Konten Media Partner

Joko Santoso, Caleg yang Maju dengan Modal Assalamualaikum

11 Maret 2019 18:34 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Santoso, Calon Legislatif. Foto: PaluPoso/Andi Lena
zoom-in-whitePerbesar
Joko Santoso, Calon Legislatif. Foto: PaluPoso/Andi Lena
ADVERTISEMENT
UNTUK maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) tanpa modal dana besar dianggap hal yang mustahil dapat dilakukan. Namun tidak bagi Caleg bernama Joko Santoso atau yang akrab disapa Mas Joko.
ADVERTISEMENT
Mas Joko mantan jurnalis media lokal di Kota Palu ini ingin membuktikan, tanpa modal seperti Caleg Caleg berduit lainnya apakah masyarakat mau memilihnya untuk duduk di parlemen sebagai wakil rakyat.
Senin sore, (11/3) di taman Gor Palu Mas Joko menceritakan awalnya dia ingin maju sebagai Caleg Duafa alias tak punya modal khusus.
Berawal ketika dia, menjadi jurnalis dan beberapa kali melakukan liputan di daerah-daerah dan warga-warga yang perlu mendapat pendampingan untuk pemenuhan hak-hak masyarakat yang terabaikan.
"Saya memilih menjadi Caleg agar bisa benar-benar mendampingi masyarakat. Modal saya niat baik dan assalamualaikum. Tidak ada menyiapkan modal besar seperti Caleg-Celeg pada umumnya," ujarnya.
Khususnya di daerah-daerah, Mas Joko dalam perjalanan ke Dapil 5 Donggala wilayah Banawa Selatan, Pinembani, Rio Pakava Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah tidak membawa modal besar. Yang ada hanya modal bahan bakar sepeda motornya dan biaya makan selama berminggu-minggu bersama masyarakat di Dapilnya.
ADVERTISEMENT
Modal Assalamualaikum dan niat membantu masyarakat. "Saat saya turun di masyarakat saya sampaikan apa adanya. Saya bukan orang berada, orang biasa yang juga tidak modal banyak. Kami diskusi santai, kadang di rumah warga, di pondok kebun warga. Maupun di pinggir jalan, kami bicara banyak hal terkait tugas pendampingan dewan terhadap masyarakat yang sebenarnya," katanya.
Bagi Mas Joko, sebagai Caleg yang berasal dari orang biasa bukan berkecukupan dari segi ekonomi, dia ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa orang kecil bisa juga berjuang untuk pendampingan hak-hak masyarakat. "Saya tidak menjanjikan hal yang muluk-muluk kepada masyarakat di Dapil saya," katanya.
Menurutnya hal kecil saja misalnya soal pendampingan masyarakat untuk bisa mengurus hak-hak kependudukan, seperti Kartu Keluarga, buku nikah yang bisa didampingi agar bisa mereka dapatkan, tanpa birokrasi yang berbelit-belit. "Kasihan masyarakat apalagi yang di pedesaan yang akses jalannya belum lancar. Karena berbelitnya birokrasi mengurus administrasi kependudukan, masih ada yang enggan mengurus buku nikah, KK ataupun KTP," ujarnya.
Mas Joko saat bersama masyarakat di Dapilnya wilayah Kabupaten Donggala. Foto: PaluPoso/Andi Lena
Ditanya apakah untuk mendukung pencalegkannya tidak membutuhkan alat peraga kampanye seperti baliho dan sejenisnya. Mas Joko, mengaku tetap juga mencetak alat peraga seperti pamflet ukuran 30 x 60 dan jumlahnya hanya sekitar 100 lembar. Itupun dananya, bantuan suka rela dari beberapa rekan-rekan di Partai Nasdem, sahabat dan keluarga. Mas Joko mengaku tidak mempersiapkan dana khusus, misalnya menjadikan BPKB sepeda motornya di lembaga kredit, atau meminjam dana di Bank atau pinjaman ke lembaga-lembaga kredit keuangan lainnya. "Alhamdulillah, ada kawan-kawan di Partai, ada saudara dan teman-teman yang memberi dana Rp 300 ribu, Rp 500 ribu. Mungkin mereka lihat saya tidak ada modal jadi mereka bantu dan dana-dana itu yang saya pakai untuk cetak alat peraga Caleg," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang dijanjikan kepada masyarakat di Dapilnya jika terpilih? Seperti halnya tugas legislatif, tugas pendampingan masyarakat yang perlu diperjelas dan disampaikan ke masyarakat dengan sebenar-sebenarnya. Bukan janji-janji yang sebenarnya palsu karena bukan bagian dari tugas anggota DPRD yang dijadikan alat agar bisa dipilih dengan Pemberi Harapan Palsu (PHP). "Janji saya yang memang menjadi tugas legislatif sebagai pendamping aspirasi masyarakatnya," katanya.
Selama berada di Dapilnya, Mas Joko merasa sangat dibantu sejumlah masyarakat. Misalnya ada salah satu warga di Dapilnya yang rela memasangkan alat peraga kampanye Calegnya tanpa meminta bayaran. Dan memasang sendiri di beberapa dinding rumah warga yang rata-rata terbuat dari papan. Dan uniknya lagi, ada salah satu warga di Dapilnya yang tanpa paksaan dan kerelaan hati, membantu mencetak pamlet Calegnya dengan biaya dari warga itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak meminta. Warga itu saja yang mau membantu, karena dia tahu saya Caleg yang tidak ada modal. Saat saya tanya uangnya darimana, menurut warga itu dia rela menitipkan BPKB kendaraan roda duanya dipakai pinjaman dana untuk membantu cetak pamlet saya," katanya dengan mimik muka serius, tanpa menyebutkan nama warga yang sudah membantunya.
Mas Joko, selalu berpesan kepada keluarga, anak dan istrinya. Karena dia sudah berniat ingin menjadi perwakilan warga, untuk itu keluarga diharapkan paham jika waktunya akan lebih banyak bersama masyarakat.
"Saya sampaikan ke istri, kalau sekarang saya jarang bersama, akan lebih jarang di rumah kalau sudah duduk, karena sudah menjadi milik orang banyak," ujar Mas Joko mengakhiri kisahnya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Andi Lena (PaluPoso)