Konten Media Partner

Menyaksikan Ritual Adat Tumpe di Banggai, Sulteng

3 Desember 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dakanyo (ketua adat) beserta rombongan berangkatkan telur-telur Maleo dari rumah adat di Kelurahan Tolando, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibawa menuju sungai Tolando menuju Pulau Banggai di Banggai Laut saat upacara Tumpe, 1 Desember 2019. Foto: Emhy/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Dakanyo (ketua adat) beserta rombongan berangkatkan telur-telur Maleo dari rumah adat di Kelurahan Tolando, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibawa menuju sungai Tolando menuju Pulau Banggai di Banggai Laut saat upacara Tumpe, 1 Desember 2019. Foto: Emhy/PaluPoso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan orang memakai baju adat Sulawesi Tengah dengan atas berwarna merah dengan bawahan warna hitam, Senin (2/12). Mereka berjalan beriringan dengan masyarakat adat Kecamatan Batui. Di tangan mereka, masing-masing memegang dua hingga lima butir telur Maleo yang terbungkus daun menyerupai daun lontar dan telah didoakan oleh Dakanyo atau ketua adat setempat.
ADVERTISEMENT
Ritual membawa telur Maleo digelar setiap tahun di Kecamatan Batui saat upacara Tumpe. Telur-telur Maleo diberangkatkan dari rumah adat di Kelurahan Tolando, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, menuju Pulau Peling Banggai yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Upacara Tumpe merupakan tradisi tahunan masyarakat adat Batui dengan mengirimkan telur pertama Burung Maleo ke tempat tujuan. Telur Maleo yang berjumlah seratus lebih butir itu akan dibawa ke Pulau Peling, lokasi Kerajaan Banggai. Perjalanan ini ditempuh sehari semalam menggunakan perahu. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk persembahan masyarakat Batui ke Raja Banggai.
Dakanyo (ketua adat) beserta rombongan berangkatkan telur-telur Maleo dari rumah adat di Kelurahan Tolando, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dibawa menuju sungai Tolando menuju Pulau Banggai di Banggai Laut saat upacara Tumpe, 1 Desember 2019. Foto: (Emhy/PaluPoso)
Bosanyo Batui dan perangkat adat terlebih dahulu mengorganisir masyarakat adat Batui melalui Dakanyo atau pemimpin adat, setingkat di bawah Bosanyo, untuk mengumpulkan telur Maleo.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, seluruh telur Maleo tersebut diantar ke rumah adat di Kelurahan Tolando, Kecamatan Batui. Keesokan harinya, telur-telur ini dibawa keluar dari rumah adat menggunakan perahu menyusuri Sungai Batui menuju Pulau Banggai di Kabupaten Banggai Laut.
Di tengah perjalanan, rombongan akan berhenti di beberapa lokasi untuk melakukan ritual melempar tongkat dan membuang pembungkus telur Maleo ke laut.
Pembungkus telur yang dibuang itu dipercaya akan terbawa arus dan tiba lebih dahulu di Pulau Banggai sebelum rombongan dari Batui tiba.
Antusias warga Kecamatan Batui, Sulawesi Tengah menyaksikan perahu yang membawa telur maleo meninggalkan desa saat upaTengaMolabot Tumpe. Foto: Emhy/PaluPoso
Ini sebagai penanda bagi yang ada di Pulau Banggai, Banggai Laut, bahwa rombongan dari Batui sudah berada di perjalanan.
Selanjutnya rombongan pengantar mengarahkan perahunya ke Banggai Lalongo. Lantas perahu diarahkan kembali ke Kota Tua atau Kampung Jin.
ADVERTISEMENT
Setelah itu perahu diarahkan ke Pelabuhan Banggai yang berhadapan dengan Keraton Batomundoan Banggai.
Di Pulau Banggai sendiri, upacara Malabot atau menjemput telur hantaran, telah menanti. Dalam pelaksanaan upacara Malabot Tomundo memberi mandat kepada Bobato dalam hal ini Jogugu untuk memimpin penjemputan sekaligus menerima hantaran telur dari Batui.
Emhy Rumayar