news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengakuan Keluarga Korban 8 Jenazah yang Ditemukan di Petobo Palu

Konten Media Partner
17 Juni 2019 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Proses penggalian jasad korban likuefaksi di lorong Dewi Sartika III Perumahan Bumi Indah Permai, Kelurahan Petobo, Kota Palu, Senin (17/6). Foto: Istimewa
Sulaman Mian (40 tahun) merupakan kepala keluarga dari jasad korban likuefaksi Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, yang berhasil dievakuasi, Minggu (16/6). Proses evakuasi jenazah keluarga besar Sulaiman Main berlangsung hingga Senin (17/6). Sejak ditemukan warga yang sedang menggali rongsokan, Minggu siang (16/6), baru lima diantara yang berhasil dievakuasi.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan upaya untuk mengangkat seluruh jenazah dari tumpukan lumpur dan runtuhan material bangunan di kedalaman sekira tiga meter, akhirnya Senin siang (17/6), delapan kerangka jenazah yang merupakan keluarga besar Sulaiman Main berhasil diangkat.
Diantara jenazah masih ada ciri-ciri pakaian yang biasa dikenakan oleh korban sehingga keluarga korban bisa langsung mengenali mereka. Bahkan, banyak tetangga korban yang langsung mengenali bahwa 8 jasad tersebut adalah keluarga besar Sulaiman Main, seorang karyawan di BNI Cabang Palu.
Dari pengakuan Sulaiman Main di lokasi penggalian jasad korban likuefaksi di lorong Dewi Sartika III Perumahan Bumi Indah Permai, Kelurahan Petobo, Kota Palu, Senin (17/6), memastikan bahwa delapan jasad berupa tulang-belulang merupakan keluarganya yang tinggal dalam satu rumah di Kelurahan Petobo. Terdiri dari dua anak bayi kembar prianya usia sembilan bulan. Ibu mertua, adik kandung ibu mertua, ibunya ibu mertua, dan tiga orang iparnya. Satu sosok jenazah lain ia pastikan adalah adik iparnya. Yang saat ditemukan masih mengenakan celana panjang dengan sebuah handphone.
ADVERTISEMENT
Hal itu dibuktikan dari temuan handphone yang berada di lokasi penggalian, rekaman CCTV serta keterangan saksi hidup yang melihat kedelapan anggota keluarganya saat ditelan likuefaksi.
Menurut Sulaiman, setelah diidentifikasi ciri-ciri delapan jasad dan handphone yang ditemukan di lokasi evakuasi, ternyata milik keluarga besarnya.
" Setelah melihat handphone dan ciri-ciri lainya seperti baju yang membungkus tulang belulang, mereka merupakan keluarga saya yang tinggal dalam satu rumah. Selain itu juga kartu sim yang ada di handphone itu, nomor kontaknya berisikan nomor keluarga saya semua, " ujarnya.
Selain itu, berdasarkan CCTV yang berhasil diambilnya dari sisa puing bangunan rumahnya, memperlihatkan pada saat gempa terjadi, semua keluarganya berlarian ke luar pagar rumah.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat dari rekaman akhir CCTV yang ada di rumah, dua anak kembar saya dan keluarga berlarian ke luar pagar rumah. Anak saya dalam gendongan mereka, " katanya.
Suasana para warga dan petugas BNPB akan melakukan proses evakuasi delapan jasad korban likuefaksi di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Senin (17/6). Foto: Istimewa
Keyakinanya tersebut juga berdasarkan dari pengakuan tetangganya yang berhasil selamat pada saat likuefaksi terjadi. Diungkapkannya, saat gempa bumi, tetangganya tersebut melihat keluarganya telah berada di luar rumah.
"Menurut tetangga saya yang selamat saat likuefaksi, dua anak kembar saya dan keluarga telah berada di persimpangan Jalan Tabaro, namun setelah itu lumpur menenggelamkan mereka," katanya.
Diceritakan Sulaiman, pada saat gempabumi, ia masih berada di kantor Bank BRI Jalan Mohamad Yamin Palu.
"Setelah gempabumi, sekitar pukul 18.30, saya bergegas menuju ke rumah saya di Kelurahan Petobo. Saya juga belum tahu jika di wilayah kediaman saya telah terjadi likuefaksi, " ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah tiba di seputaran Kelurahan Petobo, ia dihentikan oleh warga dan aparat kepolisian. Mereka mengatakan bahwa wilayah tersebut telah dipenuhi lumpur.
Usai memarkir kendaraannya, ia kemudian bersama warga lainnya mencoba memasuki lokasi likuefaksi, untuk mencari keberadaan keluarganya. Namun karena banyaknya lumpur yang labil, ditambah keadaan gelap, dia tidak berhasil mencapai rumahnya.
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, setelah berusaha mencari jalan masuk ke lokasi rumah, tapi tidak bisa karena banyak lumpur dan keadaan gelap gulita," katanya.
Setelah mengetahui jasad keluarganya berhasil ditemukan, meskipun hanya tersisa tulang-belulang, namun Sulaiman Mian sedikitinya bisa melihat mereka. Saat ini yang tersisa dari keluarganya hanya dia dan mertua laki-lakinya.
"Saat ini hanya saya dan mertua laki-laki yang masih hidup. Karena saat kejadian, mertua saya berada di Jono Oge, Kabupaten Sigi. Saat ini juga dia sedang menuju kemari dari Parigi, Kabupaten Parimo. Jenazah mereka telah dikuburkan kemarin di Petobo atas," katanya.
ADVERTISEMENT
Di tempat yang sama, Kabid Kedaruratan BPBD Palu, Bambang Sabarsyah, menjelaskan bahwa pada hari Minggu (16/6), ada laporan warga yang melakukan penggalian barang bekas di lokasi likuefaksi Kelurahan Petobo. Tepatnya seputaran Kompleks Perumahan Bumi Indah Permai, bahwa mereka menemukan jasad manusia.
Menyikapi laporan tersebut, bersama Damkar mereka melakukan penggalian dan menemukan delapan jenazah di lokasi tersebut.
" Delapan jenazah berupa tulang-belulang manusia yang berhasil kami angkat, merupakan satu keluarga. Setelah ditemukan handphone dan nomornya berisikan daftar nama-nama keluarga korban. Salah satunya adalah Sulaiman Mian, kelurga korban yang bekerja pada Bank BRI cabang Palu, mengakui bahwa memang kelurganya yang tinggal satu rumah, " ujarnya.