Distributor Beras Asal Parigi Moutong, Sulteng, Mulai Manfaatkan Tol Laut

Konten Media Partner
19 Januari 2021 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal pengangkut Logistik Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 13, bersandar di Pelabuhan Parigi Kabupaten Parimo, Selasa 19 Januari 2021. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kapal pengangkut Logistik Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 13, bersandar di Pelabuhan Parigi Kabupaten Parimo, Selasa 19 Januari 2021. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Distributor beras asal Desa Tolai Timur, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), memasarkan ratusan ton beras melalui tol laut.
ADVERTISEMENT
“Pengiriman beras ke pasar Provinsi Sulawesi Utara sekitar 200 ton,” kata I Made Sukanto, salah seorang distributor lokal yang menggunakan jasa angkut melalui Tol Laut, Selasa (19/1).
Ratusan ton beras itu kata dia, bersumber dari hasil bumi warga Desa Tolai Timur, Kecamatan Balinggi, yang menjadi salah satu sentra komoditas padi di Kabupaten Parimo.
Kapal tol laut pengangkut logistik bersandar di Pelabuhan Parigi sebanyak dua kali dalam sebulan.
“Saat ini, kami mengirim beras sejumlah 40 ton. Rutinnya, kami biasa mengirim sekitar 200 ton dengan biaya transportasi lebih hemat 60 persen,” ujarnya.
Ia juga berharap, pemerintah setempat dapat menyerap hasil produksi petani dan membuka peluang pasar di daerah lain.
Proses pengiriman beras menggunakan Kapal Tol Laut. Foto: Dok. Kemenhub
Sementara itu, Kepala Pelabuhan Kelas III Parigi, Abd Faisal AB Pontoh mengatakan, kapal logistik Tol Laut melayani sejumlah rute pelayaran yang ada di kawasan Teluk Tomini dan Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan produk hasil bumi masyarakat di Kabupaten Parimo menyasar pasar Sulawesi Utara,” katanya.
Kapal pengangkut Logistik Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 13 mengangkut sekaligus memasarkan 40 ton beras hasil produksi petani Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah, ke Sulawesi Utara.
Dia menjelaskan, program Tol Laut bertujuan untuk menghubungkan pengangkutan logistik antarpulau. Tujuannya, dalam rangka memajukan Indonesia dari pinggiran untuk meningkatkan pendapatan daerah maupun nasional.
Pelabuhan Kelas III Parigi Kabupaten Parimo, hingga kini baru melayani sekitar empat kali pengangkutan barang, karena program Tol Laut baru masuk pada pertengahan 2020.
Hal ini berbeda dengan pelabuhan di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parimo, yang sudah melayani angkutan logistik dua tahun terakhir.
Saat ini, Tol Laut telah melayani rute Provinsi Gorontalo, Bitung, Sulawesi Utara, Pelabuhan Pagimana, Kabupaten Banggai, Pelabuhan Ampana, Tojo Una-Una dan Pelabuhan Parigi serta Pelabuhan Tinombo, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
“Biaya transportasi menggunakan tol laut relatif lebih murah, karena mendapat jaminan subsidi pemerintah. Kami berharap hadirnya program tol laut, pemerintah setempat dan pelaku usaha lokal dapat memanfaatkan peluang ini sebagai alternatif,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan pihak Pelabuhan Parigi dan pemerintah setempat berupaya membuka rute Kalimantan Timur. Hal ini bertujuan agar pengusaha lokal Kabupaten Parigi Moutong dapat memasarkan produk mereka secara regional.
“Muat ulang barang di Pelabuhan Parigi berupa komoditas beras dan barang. Namun, saat ini didominasi air mineral,” katanya.