news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemadaman Listrik di Morowali, Sulteng, Kian Memprihatinkan

Konten Media Partner
7 Juni 2021 18:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Warga memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Pemadaman listrik bergilir di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), kian hari kian memprihatinkan. Sebelumnya, jika pemadaman hanya berkisar beberapa menit, kini hingga berjam-jam. Bahkan terkadang, listrik bisa tiba-tiba saja padam lalu menyala dan kembali padam.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuat sebagian warga di Kabupaten Morowali mengeluh. Pasalnya, karena masifnya pemadaman listrik tersebut diduga membuat sebagian peralatan listrik warga menjadi rusak.
Hal itu seperti yang dikeluhkan salah satu warga melalui media sosial Facebook (FB) dengan akun Andy Alant. Dalam komentar unggahannya di salah satu grup Morowali mengungkapkan bahwa karena pemadaman listrik berkali-kali barang elektroniknya rusak.
“Dalam dua hari sudah tiga elektronik saya rusak karena lampu mati menyala, mati menyala,” tulisnya.
Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali, Syarifudin Hafid kepada media ini di Morowali, Senin (7/6), turut menyayangkan hal itu. Dijelaskannya, listrik di Morowali bersumber dari pembangkit listrik tenaga diesel dan suplai listrik dari PT IMIP.
ADVERTISEMENT
Namun, pembangkit listrik tenaga diesel sering menjadi persoalan utama mengapa listrik di Morowali sering padam. Oleh karena itu, DPRD sendiri sejauh ini telah membuka diri bagi Pemerintah Daerah untuk menyelesaikan persoalan krisis listrik di wilayah tersebut.
“Jadi saya pikir harus ada peran pemerintah di sini. Tolong kita (pemerintah) terlibat langsung urus PLN. Kita tidak bisa bicara kewenangan lagi sekarang ini. Ini demi rakyat,” ujar Syarifudin.
Bagi dia, DPRD Kabupaten Morowali mendukung sepenuhnya Pemerintah Kabupaten Morowali dalam mengeluarkan kebijakan untuk menyelesaikan persoalan PLN saat ini, termasuk mendukung bila Pemda mengeluarkan sejumlah anggaran untuk mendukung kinerja PLN dalam hal ini menganggarkan perbaikan genset atau membeli genset untuk keperluan suplai daya.
“Saya kira sikap DPRD jelas. Begitu juga saya secara pribadi dan partai saya. Kami mendukung seratus persen kalau memang diperlukan dana ekstra untuk menyuplai genset PLN. Kita tidak akan ada tawar-menawar,” ujarnya lagi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Pemerintah Daerah harus menyelesaikan persoalan ini dengan cepat. Tidak boleh menunggu waktu yang lama. Sebab, belajar dari sejarah kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Sulteng, Anwar Hafid yang pernah memimpin Kabupaten Morowali selama dua periode, daerah tersebut juga kerap mengalami persoalan pemadaman listrik. Namun bisa diatasi. Asalkan pemerintah fokus menyelesaikannya.
“Dulu listrik di Morowali hanya enam jam, kemudian ditingkatkan menjadi 12 jam hingga 24 jam. PLN dulunya sampai dibantu Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Morowali,” ujarnya.
Menurut Syarifudin, langkah cepat harus segera dipilih pemerintah guna menyelamatkan masyarakat terutama ekonomi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang selama ini bergantung pada pasokan aliran listrik.
“Sebab bila itu tidak dilakukan. Bagaimana UMKM kita mau bantu, kalau listrik mati-mati begini. Saya kira kita keluarkan dana Rp 5-10 miliar untuk bantu PLN, saya pikir tidak rugi. Toh untuk baliknya tidak kelihatan. Tapi listrik baik, efek ekonominya akan ada di masyarakat,” ujar Syarifudin.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala PLN Morowali, Amirul Huda menjelaskan pemadam listrik terjadi karena adanya sinkronisasi PLTU dengan IMIP. Namun menurutnya, saat ini pemadaman mulai berkurang.
“Insyaallah nanti malam sudah tidak lagi padam,” ujar dia.
Amirul pun mengonfirmasi bahwa telah terjadi pembicaraan Pemda Morowali yakni Bupati Morowali dengan PLN terkait penyelesaian listrik di daerah tersebut. Pembicaraan itu menyangkut penambahan mesin.
“Belum ada pembicaraan tentang gardu listrik, hanya penambahan mesin dari Kendari ke Bungku,” katanya.