Peminat Kain Tenun di Kota Palu Melonjak, Ada Hubungannya dengan Elon Musk?

Konten Media Partner
15 November 2022 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batik Bomba Khas Palu. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Batik Bomba Khas Palu. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
CEO Tesla dan Twitter, Elon Musk yang menghadiri acara B20 Summit Indonesia 2022, di Nusa Dua, Bali, secara virtual, pada Senin (14/11), mendadak viral.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, saat diwawancarai oleh CEO Bakrie & Brothers Anindya Bakrie, pemilik baru Twitter itu mengenakan batik Bomba yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Sejarahnya, asal muasal batik Bomba ini sebelumnya ditemukan oleh seorang perempuan yang bernama Marukakuli yang berada di Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, dengan diberi nama Huya Bomba.
Sekitar abad ke-16, Huya Bomba belum menjadi sebuah batik melainkan menjadi sebuah sarung yang dipakai oleh masyarakat pada abad itu.
Kain huya Bomba ini terbuat dari kulit daun bomba dengan motif daun bomba. Namun, saat ini sudah ada berbagai macam motif yang muncul.
Saat ini, huya bomba sudah diproduksi menjadi batik dan pada hari-hari besar batik bomba menjadi pakaian yang wajib karena telah masuk dalam peraturan wali kota (Perwali).
ADVERTISEMENT
Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, didampingi Wakil Wali Kota, dr. Reny A. Lamadjido resmi melaunching Kain Tenun Palu motif Kelor, di ruang rapat Bantaya Balai Kota Palu, Senin (11/07). Foto: Dok. Pemkot Palu
Menurut Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Palu, Husaema, pada 10 Juli 2022 lalu, pihaknya telah melakukan pencanangan penggunaan tenun motif Kelor di Kota Palu.
Seiring waktu, menyebabkan tingginya minat konsumen untuk menggunakan tenun tersebut.
"Melihat perkembangan ini, Pemerintah Kota Palu tergerak untuk menciptakan motif baru yang lebih memiliki histori, maka  diadakanlah kegiatan kajian pengembangan tenun Palu (desain dan HaKI motif tenun Raja dan Tadulako)," kata Husaema dalam acara pembukaan Seminar Akhir Kajian Pengembangan Motif Tenun Kota Palu, yang berlangsung di Aula BPPIP Sulawesi Tengah, Kota Palu, Selasa (15/11).
Ia juga mengatakan, motif kriyawastra masyarakat Kaili di lembah Palu semakin diminati baik oleh masyarakat Kota Palu maupun wisatawan lokal yang berkunjung ke Kota Palu.
ADVERTISEMENT
"Sehingga perlu diadakan inventarisasi maupun penentuan jenis dan nama motif khas di lembah Palu," katanya.
Ia mengungkapkan, pada tahun 2021 melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palu sebagai penginisiasi kegiatan pengembangan tenun Palu motif kelor terbitlah surat pencatatan ciptaan HaKI (Hak atas  Kekayaan Intelektual) atas 16 (enam belas motif) tenun ikat Kota Palu motif  Kelor. *(Ala)
Adv