Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Melihat Produksi Batik Nambo di Sulteng, Begini Ragam Motifnya
19 Juni 2021 20:49 WIB
·
waktu baca 1 menit![Batik Nambo Sulteng. Foto: Alisan/PaluPoso](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1624109422/rwaq9vaebtqu1dorzr8x.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sentra Industri Kecil Tenun Ikat Mutiara di Kelurahan Nambo Bosaa, Kecamatan Nambo, Kabupaten Banggai memproduksi 2 jenis batik, yakni menggunakan cetakan dan canting.
Rita Basri, pengrajin tenun di Sentra Industri Kecil Tenun Ikat Mutiara menuturkan, batik yang dibuat dari cetakan dalam sehari bisa puluhan produk. Sebab, prosesnya setelah dicap langsung diwarnai.
“Ini dibuat di cetakan. Kalau batik cap bisa 30-40 lembar sehari,” kata Rita kepada media ini sambil menunjukkan alat-alat produksinya, Sabtu (19/6).
Sementara, apabila menggunakan canting butuh 5 hari untuk menyelesaikan 1 produk. Sebab, prosesnya cukup panjang.
“Mengukir dulu, melilin, terus mewarnai, memblokir, simpan, baru dimasak,” ujarnya.
Pantauan media ini di rumah industrinya, terdapat motif ikan Cardinal Fish, burung Maleo, hingga cengkih. Cardinal Fish merupakan ikan endemik yang ditemukan di perairan Banggai, sementara burung Maleo terdapat di Kecamatan Batui dan Bualemo, Kabupaten Banggai.
ADVERTISEMENT
Sedangkan cengkih, salah satu tumbuhan pertanian yang terdapat di sejumlah wilayah di Kabupaten Banggai. Rita mengakui, membuat batik tak mudah.
“Kalau batik tulis, semakin penuh di kain semakin mahal,” katanya.