Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Terletak di Desa Matansala, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali.
Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, memiliki wisata mangrove berada di jantung kota itu, tepatnya di Desa Matansala, Kecamatan Bungku Tengah. Sudah delapan bulan dibangun dan mulai ramai dikunjungi wisatawan.
ADVERTISEMENT
Hermanto (44), Kepala Dusun 1 Desa Mantansala menyambut kedatangan media ini, Minggu (7/3). Ia bersama warga tengah sibuk mengumpul kayu untuk membuat rumah panggung di dalam lokasi wisata.
“Silahkan dilihat-lihat,” sapa Hermanto.
Untuk tiba di lokasi wisata mangrove, pengunjung bisa mengambil Jalur 16 tepatnya di belakang jalan Trans Sulawesi. Jalur itu, jalur bebas hambatan yang berdampingan dengan pantai. Lokasi wisata tersebut terletak tepat di jalan utama.
Begitu tiba di lokasi, dari jalan utama sebelah kiri sudah dapat dilihat dari kejauhan papan berwarna coklat pualam bertuliskan ‘Selamat Datang di Lokasi Wisata Hutan Mangrove Sompo Desa Matansala’. Namun, untuk menuju lokasinya, pengunjung harus berjalan kaki dengan melewati jembatan terlebih dahulu, lalu berjalan sejauh sekitar 200 meter ke dalam.
ADVERTISEMENT
“Lokasi ini awalnya hanya tempat lewatnya perahu-perahu nelayan dan para orangtua saat ‘meti’ sebuah kegiatan mencari kerang dan sejenisnya saat air laut surut,” kata Hermanto.
Dijelaskannya, lokasi wisata tersebut terbentuk atas inisiatif Desa dan dananya menggunakan Dana Desa, bukan dari inisiatif Pemerintah Daerah.
“Kami juga tidak membabat mangrove-nya. Semua alami. Tidak seperti wisata mangrove yang dibuat Pemda,” tutur dia.
Saat dibuka pertama kalinya delapan bulan yang lalu, lokasi tersebut cukup menarik pengunjung hingga sekarang. Promosi pun tidak besar-besaran. Mereka cukup mengandalkan media sosial Facebook.
“Panjang jembatan sekitar 200 meter. Ke depan akan ditambah lagi variasi jembatannya,” ujarnya.
Jembatan-jembatan tersebut sengaja dicat warna-warni untuk menambah keindahan. Tidak lupa, di samping jembatan dibuat kursi-kursi kayu untuk tempat bersantainya pengunjung. Pihak desa juga membuat rumah-rumah panggung agar pengunjung dapat menikmati wisata mangrove dari ketinggian.
ADVERTISEMENT
Pada ujung jembatan yang menjorok ke laut, dibuat spot foto berbentuk hati, terbuat dari besi yang dihiasi bunga-bunga sintesis.
Beberapa pengunjung mengaku kepada media ini, mereka cukup terhibur berwisata di tempat tersebut. Sebagian dari mereka ada yang berasal dari luar daerah dan warga lokal.
Seperti Nada. Ia bersama saudaranya sengaja mengunjungi lokasi itu karena tertarik dari foto-foto yang dilihatnya di Facebook.
“Saya dari Sulawesi Selatan. Datang ke Morowali mengunjungi keluarga, tetapi saya mau injak dulu lokasi wisata ini. Saya lihat di Facebook. Cantik sekali pemandangannya,” akunya.
Begitu halnya dengan Ibu Marlin, warga Desa Topogaro, Kecamatan Bungku Barat. Hari itu, ia membawa ketiga anaknya ke lokasi Wisata Mangrove dan terlihat sangat menikmati pemandangannya. Ia pun meminta media ini untuk didokumentasikan di spot hati yang terletak di ujung jembatan.
ADVERTISEMENT
“Tempatnya bagus sekali. Sayang di desa saya belum ada seperti ini,” ucap Marlin.
Pagi hari menjelang siang itu, anak-anak di Desa Mantansala memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat memancing. Dan pengunjung terus berdatangan satu-persatu.