Donggala Tergolong Miskin, Bupatinya Beli Mobnas Alphard

Konten Media Partner
14 Maret 2019 20:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua orang warga saat berswafoto di mobil baru Alphard Bupati Donggala yang berplat nomor polisi DN 9999 KL (Kasman Lassa). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang warga saat berswafoto di mobil baru Alphard Bupati Donggala yang berplat nomor polisi DN 9999 KL (Kasman Lassa). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Donggala tergolong daerah tertinggal di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten tertua di Sulawesi Tengah tersebut bersama dengan Parigi Moutong yang mekar dari Donggala, termasuk daerah tertinggal berdasarkan rilis BPS per bulan Februari 2019.
ADVERTISEMENT
Walau tergolong daerah tertinggal, Bupatinya, Kasman Lassa, kini memiliki mobil dinas (Mobnas) jenis Toyota Alphard warna putih yang dibeli pada awal tahun 2019.
Pembelian mobnas tersebut juga bertepatan dengan masa pemulihan bencana setelah Kota Palu, Donggala dan Sigi dilanda gempabumi, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018.
Berdasarkan penelusuran PaluPoso, Selasa (12/3), pos anggaran pembelian mobil Alphard tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Donggala yang tidak masuk dalam pembahasan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Donggala.
Pagu pembelian kendaraan mewah tersebut mencapai Rp 1 miliar lebih, sementara pasaran di show room dealer Toyota, harganya di kisaran Rp 950 juta.
Salah satu pemerhati Donggala, Anil Syamsudin, menyayangkan adanya pembelian kendaraan mewah yang dinilai hanya membuang-buang anggaran untuk kebutuhan yang tidak terlalu penting.
ADVERTISEMENT
“Pengadaan mobil dinas baru adalah kebijakan mubazir dan tidak perlu dilakukan di tengah miskinnya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Donggala,” ujar Anil, Rabu (13/3).
Alasannya, masih banyak jalan dan jembatan penghubung antardesa di wilayah Kabupaten Donggala yang tergolong jelek dan belum layak dilalui kendaraan dinas mewah sejenis Alphard.
Pembelian mobil mewah juga dianggapnya melukai hati rakyat. Di Donggala masih banyak warga yang hidup di tengah kemiskinan, sementara pejabatnya justru berleha-leha dengan mobil mewahnya.
“Pengadaan mobil mewah tidaklah mendesak di tengah kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang masih terbelakang apa lagi kita tahu bahwa Donggala ini habis diterpa musibah besar gempa dan tsunami,” katanya.
Banyak persoalan sosial juga di Donggala yang masih jauh lebih layak untuk dianggarkan daripada sekadar mobil dinas mewah.
ADVERTISEMENT
“Kendaraan dinas yang baru beberapa tahun sebelumnya masih sangat layak untuk mendukung operasional Bupati Donggala,” ujarnya.
Dua ASN saat berswafoto di mobil baru Alphard Bupati Donggala yang berplat nomor polisi DN 1 B. Foto: Istimewa
Ketua Lembaga Pemantau Korupsi Sulteng, Tamsil, dimintai tanggapannya mengatakan, untuk pertama kali di Sulawesi Tengah, pejabat sekelas Kepala Daerah level bupati menggunakan kendaraan dinas jenis Toyota Alphard bernomor polisi DN 1 B, artinya mobil dinas Bupati Donggala Kasman Lassa. “Tentu ini menjadi perbincangan publik,” kata dia.
Menurutnya, Bupati Donggala membeli mobil dinas Alphard dengan anggaran cukup fantastis, tidak mencerminkan kesederhanaan dan kondisi Kabupaten Donggala yang masih dikatakan belum sempurna dari sisi ekonomi. Terlebih lagi, kondisi Donggala yang masih tergolong daerah tertinggal di Provinsi Sulawesi Tengah.
Salah satu Anggota Banggar DPRD Kabupaten Donggala, Asegaf ditemui di salah satu warkop di Kota Palu belum bersedia berkomentar lebih jauh mengenai pembelian mobil dinas bupati jenis Toyota Alpard itu. Namun diakuinya, anggaran untuk pembelian mobil dinas jenis Toyota Alpard tidak ada dibahas dalam pengajuan anggaran di Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Donggala.
ADVERTISEMENT
“Saya anggota Banggar, tidak itu kami bahas,” katanya.
Untuk lebih jelasnya, Asegaf menyarankan untuk menemui Ketua DPRD Donggala. “Lebih bagus konfrmasi ketua DPRD,” katanya.
Sebenarnya kata Asegaf, ada jadwal rencana rapat dengar pendapat terkait pembelian mobil dinas Toyota Alphard tersebut. Namun hingga kini belum juga dilaksanakan. “Suratnya juga belum dilayangkan, nanti saya kabari,” ujarnya.
Adapun pejabat yang diundang untuk mengikuti rapat dengar pendapat tersebut adalah pejabat Badan Pengelolahan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Donggala, dan sejumlah pihak lain yang terlibat pembelian mobil Alphard tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun PaluPoso di internal DPRD Kabupaten Donggala, memang ada pembahasan pembelian mobil dinas oleh DPRD Donggala, namun bukan untuk Bupati Donggala. Melainkan mobil dinas Kepala Bappeda Donggala, Rustam Efendi.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah Kabupaten Donggala, Aidil Nur, dikonfirmasi hal itu mengaku belum mengetahuinya. “Saya belum tahu pak, lebih bagusnya kita ketemu pak,” ujarnya melalui SMS atau pesan singkat, Kamis (14/3).
TIM