Bentrok Warga dan Polisi di Kawasan Tambang Emas Poboya, Lurah: Sudah Kondusif

Konten Media Partner
26 Oktober 2022 21:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana bentrok warga Poboya dan Polisi di Kawasan Tambang Emas Poboya, Kota Palu, Rabu (26/10). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana bentrok warga Poboya dan Polisi di Kawasan Tambang Emas Poboya, Kota Palu, Rabu (26/10). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Situasi terkini di kawasan Tambang Poboya Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, berangsur kondusif setelah polisi mundur dalam bentrok dengan warga penambang emas Poboya yang terjadi pada Rabu (26/10) malam ini.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya sekarang sudah tidak bentrok karena polisi sudah mundur. Kalau mereka bertahan takutnya terjadi bentrok lagi. Kondisi sudah mereda," kata Kepala Kelurahan Poboya, Sri Rahayu, kepada media ini.
Sri mengatakan, peristiwa bentrok antar warga dan polisi ini terjadi sekitar pukul 18.40 WITA. Di mana saat itu polisi tengah membubarkan warga yang aksi sejak sore di kawasan Tambang Poboya.
Karena sudah malam, sehingga polisi mulai menembakkan gas air mata dan tembakan peringatan saat mencoba menerobos masuk ke kawasan tambang emas Poboya yang sudah diadang warga.
Sehingga, banyak warga yang berada di sekitar kejadian tersebut meringis kesakitan.
"Tembakan gas air mata berkali-kali. Ada juga tembakan peringatan, tapi, setelah mereka (polisi,red) mencoba menerobos masuk," kata Sri.
ADVERTISEMENT
Bentrok warga dan Polisi di Kawasan Tambang Emas Poboya, Palu, Rabu (26/10) malam. Foto: Istimewa
Sri menjelaskan, kejadian ini berawal dari Rabu (26/10) sore. Saat itu warga sedang memblokade jalan masuk menuju Tambang Poboya yang dikelola oleh PT Citra Palu Mineral (CPM). Aksi itu sudah berlangsung dua hari terakhir.
Kemudian polisi dengan kendaraan Barakuda mencoba membuka blokade dan membubarkan massa.
"Warga tidak ada yang naik, mereka cuman di tempat semula yang di pinggir jalan tempat mereka, nah polisi yang maju-maju terus, mungkin itu yang jadi pemicu bentrokan itu," kata Sri.
Sri mengungkapkan, penutupan akses jalan masuk ke kawasan Tambang Poboya ini dikarenakan warga kesal permintaannya tidak bisa dipenuhi oleh PT CPM.
Di mana masyarakat meminta ruang melakukan pertambangan di wilayah PT CPM.
Namun, hingga saat ini, permintaan warga tersebut belum direspons meskipun sudah dilakukan pertemuan antara warga, ketua adat, Wali Kota Palu, pihak PT CPM, dan juga Gubernur Sulteng beberapa hari terakhir.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya seperti ini kan sudah terjadi sejak tujuh bulan lalu. Mungkin permintaan mereka belum diakomodir. Mungkin masih dalam proses. Sehingga banyak kekecewaan warga terhadap perusahaan karena mereka ingin menambang dan diberikan ruang lah," kata Lurah Poboya. *(Ala)