan hidup dalam pelarian.
ADVERTISEMENT
Ali Kalora kerap menyamar sebagai warga biasa dan menjadi petani untuk menghindar dari kejaran pasukan pemburu teroris.
Pasukan Satgas Operasi Tinombala hingga berganti nama menjadi Satgas Operasi Madago Raya, selalu meminta agar Ali Kalora menyerahkan diri, namun ia tidak mengindahkannya.
Kepala Satgas Humas Operasi Madago Raya Kombes Polisi Didik Supranoto, Rabu (22/9), menjelaskan berdasarkan catatan Satgas Madago Raya, setidaknya ada 10 kasus pembunuhan dan pembakaran yang merupakan bukti kekejaman Ali Kalora Cs. 10 kasus tersebut berlangsung dari tahun 2017 sampai dengan 2021, di antaranya;
1. Kasus pembunuhan di Desa Parigi Mpu, Kabupaten Parigi Moutong, pada tanggal 3 Agustus 2017, dengan korban Simon Suju.
2. Kasus pembunuhan di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, tanggal 30 Desember 2018, korban Ronal Batau alias Anang.
ADVERTISEMENT
3. Pembunuhan di Pegunungan Penghulu Kanan, Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, tanggal 23 Mei 2019, korban Njue.
4. Pembunuhan di Pegunungan Batu Tiga Desa Tindaki, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, pada tanggal 25 Juli 2019, korban Tamar dan Patte.
5. Pembunuhan di perkebunan Dusun Sipatuo Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, pada tanggal 7 April 2020, korban Rattapo alias Daeng Tapo.
6. Pembunuhan di pegunungan Km.9, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, pada tanggal 19 April 2020, korban Ambo Ajeng alias Papa Angga.
7. Pembunuhan di perkebunan Tahiti, Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, pada tanggal 9 Agustus 2020, korban Agus Balumba alias Papa Sela.
ADVERTISEMENT
8. Penemuan mayat di Jalan trans Poso-Napu Desa Maholo, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, pada tanggal 14 Agustus 2020, korban Eliyas Lapulalang.
9. Pembunuhan dan pembakaran di Dusun V Trans Lenovu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, pada tanggal 27 November 2020. Korban saat itu 4 orang yaitu, Nakka, Ferdy alias Pedi, Pinu dan Yasa.
10. Pembunuhan di pegunungan Patiroa, Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, pada tanggal 11 Mei 2021. Korban saat itu berjumlah 4 orang, masing–masing atas nama Lukas Lese Puyu, Paulus Papa, Simson Susa, Marten Solong.
“Data kejahatan atau kekejaman di luar perikemanusiaan yang dilakukan Ali Kalora perlu dipublish agar masyarakat memahami perbuatan yang telah dilakukan,” kata Didik.
ADVERTISEMENT