Fakta Maraton Poso dan Bocah SD yang Ternyata Tak Juara

Konten Media Partner
30 Januari 2020 12:36 WIB
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu peserta Poso-Toyaro Half Marathon. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu peserta Poso-Toyaro Half Marathon. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Nurlina (35) adalah peserta pertama yang mampu tiba di garis finis pada kegiatan Poso-Toyaro Half Marathon yang diselenggarakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Tengah pada 25 Januari 2020 di Kabupaten Poso.
ADVERTISEMENT
“Dari pengumumannya, saya adalah cewek pertama yang tiba di finis terakhir dan dipasangkan pita,” kata Nurlina kepada PaluPoso, Kamis (30/1).
Pernyataan Nurlina ini menyikapi maraknya pemberitaan media mengenai Anak SD Kelas VI yang keluar sebagai juara pertama pada Lomba Poso-Toyaro Half Marathon namun tidak diberi hadiah oleh pihak panitia.
Menurut Nurlina, kegiatan tersebut memang bukan dibuat sebagai ajang perlombaan melainkan keikutsertaan dan partisipasi komunitas dalam syukuran pemerintah telah menyelesaikan pekerjaan jalan.
“Kami dari Team Runners Palu ada 12 orang yang mendaftar tetapi yang ikut hanya 8 orang,” kata Nurlina.
Berkaitan dengan murid kelas VI SD yang kecewa karena tidak diberikan hadiah dalam kegiatan tersebut, ia tidak mengetahui pasti. Pasalnya, yang ditetapkan sebagai peserta perempuan yang pertama sampai di garis finish adalah dirinya.
ADVERTISEMENT
“Kata panitia ada yang sampai pertama tetapi naik motor makanya tidak dipasangkan pita dan saya nomor 125 yang diumumkan sampai di garis finis pertama,” kata Nurlina.
Peserta Poso-Toyaro Half Marathon. Foto: Istimewa
Sementara itu Kepala Dinas PU Sulteng Saifullah Djafar angkat biacara berkaitan dengan pemberitaan tentang kegiatan yang dilaksanakan Dinas PU Sulteng itu.
Ia menjelaskan kegiatan Poso-Toyado Half Marathon dilaksanakan dalam rangka syukuran atas rampungnya pelaksanaan pembangunan peningkatan Jalan Lawanga-Toyado di Kabupaten Poso.
Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap selesainya pekerjaan peningkatan jalan yang dilaksanakan oleh Binamarga dan Tataruang Provinsi Sulawesi Tengah.
“Awalnya kegiatan ini hanya diperuntukkan bagi club lari Binamarga dan Tataruang Sulteng, namun dalam pelaksanaannya beberapa komunitas lari baik di Kota Palu atau di lokasi kegiatan peningkatan jalan berminat untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan semacam ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jadi kegiatan yang dilaksanakan menurut Saifullah, bukan merupakan kegiatan yang dilombakan dan telah disampaikan sebelumnya jika tidak disediakan hadiah bagi pemenang. Namun, pihak panitia hanya menyiapkan medali bagi seluruh peserta yang mencapai garis finis.
“Medali sebagai simbol bahwa peserta pernah ikut serta pada acara yang dilaksanakan,” ujarnya.
Asmarani Dongku, anak Sekolah Dasar dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, peraih juara I lari 21 kilometer. Foto: ANTARA/Fery Timparosa
Untuk ikut serta dalam kegiatan ini, peserta berasal dari club lari dan mendaftar secara kolektif atas nama club dan tanpa membayar biaya pendaftaran.
Pada kegiatan Poso- Toyado Half Marathon, kondisinya juga seperti itu. Yakni, kegiatan dalam rangka syukuran atas selesainya pekerjaan Peningkatan Jalan Lawanga-Toyado. Peserta lomba diikuti oleh komunitas lari tanpa diberikan hadiah tetapi disiapkan medali oleh pihak panitia. Peserta pun tanpa dipungut biaya pendaftaran. Kondisi ini sudah diketahui oleh semua club lari yang akan ikut serta pada acara tersebut.
ADVERTISEMENT
“Pada kasus anak SD yang dimaksud, setelah kami telusuri ternyata anak tersebut masuk melalui komunitas PUPR Poso Runner, dan pihak komunitas PUPR Poso Runner sudah menjelaskan ke yang bersangkutan bahwa kegiatan ini memang tidak disiapkan hadiah dan bukan kegiatan yang dilombakan,” kata Saifullah.
Berdasarkan data peserta yang ikut berpartisipasi dalam fun run tambahnya, mencapai 100 lebih peserta. Semua peserta yang ikut diberikan apresiasi medali. Sementara, sesuai dengan data urutan peserta yang mencapai garis finish pertama adalah Nurlina dan kedua adalah Ade Putra. Sedangkan siswi kelas VI, Asmarani Ndonku bukan masuk pada urutan pertama, melainkan urutan 19.
“Kami juga sudah umumkan kalau kegiatan ini tidak ada hadiah karena setiap selesai perbaikan jalan kami buat kegiatan semacam ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT