Kisah Yuliana, Bawa Anak Jual Keripik demi Menyambung Hidup di Tengah Pandemi

Konten Media Partner
6 Januari 2021 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yuliana (35) sambil menggendong anaknya jualan kripik dan tisu di seputaran traffic light (lampu lalulintas) Jalan Juanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Rian/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Yuliana (35) sambil menggendong anaknya jualan kripik dan tisu di seputaran traffic light (lampu lalulintas) Jalan Juanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Rian/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan hampir pukul 12.00 siang. Seorang wanita berkerudung hitam terlihat asyik menjajakan jualannya di seputaran traffic light (lampu lalulintas) Jalan Juanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Lembah Palu yang terkenal dengan suhu panas pada siang hari yang terkadang mencapai 37 derajat celcius, bukan menjadi penghalang bagi Yuliana (35) untuk menjajakan keripik dan tisu kepada setiap pengendara yang melintas di jalan itu.
Sembari menggendong anaknya bernama Tiara yang masih berumur setahun itu, ia memanfaatkan waktu saat pengendara berhenti menanti lampu hijau kembali menyala, untuk menjajakan kripik jualannya kepada setiap pengendara.
Anaknya yang masih umur balita itu selalu digendongnya dan diberi Air Susu Ibu (ASI) dengan cara memakai jilbab panjang untuk menutupi wajah anaknya agar tak langsung terkena sinar matahari.
Begitulah kegiatan yang dilakoni Yuliana setiap harinya agar bisa menyambung hidup di tengah himpitan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT
"Iya, tiap hari saya bawa (anak), tidak bisa saya kasih tinggal (di rumah) karena dia masih minum ASI," kata Yuliana saat ditemui PaluPoso di Jalan Juanda, Kota Palu, Rabu (6/1).
Menurutnya, lokasi jualannya bukan hanya di seputaran Jalan Juanda. Ia juga berjualan di seputaran Jalan Dewi Sartika, Kota Palu.
Yuliana (35) saat menjajakan jualannya kepada setiap pengendara yang melintas di seputaran traffic light (lampu lalulintas) Jalan Juanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Rian/PaluPoso
"Kalau pagi saya jualan di Dewi Sartika, tapi kalau siang saya jualan di sini (Jalan Juanda)," katanya.
Selain menjual kripik buatannya sendiri, Yuliana juga menjual tisu yang diambil dari salah satu kios yang ada di Kota Palu.
Sebelum menjadi penjual tisu dan keripik, Yuliana mengaku bekerja sebagai cleaning service (Pelayanan Kebersihan) di salah satu rumah sakit di Kota Palu.
Tetapi, pada saat ia melahirkan anaknya ini, ia terpaksa keluar dari pekerjaannya dan memilih bekerja sebagai penjual tisu dan keripik.
ADVERTISEMENT
"Saya dulunya jadi cleaning service satu tahun lebih, terus saya berhenti, jadi saya pilih pekerjaan ini saja, karena kalau (Tiara) dibawa ke rumah sakit, kan ada COVID-19. Saya mau masuk ulang tapi kasih besar dulu anakku," katanya.
Ia mengaku mulai melakoni sebagai penjual keripik dan tisu di sekitar traffic light Jalan Juanda sekitar lima bulan lalu, tepatnya sejak Bulan Agustus 2020. Hal ini ia lakukan untuk membantu suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan di salah satu bangunan yang ada di Kelurahan Watusampu, Kota Palu.
"Yah sebagai tambah-tambah dengan bantu-bantu suami, jadi saya jualan juga," ujar Yuliana sembari beranjak untuk menjajakan kembali jualannya. ** (Rian)