Konten Media Partner

Pembangunan MAll Tatura, Mengabaikan Kekuatan Potensi Gempa di Palu

14 Maret 2019 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pembongkaran Gedung Mall Tatura, yang rubuh akibat gempa 7,4 SR pada 28 September 2018. Foto: PaluPoso/Firman
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pembongkaran Gedung Mall Tatura, yang rubuh akibat gempa 7,4 SR pada 28 September 2018. Foto: PaluPoso/Firman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gedung Mall Tatura yang rubuh akibat gempa 7,4 SR pada 28 September silam, kini kembali akan dibangun oleh PT CNE sebagai pihak pengelola selama ini. Desain baru gedung Mall Tatura, saat ini sedang digenjot dan akan dipresentasikan di hadapan DPRD dan Wali Kota Palu dalam waktu dekat ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur PT Citra Nuansa Elok (CNE) M Sandiri Memet, sesuai prinsip pembangunan kembali Mall Tatura, tentunya mengutamakan aspek ketahanan terhadap goncangan gempa. Konstruksi akan dirancang tahan terhadap gempa sampai dengan 7 skala richter (SR).
Terkait hal ini, pihaknya melakukan berbagai uji kelayakan yang diawali dengan uji geolistrik dan Sondir. Geolistrik untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sedangkan Sondir untuk mengukur kedalaman air terdalam dibawah bangunan.
Menyikapi rencana konstruksi tersebut, Dosen Geofisika Fakultas Mipa Universitas Tadulako, Abdullah kepada PaluPoso, Kamis (14/3), mengatakan rencana pembangunan gedung Mall Tatura yang dirancang konstruksinya tahan terhadap gempa sampai dengan 7 SR, sebenarnya telah mengabaikan kekuatan potensi gempa di Palu dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pengamat Kebencanaan Sulteng ini, belajar dari kejadian gempa besar yang telah menimpa Palu dan sekitarnya, magnitudo gempanya di atas 7 SR. Gempa 28 September 2018 belum lama ini misalnya, magnitudonya 7,4 SR. Begitupula gempa 20 Mei 1938, magnitudonya adalah 7,6 SR.
“Jadi harusnya desain bangunan baru Mall Tatura tahan gempa minimal 7,6 SR,” ujarnya.
Kondisi Mall Tatura Palu, di Jalan Monginsidi, Kelurahan Tatura, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dari arah depan yang terlihat hancur hingga lantai atas turun ke lantai dua, Kamis (21/2/2019) Foto: PaluPoso/Andi Lena
Adapun jumlah lantai Mall Tatura yang direncanakan akan bertambah, lima tingkat ke atas dan dua tingkat ke bawah untuk area parkir (basement). Menurut Abdullah, hal itu tidak ada masalah selama tidak menyalahi Perda Kota Palu Tahun 2011 tentang Bangunan. Dalam Perda tersebut pada prinsipnya menyebutkan bahwa bangunan di Kota Palu maksimal 6 lantai.
ADVERTISEMENT
“Jadi, beberapa bangunan hotel di kota Palu sebenarnya telah melanggar Perda ini, saya ikut hadir lalu saat pembahasannya,” katanya.
Hal senada disampaikan Rustan Efendi. Dosen Fisika lulusan S3 Teknik Geofisika ITB ini dihubungi pada Kamis (14/3), mengatakan, kajian tentang layak tidaknya didirikan kembali bagunan Mall Tatura memerlukan penelitian yang akurat, terutama yang berkaitan dengan parameter geoteknik.
Menurut Rustan, sebagaimana kejadian gempa bumi 28 September 2018, pembangunan pembangunan gedung harus memperhitungkan tingkat resiko bencana yang diperkirakan akan terjadi.
Intinya kata Rustan, daya dukung tanah terhadap goncangan gempa minimal magnitudo 7,4 SR. “Satu lagi, yaitu potensi liquefaksi,” ujarnya.
Penulis: Abidin