Konten Media Partner

Benteng Tsunami di Donggala Dibabat untuk Dijadikan Tambak

14 Februari 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Keluhkan Pembabatan Hutan Mangrove Dijadikan Tambak di Donggala. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga Keluhkan Pembabatan Hutan Mangrove Dijadikan Tambak di Donggala. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Pos Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB) Desa Lombonga, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Didi Darmawan mengeluhkan pembabatan hutan mangrove di Balaesang untuk dijadikan tambak.
ADVERTISEMENT
Padahal kata dia, wilayah tersebut merupakan kawasan penyanggah apabila terjadi bencana alam. Lagi pula Kecamatan Balaesang merupakan wilayah yang rawan bencana dan pernah dilanda tsunami sewaktu terjadi gempa Mapaga pada tahun 1968.
“Kami sudah melarang warga agar tidak lagi melakukan penebangan,” katanya dihubungi media ini Minggu malam (13/2).
Didi menyatakan, jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi, fenomena pembukaan mangrove dijadikan tambak itu dikhawatirkan bisa mengancam keberlangsungan mangrove.
Warga Keluhkan Pembabatan Hutan Mangrove Dijadikan Tambak di Donggala. Foto: Istimewa
Oleh karena itu, lanjut Didi pembalakan liar harus dicegah dan diberantas karena berdampak buruk bagi lingkungan. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat.
Mangrove, lanjutnya, sangat berperan penting bagi kehidupan, mampu mengurangi emisi, mencegah abrasi, serta menjadi pelindung dari bencana tsunami.
Didi mengajak para petani agar mengembangkan tambak ramah lingkungan. Harapannya, pembabatan mangrove secara liar dapat diminimalisir dan ekosistem mangrove dapat terjaga kelestariannya.
ADVERTISEMENT
“Kami mencoba mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hutan mangrove. Selain itu ada sanksi pidana dan denda bila hal itu (menebang) terus dilakukan,” ujarnya. ** (Bang Jalu)