Kuliah Umum di Unsimar Poso, Rocky Gerung Bicara soal Presiden hingga Terorisme

Konten Media Partner
14 November 2021 18:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rocky Gerung. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rocky Gerung. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kuliah umum yang menghadirkan akademisi sekaligus intelektual publik, Rocky Gerung sebagai pemateri menjadi daya tarik sejumlah mahasiswa dan alumni Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso, Sulawesi Tengah, untuk aktif bertanya pada sesi tanya jawab.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Riyanto Putra Lawira, alumni Fakultas Hukum Unsimar Poso. Dalam kesempatan itu, ia memberikan pertanyaan yang langsung diarahkan kepada Rocky Gerung.
Ia menanyakan terkait kemiskinan dari dua sudut pandangan yakni kemiskinan mental maupun kemiskinan ekonomi, khususnya di Kabupaten Poso sebagai daerah yang dianggap menjadi basis terorisme.
"Dari tadi saya mendengar pandangan profesional pandangan dari ilmuan. Ini berbicara mengenai kemiskinan, di wilayah kita ini ada dua peta wilayah kemiskinan. Kemiskinan mengenai mental dan kemiskinan mengenai ekonomi," ujar Riyan saat bertanya seperti nampak dari postingannya di akun Facebook pribadi miliknya yang diunggah pada Sabtu (13/11) malam.
Riyan panggilan akrabnya mempertanyakan fenomena wilayah Indonesia bagian timur itu terindikasi paling sering dijadikan objek diskriminasi oleh elit yang ada di Jakarta sana, di pulau Jawa. Dari diskriminasi mental ke kita dan kita juga didiskriminasi ekonomi, ini sebuah kasus.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kalau dalam metodologi ilmiah itu hal-hal yang bersifat empiris dan kasus ini saya coba akan layangkan kepada Bung Rocky.
“Apakah Bung Rocky mampu menjawab kasus ini, saya ingin mencoba melihat pemikiran dari Bung Rocky, apabila Bung Rocky lahir dari pelosok, baik dari dia masih lahir, dia kenal dengan masalah tadi," ujar Riyan menambahkan.
Riyan mengandaikan, jika Rocky Gerung adalah warga Kabupaten Poso, maka hal apa yang akan dilakukan oleh mantan dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
"Dia (Rocky Gerung) masih traumatik dengan kejadian-kejadian tadi dan dia sekarang ini belum mempunyai manfaat atau belum bisa menikmati apa yang ada di sumber daya alam dari tanah ini," ucap Riyan.
Pasalnya, bagi Riyan, masyarakat dari luar Kabupaten Poso memandang, bahwa Poso merupakan wilayah konflik. Bahkan, hal itu juga berdampak kepada sektor ekonomi yang mengalami penurunan pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
"Kita kan Poso pasti orang dari Jawa sana melihat Poso ini kacau, padahal Poso ini tidak kacau, tapi kadangkala berkembang. Jadi ketika kita proses berkembang kita kacau lagi, kita redup lagi. Begitu juga dengan ekonomi berkembang ketika kacau turun lagi," ujarnya.
Ia menyebutkan, Kabupaten Poso saat ini telah masuk beberapa perusahaan yang mengelola sumber daya alam di Poso dan mengakibatkan kerusakan lingkungan.
"Ini kan kita di Poso lagi masuk perusahaan berbicara tentang pengelolaan sumber daya alam berarti pasti bertanya siapa perusahaannya. Inikan sumber daya alam kita rusak. Sumber daya alam Poso ini cuman satu, kalau sudah rusak tidak bisa diganti lagi," ujarnya panjang lebar.
"Saya mau melihat pemikiran dari Bung Rocky atas kasus yang saya paparkan tadi," tambah Riyan.
ADVERTISEMENT
Menjawab pertanyaan itu, Rocky Gerung mengatakan, isu terorisme menjadi isu sentral secara global. Sebab, menurutnya, isu terorisme merupakan isu internasional.
"Saya mengerti empati saya tidak sesempurna empati Anda yang disorot terus oleh luar negeri soal teroris, sumbu kekerasan ada di Poso yang setiap saat dapat dinyalakan. Karena isu terorisme bukan isu nasional tapi isu global yang ampliplayernya mungkin ada di Asia Selatan, yang spikernya ada di Cambrid, ada di London segala macam," kata Rocky Gerung dalam dialog bertema Kebijakan Publik di Bidang Sumber Daya Alam Daerah Dalam Perspektif Otonomi Daerah, bertempat di lantai II aula Unsimar Poso, Sabtu (13/11).
Rocky Gerung menerangkan, persoalan yang dihadapi Kabupaten Poso, sama halnya dengan permasalahan yang dialami oleh Papua. Ia juga menegaskan, potensi sumber daya alam beriringan dengan isu terorisme di Poso.
ADVERTISEMENT
"Sama dengan soal Papua, itu satu paket. Kalau kita belajar soal global konflik. Jadi tidak mungkin kita pisahkan potensi sumber daya alam di Poso dengan isu-isu terorisme karena di situ ada operasi political konflik yang melibatkan kepentingan strategis penguasaan alat-alat kekerasan, lengkap itu," kata Rocky.
Kembali pada persoalan isu terorisme, kata Rocky, bagaimana seseorang dituntut dalam situasi kecemasan mental dan masa depan Sulawesi.
Semua jenis mineral terbaik di dunia ada di Sulawesi, semua kandungan kimia masa depan di dunia ada di Sulawesi. Jadi artinya Sulawesi itu lebih dikenal potensi oleh peneliti asing, juga dikenal oleh intelejen asing.
“Dan kita, saya sebagai orang Poso, anggap saya summit jadi Anda sebagai orang Poso," ujar Rocky Gerung.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi kasus seperti itu, maka bagi Rocky Gerung, ia akan mengambil sikap fatalistis. Namun, sikap itu akan dilakukannya dengan cara menganalisis jaringan dari perusahaan yang bercokol di Poso.
"Saya bisa marah, marah secara akademis karena itu saya mesti uraikan siapa jaringan yang beroperasi di Poso, siapa jaringan beroperasi di Papua, siapa jaringan beroperasi di Kalimantan, supaya saya tidak cemas kalau saya bisa tahu neksus dari peristiwa ekonomi Energy Poso itu. Saya bisa bayangkan apa yang bisa saya lakukan," kata Rocky.
Bahkan, Rocky menilai untuk dapat mengubah semua itu hanya dengan cara menjadikan dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia (RI).
"Dan itu angkat saya jadi presiden, supaya Andika saya bisa angkat segera jadi Panglima TNI," ujarnya berseloroh.
ADVERTISEMENT
"Secara logis saya berpikir begitu, karena kalau tidak kita akan masuk pada jebakan Culture Of Property yang dirumuskan Osnan Lubi tahun 40 atau 50, bahwa manusia itu kalau dia dari awal sudah tertanam di culture kemiskinan dan culture kekerasan, maka dia akan memperbanyak culture itu dikemudian hari," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dekan Fakultas Hukum Unsimar Poso, Abdul Muthalib Rimi, mengatakan, kedatangan Rocky Gerung tak hanya memberikan mata kuliah umum di kampusnya. Namun, bersamaan dengan Rocky Gerung berlibur di Kelurahan Tentena, Kabupaten Poso.
Kesempatan itulah dimanfaatkan oleh Unsimar Poso untuk mengundang Rocky Gerung memberikan materi dalam kuliah umum bertajuk Kebijakan Publik di Bidang Sumber Daya Alam Daerah Dalam Perspektif Otonomi Daerah.
“Beliau (Rocky Gerung) mau ke Tentena, piknik mungkin dia, perjalanan tour ke Tentena beliau itu. Kan daerah wisata,” ujar Abdul Muthalib Rimi saat dihubungi via telepon WhatsApp, Jumat (12/11) malam.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, alasan Fakultas Hukum Unsimar Poso mengundang Rocky Gerung untuk menjadi pemateri dalam kegiatan kuliah umum di fakultasnya, karena ketertarikan Rocky Gerung sebagai akademisi. Sehingga, kata dia, Rocky Gerung berkeinginan bertemu para mahasiswa.
“Kan orang berilmu bagus (baik) kalau dia (Rocky Gerung) bagi-bagi ilmunya,” ujarnya. *** (Tim Palu Poso)