Anggota DPR RI: Morowali, Bintang Dunia yang Gelap Gulita

Konten Media Partner
19 Maret 2021 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng Anwar Hafid. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng Anwar Hafid. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Anggota DPR RI Anwar Hafid angkat bicara mengenai kondisi Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang mengalami defisit daya pada sistem kelistrikannya.
ADVERTISEMENT
“Saya sungguh bersedih, Kabupaten Morowali yang kini berjuluk sebagai ‘bintang dunia’ karena menjadi pemasok bahan bakar bagi rencana-rencana besar untuk pabrik baterai bagi bahan bakar mobil listrik, kendaraan listrik, seluruh dunia justru sedang dalam masa-masa prihatin,” kata Anwar Hafid kepada media ini, Jumat (19/3).
Menurut politisi Partai Demokrat itu, ketika warga yang berkontribusi bagi Indonesia, bahkan Asia dan dunia, justru mengalami pemadaman listrik terus menerus.
Mantan Bupati Morowali dua periode itu mendesak agar pemerintah pusat, terutama pihak PLN mesti segera memperhatikan defisit daya yang dialami daerah penghasil tambang tersebut.
“Kita tentu tidak ingin bintang dunia yang harusnya menjadi pembagi terang justru gelap gulita,” kata ketua DPD Partai Demokrat Sulteng ini.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Morowali mengalami defisit daya pada sistem kelistrikannya. Sehingga, daerah penghasil tambang di Sulteng itu mengalami gelap gulita selama sepekan karena terjadi pemadaman listrik bergilir, terhitung mulai Senin (15/3) hingga Minggu (21/3).
Rencana pemadaman listrik tersebut disampaikan melalui surat imbuan Nomor 20/PMD/BKU/III/2021 dari Manajemen ULP Bungku, Minggu (14/3).
Empat kecamatan yang akan mengalami pemadaman bergilir, yakni Bungku Tengah, Bahodopi, Bungku Barat dan Bungku Selatan.
Dalam surat imbauan tersebut dijelaskan alasan terjadinya pemadaman listrik kembali yakni, terjadinya gangguan pada salah satu unit PLTU Desa Bahoruru, Kecamatan Bungku Tengah dan menurunnya daya mampu di PLTM Sakita (debit air PLTM masih kecil). Sehingga menyebabkan terjadinya defisit daya pada sistem kelistrikan ULP Bungku, maka akan terjadi penghentian pasokan listrik bergilir. Penghentian pasokan listrik bergilir tersebut dilakukan setiap pukul 17.00-22.00 WITA.
ADVERTISEMENT
Namun, imbauan yang beredar pada grup-grup WhatsApp (WA) tersebut ditanggapi miring oleh warga. Secara keseluruhan mereka sangat menyayangkan pemadaman tersebut, sebab dari tahun ke tahun selalu sama saja alasannya.
“Perasaan ini musim hujan. Mana mungkin debit air berkurang,” kata Nani (35), salah seorang warga Bungku Tengah, Minggu (14/3).
“Itu yang di Bahoruru tidak ada perbaikan kah? Dari tahun ke tahun tidak ada perubahan,” tambahnya.