Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kabupaten Sigi Terancam Kekeringan
24 Februari 2019 10:30 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB

ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, perlu segera membuat langkah terobosan untuk mengatasi ancaman kekeringan lahan pertanian di Kabupaten Sigi, setelah saluran primer Irigasi Gumbasa rusak parah pascagempa dan likuefaksi 28 September 2018.
ADVERTISEMENT
Anggota DPRD Kabupaten Sigi, Rudi Asiko, mengatakan, wilayah Kabupaten Sigi yang terancam lahan pertaniannya kekeringan adalah Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Dolo, dan Kecamatan Biromaru. Di empat kecamatan ini, lahan pertanian sangat bergantung pada suplai air dari irigasi Gumbasa.
Di kecamatan lain, tidak menutup kemungkinan lahan pertaniannya juga terancam kekeringan karena Irigasi Gumbasa merupakan salahsatu sumber daya air untuk wilayah Kabupaten Sigi. “Selama ini para petani sangat bergantung pada distirbusi air irigasi gumbasa,” kata Rudi.
Olehnya, Rudi menyarankan perlunya segera membuat langkah terobosan dengan merealisasikan pembuatan sumur dangkal dan sumur bor sebagai alternatif bagi para petani di empat kecamatan untuk bercocok tanam, sambil menunggu rekonstruksi dan rehabilitasi saluran primer Irigasi Gumbasa yang rusak berat akibat gempa 28 September 2018 lalu. Itupun diperkirakan Irigasi Gumbasa bisa kembali operasional pada 2021 jika rekonstruksi dan rehabilitasi bisa dilakukan pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Tidak mungkin para petani menunggu selama dua tahun, sementara kekeringan di sawah dan ladang petani itu sangat mendesak dan membutuhkan air," ujar Rudi, Sabtu (23/2).
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan kata politisi NaDem ini, rata-rata masyarakat di Kabupaten Sigi ingin segera bercocok tanam, namun yang menjadi kendala adalah sulitnya sumber air untuk mengairi lahan pertanian mereka.
Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Kabupaten Sigi, Wimbo Hartono mengatakan, suplai air dari irigasi Gumbasa tidak ada lagi pasca gempabumi dan likuefaksi 28 September 2018. Sebab, tanggul irigasi Gumbasa yang membentang dari Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Dolo, KecamatanTanambulava dan Kecamatan Sigi Biromaru, rusak parah.
“Untuk memperbaiki seluruh kerusakan irigasi Gumbasa memakan waktu kurang lebih dua tahun. Hal ini berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov),” kata Wimbo, Sabtu (23/2).
Menurut Wimbo, perbaikan Irigasi Gumbasa merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS). Untuk itu kata Wimbo, Dinas PUPR Kabupaten Sigi hanya sebatas koordinasi saja dengan Pemprov soal perbaikan irigasi Gumbasa.
ADVERTISEMENT
Saat ini katanya, Dinas PUPR Sigi bersama beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Sigi sedang mengusahakan pembuatan sumur bor dangkal untuk suplai air sementara bagi para petani sambil menuggu pengerjaan Irigasi Gumbasa selesai. Itupun bila Pemerintah Kabupaten Sigi memiliki anggaran yang cukup untuk pengadaan sumur bor dangkal. Sebab, harus ada ratusan sumur bor dangkal yang harus dibuat kalau ingin memenuhi pasokan air para petani.
“Satu sumur dangkal kemampuannya hanya bisa mengairi tiga hektar, sementara ada sekitar 5.000 hektar lahan pertanian sepanjang dari Kecamatan Gumbasa sampai ke Kecamatan Sigi Biromaru yang harus disuplai air,” ujarnya.
Penulis: Abidin(PaluPoso)