Foto: Kondisi Pusat Perbelanjaan di Palu 10 Bulan Pasca-Bencana Alam
ADVERTISEMENT
10 bulan berlalu usai bencana alam berupa gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi menerjang Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah, tepatnya 28 September 2018. Sejumlah tempat pusat perekonomian, khususnya di Palu, kini mulai kembali menggeliat.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Palu Grand Mall (PGM), yang juga porak-poranda diterjang tsunami dan sasaran penjarahan kala itu. Diketahui, PGM merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
Berdasarkan pantauan PaluPoso, sejumlah tenant (penyewa) di lantai dua sudah mulai terisi, mulai dari pusat permainan anak-anak, Matahari Department Store, hingga atrium yang sudah digunakan untuk kegiatan promosi dan sosial. Di lantai tiga, juga sudah kembali beroperasi restoran siap saji KFC dan bioskop XXI.
Hanya, aktivitas di lantai satu belum normal karena sempat rusak parah akibat diterjang tsunami. Masih terlihat sejumlah pekerja memperbaiki lapak-lapak tenant yang rusak. Pada bagian depan PGM saja yang mulai ada aktivitas keramaian dengan adanya wahana permainan anak mulai dari komedi putar, ayunan perahu besar, dan sejumlah permainan lainnya.
Salah seorang pengunjung PGM, Reza (35), warga Kabupaten Sigi, mengaku baru kembali lagi ke PGM usai bencana 28 September 2018. Ia membawa anak dan istrinya jalan-jalan.
ADVERTISEMENT
“Penasaran dari cerita teman-teman dan lihat foto-foto di medsos. Jadi bawa anak dan istri jalan-jalan ke sini,” katanya, Sabtu (13/7).
Menurutnya, dari sebelum gempa terjadi, tenant di PGM dari lantai 1-3 selalu penuh. Tapi sekarang, yang dilihatnya belum sampai 10 persen tenant yang terisi kembali.
“Masih sepi. Apalagi di lantai satu, tadi jalan sepi sekali di bawah. Lapak-lapak masih kosong dan diperbaiki pekerja,” ujarnya.
Senada dengan pengunjung lainnya, Rifka (29), warga Jalan Setia Budi, mengaku sudah beberapa kali datang ke PGM untuk sekadar menonton film di bioskop lantai tiga.
“Paling cuma datang nonton film ramai-ramai sama teman-teman. Nonton jadwal yang sore. Kalau sampai malam belum berani. Masih takut, apalagi kan di lantai satu tempat kita masuk masih sepi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Andi Lena