Melihat Jalur Perlintasan dan Logistik Kelompok Teroris Poso

Konten Media Partner
21 Agustus 2021 20:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf (kiri) pimpin patroli penyisiran kelompok teroris Poso di Pegunungan Parigi Moutong dan Sigi. Foto: Tim PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf (kiri) pimpin patroli penyisiran kelompok teroris Poso di Pegunungan Parigi Moutong dan Sigi. Foto: Tim PaluPoso
ADVERTISEMENT
Satgas Operasi Madago Raya telah mengidentifikasi wilayah Sausu, Salubanga, Salubose, Metangi hingga ke Salubanga di wilayah Parigi Moutong. Lalu Tagara, Manggalapi di wilayah Kabupaten Sigi adalah jalur perlintasan dan logistik kelompok teroris Poso. Di wilayah-wilayah itu, sejumlah warga telah menjadi korban serangan mereka sejak 2013.
ADVERTISEMENT
“Kami, Kapolda dan Danrem melakukan patroli masuk ke wilayah-wilayah perlintasan atau menjadi persinggahan kelompok teroris Poso. Ini semata-mata untuk mempersempit ruang gerak teroris Poso,” kata Komandan Korem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf.
Menurutnya, Satgas Operasi Madago Raya memastikan bahwa sisa anggota kelompok teroris Poso yang kini terus diburu tinggal enam orang. Mereka dalam keadaan terdesak dan kekurangan bahan makanan.
“Kami pikir strategi untuk memasang pos-pos pam rahwan di beberapa wilayah yang kami anggap wilayah yang sering didatangi DPO, Sekarang ini mereka makin terkurung dan ruang gerak mereka makin sempit,” kata Danrem.
Untuk kian mempersempit pergerakan mereka, patroli, penyisiran dan penyekatan kian digencarkan.
“Kami akan terus melanjutkan strategi ini, kami berharap dengan patroli berkesinambungan dan saling menutup. Kami yakin akan mendapatkan mereka. Saya sangat yakin, apalagi dengan kerja sama. Apalagi sekarang masyarakat sudah berani melapor. Doakan kami akan segera melumpuhkan mereka,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan patroli digelar menggunakan kendaraan taktis dan menyisir hutan dengan berjalan kaki melewati lokasi-lokasi yang dipastikan menjadi lokasi persembunyian kelompok ini.
Melihat Jalur Perlintasan dan Logistik Kelompok Teroris Poso. Foto: Tim PaluPoso
Olehnya, Komandan Korem 132 Tadulako Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, didampingi Komandan Batalyon 714 Sintuvu Maroso Kolonel Constantinus Rusmanto dan sejumlah perwira intelijen memimpin langsung patroli gabungan TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Madago Raya.
Patroli penyisiran dan penyekatan ini melintasi wilayah Parigi Moutong hingga Sigi.
Patroli dilakukan dengan kendaraan taktis dan berjalan kaki, menyesuaikan dengan situasi jalan dan kerawanan keamanan jalur tersebut. Jalur ke Manggalapi, selain rawan keamanan juga berlumpur dan berbatu, serta harus menyeberangi sungai-sungai besar dan kecil.
Sementara itu, Tetua Masyarakat Manggalapi, Yafet mengakui warga merasa aman dengan adanya Operasi Madago Raya.
ADVERTISEMENT
“Kami masyarakat bersemangat untuk mengusir teroris,” ujarnya.
Untuk diketahui kawasan Manggalapi mulai dihuni oleh suku asli sejak 1940-an. Namun dari catatan administrasi Pemerintah Kabupaten Sigi, wilayah ini tercatat sebagai permukiman sejak 1971. Wilayah ini ditempati oleh suku asli Kaili. Kemudian Suku Seko dari Sulawesi Barat dan Toraja dari Sulawesi Selatan. Wilayah ini merupakan perbatasan antara Kabupaten Poso, Parigi Moutong dan Sigi.
Satuan Tugas Operasi Madago Raya mendirikan pos kejar di Manggalapi sejak awal 2021 lalu, setelah menerima laporan-laporan kemunculan kelompok teroris Poso yang intens di wilayah ini.
Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf pimpin patroli penyisiran kelompok teroris Poso di Pegunungan Parigi Moutong dan Sigi. Foto: Tim PaluPoso