Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Panglima TNI Serahkan Kunci Rumah 6 Korban Penyerangan Kelompok MIT
23 Desember 2020 15:33 WIB
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan kunci rumah untuk enam keluarga korban penyerangan kelompok MIT Poso di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kecamatan Sigi, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Penyerahan bantuan berserta kunci rumah diserahkan secara simbolis di Kabupaten Poso, Rabu (23/12).
Keluarga korban pun dihadirkan langsung dan menerima bantuan yang diserahkan oleh Panglima TNI.
Panglima TNI, Hadi Tjahjanto mengatakan, bantuan didistribusikan kepada keluarga korban terorisme di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.
Khusus untuk enam keluarga korban penyerangan dan pembunuhan di Lembantongoa diberi bantuan rumah hunian pengganti rumah yang dibakar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
“Rumah sudah selesai dikerjakan dan secara simbolis diberikan kepada keluarga korban,” ujarnya.
Ia memastikan TNI dan Polri akan menumpas kelompok teroris dan mengembalikan rasa aman masyarakat.
Sementara itu, Kepala Desa Lembantongoa, Deki Basalulu menambahkan, bantuan yang diberikan TNI dan Polri adalah enam unit rumah hunian dan 1 unit rumah pelayanan yang dibakar pada penyerangan yang dilakukan kelompok MIT Poso pada akhir November lalu.
ADVERTISEMENT
Meskipun keluarga korban belum siap untuk menempati hunian tersebut, bantuan dari TNI dan Polri sudah diterima oleh keluarga korban.
“Dibangunkan kembali di TKP dan warga saya belum mau tinggal di situ karena masih trauma,” katanya.
Selain bantuan rumah dari TNI dan Polri, korban penyerangan MIT terdampak juga akan dibangunkan hunian di Desa Lembantongoa, Dusun 1 letaknya tepat di belakang rumah duka.
Hunian yang dibangunkan oleh salah satu yayasan itu berjumlah 13 unit dengan ukuran 6x7.
"Sedang dalam proses pembangunan dan warga yang tinggal di situ nanti warga yang paling terdampak penyerangan itu karena mereka belum mau tinggal di lokasi TKP itu,” ujar Deki.