Menengok Kampung Galang, Daerah Penghasil Lada Terbesar di Tolitoli, Sulteng

Konten Media Partner
15 Juli 2020 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanaman Lada di Desa Malangga, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Sulteng. Foto: Sabran/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman Lada di Desa Malangga, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Sulteng. Foto: Sabran/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu sentra perkebunan terbesar Kabupaten Tolitoli, Kecamatan Galang kaya akan hasil perkebunan rakyat. Salah satu hasil perkebunan yang menjadi andalan warga adalah tanaman lada yang saat ini sedang digalakkan oleh petani di Desa Malangga.
ADVERTISEMENT
Usaha budidaya tanaman lada ini sedang digandrungi banyak petani di Desa Malangga, Kecamatan Galang, karena proses pemeliharaannya hingga masa panen relative agak mudah serta biaya produksi juga relative murah. Sedangkan buah lada di pasaran umum memiliki harga jual yang tinggi, sehingga para petani lada bisa meraup keuntungan yang cukup besar.
"Untuk tanaman lada milik saya hanya membutuhkan dua tahun hingga bisa berproduksi, meskipun pada tahun pertama tanaman lada sudah mulai berbuah, sebaiknya pucuk tanaman dipangkas dulu, ini dimaksudkan agar hasil panen tahun kedua bisa optimal karena akar tanaman sudah menjadi kokoh dan kuat,’’ kata Usman, salah satu petani lada di Desa Malangga saat ditemui PaluPoso, Rabu (15/7).
Usman, petani Lada di Kampung Galang, Tolitoli, saat memperlihatkan hasil tanamannya. Foto: Sabran/PaluPoso
Kepada PaluPoso, Usman mengungkapkan metode penanaman tanaman lada sehingga bisa menghasilkan panen yang melimpah. Menurutnya, pertama kali yang harus diperhatikan adalah jarak optimal antar tanaman hanya sekitar 1 kali 2 meter.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dalam satu hektare bisa ditanami tanaman lada sebanyak 4.500 pohon. Prediksi hasil panen perdana dengan jumlah tanaman sebanyak itu, bisa mencapai 900 kilogram lada.
“Di tengah harga lada yang mencapai 58 ribu perkilogramnya, setidaknya dapat memberikan keuntungan bagi petani,’’ ujarnya.
Melihat potensi perekonomian dari menanam lada tersebut, Usman berharap Pemkab Tolitoli mau memberikan dukungan kepada para petani, sehingga budidaya lada berkembang di daerah ini. Karena, selain perawatannya yang mudah, lada juga dapat bertahan selama 35 tahun dan akan terus menghasilkan buah. Hal ini tentunya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.