Konten Media Partner

BNN: Seluruh Wilayah Morowali Berpotensi Terjadi Peredaran Narkoba

12 Maret 2021 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNN Kabupaten Morowali, AKBP Mulyadi. Foto: Intan/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNN Kabupaten Morowali, AKBP Mulyadi. Foto: Intan/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Morowali, AKBP Mulyadi, Jumat (12/3), mengungkapkan, seluruh wilayah di kabupaten tersebut berpotensi terjadinya peredaran narkoba, tidak hanya satu wilayah saja.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu berkaitan dengan responnya terhadap penangkapan pengedar narkoba terhadap dua pekerja swasta di Kecamatan Bahodopi yang terjadi belum lama ini.
“Seiring dengan masuknya pertambangan. Ekonomi meningkat di satu sisi pekerja berdatangan dari berbagai daerah, menjadikan potensi permintaan di kecamatan tersebut banyak,” ujar dia.
Namun menurutnya, perlu digaris bawahi, peredaran narkoba tidak hanya marak di wilayah tersebut, tetapi seluruh kecamatan di Morowali berpotensi serupa.
“Bisa dikatakan Kapolsek Bahodopi cukup aktif menindak peredaran narkoba di sana,” ucap dia.
Sementara itu, Mulyadi mengklaim BNN Morowali selama ini sudah berperan aktif dalam mencegah penggunaan dan peredaran narkoba, tidak hanya menangkap tapi melakukan tindakan persuasif agar masyarakat semakin sadar, menjauhkan diri dari penyalahgunaan obat tersebut.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi narkoba. Foto: Dok. kumparan
“Kami lakukan sosialisasi di semua kecamatan. Ini ke depan kami akan turun ke Bahodopi,” ujarnya.
BNN Morowali punya program Desa Bersinar. Diharapkan dari program tersebut setiap desa dibantu aparatur desa dan warga sekitar dapat menerapkan P4GN yakni, Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, Peredaran Gelap dan Narkoba.
“Karena untuk memberantas peredarannya, harus bersama-sama. Tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saja,” katanya.
Desa menurutnya diharapkan berperan aktif dalam mencegah menerapkan P4GN tersebut. Untuk mempersempit ruang bagi pengedar dan pengguna. Sebab dari hasil penelitian, angka prevalensi pengguna narkoba di Sulteng makin meningkat, dari 1,7 menjadi 1,8.
Hal itu sangat disayangkan mengingat narkoba adalah zat adiktif yang tidak diperjualbelikan secara umum kecuali dengan resep dokter.
ADVERTISEMENT
“Obat ini akan merangsang saraf sehingga muncul eforia. Tapi, sifatnya sesaat. Setelah itu seseorang akan drop,” jelasnya.