Kisah Nelayan di Pulau Batudaka, Bertarung Nyawa Demi Dapatkan BBM

Konten Media Partner
2 November 2022 12:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faisal, seorang nelayan di Pulau Batudaka, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Foto: Tim PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Faisal, seorang nelayan di Pulau Batudaka, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Foto: Tim PaluPoso
ADVERTISEMENT
Nelayan Pulau Batudaka, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, sebelumnya mengaku kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) satu harga di daerah setempat.
ADVERTISEMENT
Hampir setiap hari, karena keterbatasan BBM para nelayan itu harus berani untuk menyeberangi lautan.
Dengan menggunakan perahu tradisional mereka rela menembus ombak dan badai untuk mendapatkan BBM satu harga di tempat tujuan, yaitu Ampana yang menjadi pusat kota pulau tersebut.
"Kalau torang (kita) dulu di sini susah mendapatkan BBM. Harus mengambil di Ampana. Tapi, kini setelah ada SPBU di sini sudah ringan sedikit bebannya nelayan," kata Faisal, salah seorang nelayan Pulau Batu Daka, kepada wartawan media ini, Rabu (2/11).
Faisal mengungkapkan kebahagiaannya yang kini lebih muda mendapatkan BBM dengan satu harga. Karena di pulau mereka sudah terdapat SPBU yang baru beroperasi empat bulan ini.
Faisal menjelaskan, dalam sehari melaut nelayan setempat bisa menghabiskan 5 liter BBM. Kemudian untuk perjalanan ke tempat pembelian BBM, dengan jarak tempuh yang jauh menuju kota Ampana itu menghabiskan 10 liter BBM.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau sehari melaut itu, bensin kita gunakan bisa sampai 5 liter. Kemudian kalau pakai katinting yang di pakai ke Ampana itu bisa sampai 10 liter bensin," ujarnya.
Alasan Faisal, sebelumnya tidak membeli BBM eceran di Pulau Batu Daka dan memilih menyeberang pulau ke kota Ampana itu karena harga yang cukup tinggi.
Terlebih, pendapatan dari hasil melaut mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Pendapatan dari melaut itu tergantung, kadang dapat sampai Rp 500 ribu. Jadi sekarang ini dengan adanya SPBU di sini penghasilan makin naik, karena pengeluaran tidak sebanyak kemarin," kata Faisal.
Abdullah, nelayan lainnya mengungkapkan, sebelum adanya BBM satu harga ini, ia harus membayar hingga Rp 12 ribu untuk satu botol BBM.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia bersama nelayan lainnya terkadang kehabisan stok dan harus menunggu hingga berhari-hari.
"Stoknya tidak selalu ada, kadang-kadang kehabisan. Biasanya kita lari ke desa lain untuk mendapatkan BBM," kata Abdullah. *(Ala)